Aplikator Ojek Online Diminta buat SOP Pencegahan Pelecehan Seksual
A
A
A
JAKARTA - Aplikator transportasi online diminta membuat standar operasional prosedur (SOP) pencegahan penanganan kasus pelecehan seksual terhadap konsumen perempuan. Pasalnya, kasus pelecehan seksual terhadap penumpang wanita ojek online kembali terjadi.
Kali ini pelecehan tersebut diungkap akun Instagram dearcatcallers.id yang konsern memberikan ruang bersuara melawan kekerasan seksual. Pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami pelanggan Grab-Bike berinisial ‘P’ itu pertama kali dibagikan akun dearcatcallers.id baru-baru ini.
Akun instagram itu menyebutkan bahwa mitra pengemudi yang diketahui memiliki nama akun, MH telah mencoba melakukan pelecehan seksual kepada P. “Saat di perjalanan, driver ini berusaha mengelus paha P. sambil ketakutan, P menangkis tangan driver. Saat driver akan mengulangi lagi mau menyentuh pahanya, dia langsung cepat merekam video sebagai barang bukti,” demikian tulis dearcatcallers.id.
Namun lebih lanjut, akun itu juga menuliskan jika tindakan mitra pengemudi Grab itu telah dilaporkan korban kepada pihak Grab. Grab bahkan juga telah merespons dengan akan mengenakan sanksi sesuai kode etik yang berlaku di perusahaan transportasi daring asal Malaysia itu.
Akun dearcatcollers.id ini memang kerap membagikan pengalaman buruk yang dialami konsumen perempuan ketika menggunakan layanan ojek online. Menanggapi hal ini, Pendiri Komunitas PerEMPUan, komunitas pemerhati pelecehan seksual di transportasi urban, Rika Rosvianti mengatakan, promo tarif murah bisa dijadikan alasan mitra pengemudi untuk mengemudikan kendaraannya secara ugal-ugalan ataupun bahkan mengantar penumpang tidak sampai tujuan.
Dia melanjutkan, terdapat pergeseran pandangan terkait tindakan pelecehan yang umumnya dialami perempuan pengguna transportasi urban sebagaiman dibuktikan dalam survei yang dilakukan komunitas itu. “Jika dulu tindakan pelecehan itu diasumsikan karena perempuan menggunakan pakaian terbuka, ternyata tidak lagi. Survei membuktikan justru tindakan pelecehan dialami mereka yang menggunakan pakaian tertutup,” kata Rika Rosvianti.
Rika mengimbau aplikator transportasi online untuk membuat SOP pencegahan penanganan kasus pelecehan seksual, dengan memberikan pelatihan sejak awal mitra direkrut. Kemudian, mereka juga harus membuat sistem notifikasi bila ada pelanggan atau driver yang melakukan pelecehan seksual melalui sistem aplikasinya.( Survei KKI: Empat Angkutan Umum Ini Jadi Primadona Kaum Urban )
Sementara itu, pihak GrabIndonesia diketahui telah mengonfirmasi mengenai adanya laporan tindak pelecehan seksualyang dilakukan oleh salah satu mitranya, dan meminta maaf atas tindakan pelaku."Hi, semuanya. Laporan ini sdh ditangani oleh tim Grab ya dan Mitra Pengemudi sudah ditindak tegas dgn pembekuan akun juga kode etik yg berlaku. Mohon maaf jadi bikin temen-temen gak nyaman ya," tulis akun Instagram Grab Indonesia dalam kolom komentar unggahan tersebut.
Sebelumnya, Survei oleh KKI menunjukkan berdasarkan risiko keamanan, konsumen perempuan lebih rentan mengalami berbagai tindak kekerasan, pelecehan, kehilangan maupun kecelakaan. Eksposur tertinggi terhadap risiko keamanan yang dialami konsumen perempuan adalah terhadap risiko kecelakaan, di mana pengguna layanan Grab-Bike mengaku lebih banyak mengalami risiko kecelakaan, yaitu mencapai 6,1% daripada eksposur risiko serupa yang dialami pengguna layanan Go-Ride, yakni 4,8%.
Demikian pula pada layanan taksi online, konsumen perempuan pengguna layanan Grab-Car mengalami tingkat kecelakaan lebih tinggi, yaitu 2,6% daripada pengguna layanan Go-Car, yang mencapai 1,4%. Terlebih, pada layanan taksi online, tingkat risiko pelecehan yang dialami responden pengguna layanan Grab-Car juga tercatat lebih tinggi, yaitu 2,2% dibandingkan pengguna layanan Go-Car, yang mencapai 1,4%.
