PDIP DPRD DKI Sebut Seni Bambu Getah Getih Mubazir
A
A
A
JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono, menilai bahwa pembuatan dan pemasangan karya seni Getih Getah oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) mubazir karena belum genap satu tahun sudah dibongkar. Seni bambu buatan seniman Joko Avianto tersebut nilainya Rp550 juta.
Pemasangan karya seni unik tersebut untuk mempercantik kawasan Bundaran HI pasca Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran HI di robohkan dalam rangka menyambut pagelaran Asian Games 2018.
"Yang pertama mubazir, yang kedua dulu kan pernah kita pertanyakan katanya kan tahan lama. Karena ada dia punya alat untuk bisa membuat bambu tahan lama gitu loh. Itu awal yang kita denger sperti itu," kata Gembong dikonfirmasi wartawan, Jumat (19/7/2019).
Getih-Getah sendiri diresmikan oleh Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018. Dengan demikian belum genap satu tahun pada dilakukan pembongkaran oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Rabu 17 Juli 2019 malam.
"Tapi itu karena barang seni, maka waktu itu oke saja kita apresiasi. Tapi kalau faktanya sekarang sudah dibongkar artinya fakta apa yang sekarang disampaikan tidak sesuai," tambahnya.
DPRD DKI Jakarta sangat mendukung Anies yang ingin memberikan ruang lebih bagi seniman di Jakarta. Namun kata Gembong, harus lebih hati-hati dalam mengeluarkan anggaran jangan sampai mubazir karena anggaran juga berasal dari uang rakyat yang harus sesuai penggunaannya.
"Sudah pasti (penggunaan anggaran), itu harus hati-hati kan duit rakyat tidak sedikit. Bahwa saat itu kita berikan apresiasi kepada gubernur untuk menghidupkan kreatifitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta ya tapi harus proporsional," ucap tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif meminta kepada masyarakt untuk tidak menyalahkan Gubernur DKI Anies Baswedan terkait perobohan instalasi getah getih yang menelan biaya mencapai Rp550 juta itu.
"Gerindra meminta yang merencanakan itu bertanggung jawab menjelaskan kepada publik. Jangan semua masalah itu ditimpakan kepada gubernur ya," kata Syarif saat dihubungi.
Pemasangan karya seni unik tersebut untuk mempercantik kawasan Bundaran HI pasca Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran HI di robohkan dalam rangka menyambut pagelaran Asian Games 2018.
"Yang pertama mubazir, yang kedua dulu kan pernah kita pertanyakan katanya kan tahan lama. Karena ada dia punya alat untuk bisa membuat bambu tahan lama gitu loh. Itu awal yang kita denger sperti itu," kata Gembong dikonfirmasi wartawan, Jumat (19/7/2019).
Getih-Getah sendiri diresmikan oleh Anies Baswedan pada 16 Agustus 2018. Dengan demikian belum genap satu tahun pada dilakukan pembongkaran oleh Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Rabu 17 Juli 2019 malam.
"Tapi itu karena barang seni, maka waktu itu oke saja kita apresiasi. Tapi kalau faktanya sekarang sudah dibongkar artinya fakta apa yang sekarang disampaikan tidak sesuai," tambahnya.
DPRD DKI Jakarta sangat mendukung Anies yang ingin memberikan ruang lebih bagi seniman di Jakarta. Namun kata Gembong, harus lebih hati-hati dalam mengeluarkan anggaran jangan sampai mubazir karena anggaran juga berasal dari uang rakyat yang harus sesuai penggunaannya.
"Sudah pasti (penggunaan anggaran), itu harus hati-hati kan duit rakyat tidak sedikit. Bahwa saat itu kita berikan apresiasi kepada gubernur untuk menghidupkan kreatifitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta ya tapi harus proporsional," ucap tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif meminta kepada masyarakt untuk tidak menyalahkan Gubernur DKI Anies Baswedan terkait perobohan instalasi getah getih yang menelan biaya mencapai Rp550 juta itu.
"Gerindra meminta yang merencanakan itu bertanggung jawab menjelaskan kepada publik. Jangan semua masalah itu ditimpakan kepada gubernur ya," kata Syarif saat dihubungi.
(ysw)