Pemkot Dorong Pembuatan Buku Sejarah Depok
A
A
A
DEPOK - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengajak Komunitas Orang-Orang Depok (KOOD) menuliskan sejarah Depok menggunakan bahasa Betawi Depok.
Selain meningkatkan literasi juga menjaga kelestarian bahasa khas Depok kepada generasi muda. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi referensi kita, khususnya anak cucu terkait suasana Depok pada zaman dulu. Kalau bisa di masing-masing wilayah sehingga ceritanya bisa lebih lengkap,” kata Pradi.
Dia mencontohkan, KOOD bisa membuat buku yang mengisahkan asal-usul wilayah Pancoran Mas. Selain diceritakan tentang kondisi alamnya, akan lebih bagus apabila disertai dengan informasi terkait sosial kultur di wilayah itu.
“Buku tersebut akan menjadi unik karena ditulis dengan bahasa Betawi khas Depok. Jadi informasinya dapat, sekaligus menjaga kelestarian bahasa asli,” tuturnya.
Pradi menambahkan, kearifan lokal Depok patut dilestarikan, salah satunya Lebaran Depok. Dengan demikian, generasi muda dapat terus mengetahui budaya yang dimiliki Depok.
“Lebaran Depok adalah bukti bahwa seluruh warga dapat mencintai kebudayaannya. Semakin berkem bang zaman tidak melunturkan kearifan lokal yang Depok miliki,” ungkapnya.Menurut dia, Lebaran Depok yang diinisiasi oleh KOOD harus terus berkembang. Bahkan kata dia, kegiatan ini dapat dikolaborasikan dengan berbagai macam kebudayaan lain dan menjadi agenda pemerintah ke depan.
“Depok ini juga multikultural. Tentu ko labo rasi terkait kebudayaan ini akan menambah kecintaan kita terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia,” tukasnya.
Dia menambahkan, Lebaran Depok adalah warisan orang tua terdahulu, dalam mencapai itu, perlu proses panjang dan lama. Sepanjang tidak bertentangan dengan norma hukum dan nilai agama, maka patut terus dijaga dan dilestarikan.
“Pemerintah bersama masyarakat saling peduli dengan nilai kebudayaan. Pembangunan dan pelestarian kebudayaan ten tu akan menghasilkan pembangunan yang baik,” tutupnya. Ketua Umum KOOD Ahmad Dahlan menyambut positif dan melihat saran itu sebagai sesuatu yang penting.
Pasalnya, dengan dibukukannya sejarah Depok, diharapkan generasi muda dapat mengenal Depok secara utuh.
“Depok ini kaya nilai sejarah, seperti situs Kramat Beji atau Sumur Bandung Cimanggis. Demi merealisasikan usulan ini, kami akan bentuk tim khusus yang tugasnya menyusun dan mencari informasi, baik dari arsip maupun cerita dari saksi sejarah,” katanya. (R Ratna Purnama)
Selain meningkatkan literasi juga menjaga kelestarian bahasa khas Depok kepada generasi muda. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi referensi kita, khususnya anak cucu terkait suasana Depok pada zaman dulu. Kalau bisa di masing-masing wilayah sehingga ceritanya bisa lebih lengkap,” kata Pradi.
Dia mencontohkan, KOOD bisa membuat buku yang mengisahkan asal-usul wilayah Pancoran Mas. Selain diceritakan tentang kondisi alamnya, akan lebih bagus apabila disertai dengan informasi terkait sosial kultur di wilayah itu.
“Buku tersebut akan menjadi unik karena ditulis dengan bahasa Betawi khas Depok. Jadi informasinya dapat, sekaligus menjaga kelestarian bahasa asli,” tuturnya.
Pradi menambahkan, kearifan lokal Depok patut dilestarikan, salah satunya Lebaran Depok. Dengan demikian, generasi muda dapat terus mengetahui budaya yang dimiliki Depok.
“Lebaran Depok adalah bukti bahwa seluruh warga dapat mencintai kebudayaannya. Semakin berkem bang zaman tidak melunturkan kearifan lokal yang Depok miliki,” ungkapnya.Menurut dia, Lebaran Depok yang diinisiasi oleh KOOD harus terus berkembang. Bahkan kata dia, kegiatan ini dapat dikolaborasikan dengan berbagai macam kebudayaan lain dan menjadi agenda pemerintah ke depan.
“Depok ini juga multikultural. Tentu ko labo rasi terkait kebudayaan ini akan menambah kecintaan kita terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia,” tukasnya.
Dia menambahkan, Lebaran Depok adalah warisan orang tua terdahulu, dalam mencapai itu, perlu proses panjang dan lama. Sepanjang tidak bertentangan dengan norma hukum dan nilai agama, maka patut terus dijaga dan dilestarikan.
“Pemerintah bersama masyarakat saling peduli dengan nilai kebudayaan. Pembangunan dan pelestarian kebudayaan ten tu akan menghasilkan pembangunan yang baik,” tutupnya. Ketua Umum KOOD Ahmad Dahlan menyambut positif dan melihat saran itu sebagai sesuatu yang penting.
Pasalnya, dengan dibukukannya sejarah Depok, diharapkan generasi muda dapat mengenal Depok secara utuh.
“Depok ini kaya nilai sejarah, seperti situs Kramat Beji atau Sumur Bandung Cimanggis. Demi merealisasikan usulan ini, kami akan bentuk tim khusus yang tugasnya menyusun dan mencari informasi, baik dari arsip maupun cerita dari saksi sejarah,” katanya. (R Ratna Purnama)
(nfl)