Kali ini pelecehan tersebut diungkap akun Instagram dearcatcallers.id yang konsern memberikan ruang bersuara melawan kekerasan seksual. Pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami pelanggan Grab-Bike berinisial ‘P’ itu pertama kali dibagikan akun dearcatcallers.id baru-baru ini.
Akun instagram itu menyebutkan bahwa mitra pengemudi yang diketahui memiliki nama akun, MH telah mencoba melakukan pelecehan seksual kepada P. “Saat di perjalanan, driver ini berusaha mengelus paha P. sambil ketakutan, P menangkis tangan driver. Saat driver akan mengulangi lagi mau menyentuh pahanya, dia langsung cepat merekam video sebagai barang bukti,” demikian tulis dearcatcallers.id.
Namun lebih lanjut, akun itu juga menuliskan jika tindakan mitra pengemudi Grab itu telah dilaporkan korban kepada pihak Grab. Grab bahkan juga telah merespons dengan akan mengenakan sanksi sesuai kode etik yang berlaku di perusahaan transportasi daring asal Malaysia itu.
Akun dearcatcollers.id ini memang kerap membagikan pengalaman buruk yang dialami konsumen perempuan ketika menggunakan layanan ojek online. Menanggapi hal ini, Pendiri Komunitas PerEMPUan, komunitas pemerhati pelecehan seksual di transportasi urban, Rika Rosvianti mengatakan, promo tarif murah bisa dijadikan alasan mitra pengemudi untuk mengemudikan kendaraannya secara ugal-ugalan ataupun bahkan mengantar penumpang tidak sampai tujuan.
Dia melanjutkan, terdapat pergeseran pandangan terkait tindakan pelecehan yang umumnya dialami perempuan pengguna transportasi urban sebagaiman dibuktikan dalam survei yang dilakukan komunitas itu. “Jika dulu tindakan pelecehan itu diasumsikan karena perempuan menggunakan pakaian terbuka, ternyata tidak lagi. Survei membuktikan justru tindakan pelecehan dialami mereka yang menggunakan pakaian tertutup,” kata Rika Rosvianti.
Rika mengimbau aplikator transportasi online untuk membuat SOP pencegahan penanganan kasus pelecehan seksual, dengan memberikan pelatihan sejak awal mitra direkrut. Kemudian, mereka juga harus membuat sistem notifikasi bila ada pelanggan atau driver yang melakukan pelecehan seksual melalui sistem aplikasinya.( Survei KKI: Empat Angkutan Umum Ini Jadi Primadona Kaum Urban )
Sementara itu, pihak GrabIndonesia diketahui telah mengonfirmasi mengenai adanya laporan tindak pelecehan seksualyang dilakukan oleh salah satu mitranya, dan meminta maaf atas tindakan pelaku."Hi, semuanya. Laporan ini sdh ditangani oleh tim Grab ya dan Mitra Pengemudi sudah ditindak tegas dgn pembekuan akun juga kode etik yg berlaku. Mohon maaf jadi bikin temen-temen gak nyaman ya," tulis akun Instagram Grab Indonesia dalam kolom komentar unggahan tersebut.
Sebelumnya, Survei oleh KKI menunjukkan berdasarkan risiko keamanan, konsumen perempuan lebih rentan mengalami berbagai tindak kekerasan, pelecehan, kehilangan maupun kecelakaan. Eksposur tertinggi terhadap risiko keamanan yang dialami konsumen perempuan adalah terhadap risiko kecelakaan, di mana pengguna layanan Grab-Bike mengaku lebih banyak mengalami risiko kecelakaan, yaitu mencapai 6,1% daripada eksposur risiko serupa yang dialami pengguna layanan Go-Ride, yakni 4,8%.
Demikian pula pada layanan taksi online, konsumen perempuan pengguna layanan Grab-Car mengalami tingkat kecelakaan lebih tinggi, yaitu 2,6% daripada pengguna layanan Go-Car, yang mencapai 1,4%. Terlebih, pada layanan taksi online, tingkat risiko pelecehan yang dialami responden pengguna layanan Grab-Car juga tercatat lebih tinggi, yaitu 2,2% dibandingkan pengguna layanan Go-Car, yang mencapai 1,4%.
(whb)