Rakornas 2019 di Riau, Ini Empat Rekomendasi IMM DKI
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar rapat koordiansi nasional (Rakornas) di Pekanbaru, Riau, sejak 3 hingga 6 Juli 2019. Dalam Rakornas itu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM DKI Jakarta mengusulkan empat poin rekomendasi dalam rapat tersebut.
Empat poin rekomendasi tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta, M Huda Prayoga saat sesi penyampaian pandangan masing-masing perwakilan provinsi IMM di Rakornas. Pertama, menurut Huda, peningkatan literasi kader IMM harus menjadi prioritas organisasi ke depan.
"Intelektualitas sebagai kompetensi dasar kader IMM tentu harus membudaya dan salah satu upayanya melalui peningkatan literasi kader. Literasi merupakan salah satu cerminan intelektualitas kader. Oleh karenanya, mendorong agar dilakukannya peningkatan literasi kader menjadi langkah startegis yang sangat penting dan prioritas untuk dilakukan, lebih khusus di tengah semburan hoaks di tubuh bangsa kita saat ini," kata Huda dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Sabtu (6/7/2019).
Kedua, lanjut Huda, internasionalisasi Islam Wasathiyah juga diharapkan menjadi salah satu agenda IMM ke depan.
"Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kami melihat Islam Wasathiyah Indonesia yang direpresentasikan Muhammadiyah layak untuk disyiarkan ke dunia internasional. Kami melihat cabang-cabang istimewa Muhammadiyah di luar negeri masih beranggotakan warga Muhammadiyah dari Indonesia yg sedang studi atau berpindah ke luar sana, kami berharap IMM juga bisa ambil bagian, tentunya dengan bimbingan Ayahanda untuk mengsyiarkan Islam Wasathiyah di luar negeri," terang Huda.
Ketiga, kata Huda, IMM harus mulai memikirkan untuk merumuskan pengkaderan politik.
"Di banyak daerah, kami melihat masih banyak kader yang cenderung acuh tak acuh dan apatis terhadap politik, kami berpandangan, mungkin itu yang menjadi salah satu penyebab masih minimnya representasi kader IMM di pentas kebangsaan nasional," lanjut Huda.
Keempat, tambah Huda, IMM harus mulai mengembangkan cara fundraising digital untuk menambah daya kemandirian kader.
"Saat ini, kami melihat kian maraknya publik figur yang menjadikan media sosial seperti YouTube, Instagram dan lainnya sebagai salah satu sumber penghasilan mereka, kami berpandangan dengan sumber daya kader IMM yang tersebar di seluruh tanah air, model fundraising seperti ini perlu dikembangkan sebagai bentuk respon era digital dan menambah kemandirian kader," jelas Huda.
Empat poin rekomendasi tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta, M Huda Prayoga saat sesi penyampaian pandangan masing-masing perwakilan provinsi IMM di Rakornas. Pertama, menurut Huda, peningkatan literasi kader IMM harus menjadi prioritas organisasi ke depan.
"Intelektualitas sebagai kompetensi dasar kader IMM tentu harus membudaya dan salah satu upayanya melalui peningkatan literasi kader. Literasi merupakan salah satu cerminan intelektualitas kader. Oleh karenanya, mendorong agar dilakukannya peningkatan literasi kader menjadi langkah startegis yang sangat penting dan prioritas untuk dilakukan, lebih khusus di tengah semburan hoaks di tubuh bangsa kita saat ini," kata Huda dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Sabtu (6/7/2019).
Kedua, lanjut Huda, internasionalisasi Islam Wasathiyah juga diharapkan menjadi salah satu agenda IMM ke depan.
"Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kami melihat Islam Wasathiyah Indonesia yang direpresentasikan Muhammadiyah layak untuk disyiarkan ke dunia internasional. Kami melihat cabang-cabang istimewa Muhammadiyah di luar negeri masih beranggotakan warga Muhammadiyah dari Indonesia yg sedang studi atau berpindah ke luar sana, kami berharap IMM juga bisa ambil bagian, tentunya dengan bimbingan Ayahanda untuk mengsyiarkan Islam Wasathiyah di luar negeri," terang Huda.
Ketiga, kata Huda, IMM harus mulai memikirkan untuk merumuskan pengkaderan politik.
"Di banyak daerah, kami melihat masih banyak kader yang cenderung acuh tak acuh dan apatis terhadap politik, kami berpandangan, mungkin itu yang menjadi salah satu penyebab masih minimnya representasi kader IMM di pentas kebangsaan nasional," lanjut Huda.
Keempat, tambah Huda, IMM harus mulai mengembangkan cara fundraising digital untuk menambah daya kemandirian kader.
"Saat ini, kami melihat kian maraknya publik figur yang menjadikan media sosial seperti YouTube, Instagram dan lainnya sebagai salah satu sumber penghasilan mereka, kami berpandangan dengan sumber daya kader IMM yang tersebar di seluruh tanah air, model fundraising seperti ini perlu dikembangkan sebagai bentuk respon era digital dan menambah kemandirian kader," jelas Huda.
(mhd)