49 Dosen IKJ Gelar Pameran Bertema Birokrasi
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 49 seniman pengajar Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (FSR IKJ) menggelar pameran seni dengan tajuk Menjelajah Karya di Dalam dan di Luar Birokrasi.
Rektor IKJ, Seno Gumira Ajidarma mengatakan, pameran yang berlangsung sejak 22 hingga 29 Juni 2019 ini sebagai bentuk peneguhan eksistensi para dosen IKJ yang juga aktif sebagai seniman. Rektor yang juga lebih dikenal dengan penulis ini berharap, melalui pameran ini maka para seniman pengajar ini pun akan terus berkarya dan juga terus mengikuti perkembangan seni.
"Kerja seni dalam bingkai birokrasi ini adalah sebuah tantangan. Tema ini diambil sebagai satu upaya persiapan bagi civitas akademi di IKJ untuk terus menghadapi jejak birokrasi yang kini lebih baik. Seniman harus berani menghadapi apa saja, termasuk birokrasi,’’ katanya disela pameran pada Senin, 24 Juni 2019.
Ke-49 seniman pengajar FSR IKJ yang ikut dalam pameran ini adalah Agoes Salim, Ang Che Che,Anindyo Widito, Arryadian, Bambang Tri Rahadian, Boedhatmaka Darsono, Budi P.M. Tobing, Indah Tjahjawulan , Iwan Gunawan, Jimmy Ivan S, Kefas Sendy Wong, Kris Wardhana, Lily Wijayanti, Lucky Wijayanti, Danny Yuwanda, Mangesti Rahayu, Deny Rusanto, Oky Arfie Hutabarat, Nicholas Wila Adi, Dianthus Louisa Pattiasina, Rahayu Pratiwi, Dick Syahrir, Rangga Samiaji Rinjani, Dionisius Bowo, Rasuardie, Dita Rachma Sari, Saut Irianto Manik, Dolorosa Sinaga, Siti Indriani Chaerunissa,.
Selain itu juga ada Ehwan Kurniawan, Siti Turmini Kusniah, Erlien Yudianti, Sri Riswanti HS, Egi Sae, Sukamto, Fabianus H. Koesoemadinata, Tantio Adjie Aryanto, Fachriza Jayadimansyah, Tirto Andayanto M.R, Firman Lie, Toeke Istoetiati, . Guntur Wibowo, Tri Aru Wiratno, Hafid Alibasyah, Tri Wahyuni Hidayati, Hafizh Al Fikri, Wagiono Sunarto, Hilman Syafriadi, Walid Syarthowi Basmalah. Seniman pengajar ini berasal dari berbagai latar belakang jurusan seni rupa seperti seni murni, kriya, desain mode, desain interior dan desain komunikasi visual. Para seniman menggunakan ragam media dan tema berkarya yang sesuai dengan bidang masing-masing.
Seno menambahkan, tema itu diambil sebagai satu upaya persiapan bagi civitas akademi di IKJ untuk terus menghadapi jejak birokrasi yang lebih baik. Menurut dia, seniman harus berani menghadapi apa saja, termasuk birokrasi. Apalagi sebagai seniman yang juga pengajar, lanjut dia, acapkali dibebani dengan berbagai tugas tambahan di luar berkesenian.
Curator dan dosen desain komunikasi visual IKJ, Cecil Maryani menjelaskan, seniman pengajar baik itu yang berstatus guru dan dosen memiliki kondisi dan langgam khas dalam hasil pemikiran dan karyanya. Langgam ini dihadirkan dari sosialitas almamater para pengajar, peran kerja antara mengajar dan berkarya. ‘’Langgam ini hadir pula dari praktek yang bersinggungan di ruang ambang antara pengetahuan estetik yang menubuh, serta dari sensibilitas tanggung jawab terhadap pendidikan dan produksi pengetahuan masyarakat,’’ ujarnya.
Rektor IKJ, Seno Gumira Ajidarma mengatakan, pameran yang berlangsung sejak 22 hingga 29 Juni 2019 ini sebagai bentuk peneguhan eksistensi para dosen IKJ yang juga aktif sebagai seniman. Rektor yang juga lebih dikenal dengan penulis ini berharap, melalui pameran ini maka para seniman pengajar ini pun akan terus berkarya dan juga terus mengikuti perkembangan seni.
"Kerja seni dalam bingkai birokrasi ini adalah sebuah tantangan. Tema ini diambil sebagai satu upaya persiapan bagi civitas akademi di IKJ untuk terus menghadapi jejak birokrasi yang kini lebih baik. Seniman harus berani menghadapi apa saja, termasuk birokrasi,’’ katanya disela pameran pada Senin, 24 Juni 2019.
Ke-49 seniman pengajar FSR IKJ yang ikut dalam pameran ini adalah Agoes Salim, Ang Che Che,Anindyo Widito, Arryadian, Bambang Tri Rahadian, Boedhatmaka Darsono, Budi P.M. Tobing, Indah Tjahjawulan , Iwan Gunawan, Jimmy Ivan S, Kefas Sendy Wong, Kris Wardhana, Lily Wijayanti, Lucky Wijayanti, Danny Yuwanda, Mangesti Rahayu, Deny Rusanto, Oky Arfie Hutabarat, Nicholas Wila Adi, Dianthus Louisa Pattiasina, Rahayu Pratiwi, Dick Syahrir, Rangga Samiaji Rinjani, Dionisius Bowo, Rasuardie, Dita Rachma Sari, Saut Irianto Manik, Dolorosa Sinaga, Siti Indriani Chaerunissa,.
Selain itu juga ada Ehwan Kurniawan, Siti Turmini Kusniah, Erlien Yudianti, Sri Riswanti HS, Egi Sae, Sukamto, Fabianus H. Koesoemadinata, Tantio Adjie Aryanto, Fachriza Jayadimansyah, Tirto Andayanto M.R, Firman Lie, Toeke Istoetiati, . Guntur Wibowo, Tri Aru Wiratno, Hafid Alibasyah, Tri Wahyuni Hidayati, Hafizh Al Fikri, Wagiono Sunarto, Hilman Syafriadi, Walid Syarthowi Basmalah. Seniman pengajar ini berasal dari berbagai latar belakang jurusan seni rupa seperti seni murni, kriya, desain mode, desain interior dan desain komunikasi visual. Para seniman menggunakan ragam media dan tema berkarya yang sesuai dengan bidang masing-masing.
Seno menambahkan, tema itu diambil sebagai satu upaya persiapan bagi civitas akademi di IKJ untuk terus menghadapi jejak birokrasi yang lebih baik. Menurut dia, seniman harus berani menghadapi apa saja, termasuk birokrasi. Apalagi sebagai seniman yang juga pengajar, lanjut dia, acapkali dibebani dengan berbagai tugas tambahan di luar berkesenian.
Curator dan dosen desain komunikasi visual IKJ, Cecil Maryani menjelaskan, seniman pengajar baik itu yang berstatus guru dan dosen memiliki kondisi dan langgam khas dalam hasil pemikiran dan karyanya. Langgam ini dihadirkan dari sosialitas almamater para pengajar, peran kerja antara mengajar dan berkarya. ‘’Langgam ini hadir pula dari praktek yang bersinggungan di ruang ambang antara pengetahuan estetik yang menubuh, serta dari sensibilitas tanggung jawab terhadap pendidikan dan produksi pengetahuan masyarakat,’’ ujarnya.
(whb)