Bima Arya Tak Larang Pendatang Baru Masuk Kota Bogor
A
A
A
BOGOR - Pemkot Bogor tidak melarang pendatang baru masuk Kota Hujan pasca Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah/2019. Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan, Kota Bogor merupakan kota yang terbuka untuk umum, bukan hanya asli warga Kota Hujan saja.
"Jelas kami tidak mungkin melarang warga luar untuk datang ke Bogor. Itu hak asasi, Kota Bogor terbuka untuk semua," ujarnya, Minggu (9/6/2019).
Bahkan, pihaknya sudah memiliki proyeksi pertumbuhan penduduk ke depan dan sudah diantisipasi melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Jadi kita harus terbuka dan siap dengan kedatangan rombongan pulang mudik," ucapnya.
Kendati tak melarang, pihaknya meminta jajarannya untuk memastikan pendatang tersebut datang ke Bogor sesuai aturan. Para pendatang harus lapor dan memberikan identitasnya kepada aparatur wilayah, minimal kepada RT, RW, dan tetangga sekitar.
"Yang jelas peran kita memastikan mereka ikut aturan. Kalau usaha ya usaha yang halal, dan jangan melanggar perda. Pendatang juga harus bisa membawa diri, lapor ke aparatur wilayah, dan sosialisasi ke tetangga, jangan sampai tertutup," katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan ribuan pemudik berangsur kembali ke Kota Bogor sehari menjelang berakhirnya masa libur Lebaran. Seperti di Terminal Baranangsiang dan Stasiun Bogor, tak hanya wisatawan yang memadati dua pintu kedatangan dari luar ke Kota Bogor itu.
Koordinator Terminal Baranangsiang Andry Andriansyah menyebutkan, lonjakan penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang terjadi pada Sabtu (8/6/2019). Jumlah pemudik yang tiba ke Kota Bogor sebanyak 3.097 penumpang yang diangkut dengan 312 bus.
"Lonjakan penumpang sudah terjadi sejak hari H Lebaran. Ada sekitar 1.326 penumpang yang tiba di terminal. Untuk H+1 mencapai 2.935 penumpang, H+2 1.523 penumpang," katanya.
Ia menambahkan, mayoritas penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pulau Sumatera.
"Jmlah penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang cenderung sama jika dibandingkan Lebaran tahun lalu. Jadi relatif stabil, tidak terlalu banyak karena mungkin pemudik memilih ikut program mudik gratis. Selain itu banyak yang menggunakan mobil pribadi," paparnya.
"Jelas kami tidak mungkin melarang warga luar untuk datang ke Bogor. Itu hak asasi, Kota Bogor terbuka untuk semua," ujarnya, Minggu (9/6/2019).
Bahkan, pihaknya sudah memiliki proyeksi pertumbuhan penduduk ke depan dan sudah diantisipasi melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Jadi kita harus terbuka dan siap dengan kedatangan rombongan pulang mudik," ucapnya.
Kendati tak melarang, pihaknya meminta jajarannya untuk memastikan pendatang tersebut datang ke Bogor sesuai aturan. Para pendatang harus lapor dan memberikan identitasnya kepada aparatur wilayah, minimal kepada RT, RW, dan tetangga sekitar.
"Yang jelas peran kita memastikan mereka ikut aturan. Kalau usaha ya usaha yang halal, dan jangan melanggar perda. Pendatang juga harus bisa membawa diri, lapor ke aparatur wilayah, dan sosialisasi ke tetangga, jangan sampai tertutup," katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan ribuan pemudik berangsur kembali ke Kota Bogor sehari menjelang berakhirnya masa libur Lebaran. Seperti di Terminal Baranangsiang dan Stasiun Bogor, tak hanya wisatawan yang memadati dua pintu kedatangan dari luar ke Kota Bogor itu.
Koordinator Terminal Baranangsiang Andry Andriansyah menyebutkan, lonjakan penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang terjadi pada Sabtu (8/6/2019). Jumlah pemudik yang tiba ke Kota Bogor sebanyak 3.097 penumpang yang diangkut dengan 312 bus.
"Lonjakan penumpang sudah terjadi sejak hari H Lebaran. Ada sekitar 1.326 penumpang yang tiba di terminal. Untuk H+1 mencapai 2.935 penumpang, H+2 1.523 penumpang," katanya.
Ia menambahkan, mayoritas penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pulau Sumatera.
"Jmlah penumpang yang tiba di Terminal Baranangsiang cenderung sama jika dibandingkan Lebaran tahun lalu. Jadi relatif stabil, tidak terlalu banyak karena mungkin pemudik memilih ikut program mudik gratis. Selain itu banyak yang menggunakan mobil pribadi," paparnya.
(thm)