KA Pangrango Kurangi Beban Lalu Lintas di Bogor
A
A
A
BOGOR - KA Pangrango relasi Bogor-Sukabumi menambah frekuensi perjalanan dari 6 kali menjadi 12 kali dalam satu hari. Tambahan jadwal KA Pangrango ini makin memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan dari Bogor menuju Sukabumi maupun sebaliknya.
"Kondisi jalan raya rute Bogor-Sukabumi kerap mengalami kemacetan sehingga kereta api menjadi alternatif moda transportasi pilihan masyarakat. Kereta juga ditujukan bagi masyarakat yang hendak berekreasi ke Kota Bogor maupun Sukabumi yang terkenal dengan potensi wisatanya," ujar Executive Vice President Daop 1 Jakarta R Dadan Rudiansyah, kemarin.
KA Pangrango tambahan ini sama dengan kereta sebelumnya yakni memiliki 474 tempat duduk terdiri atas satu gerbong eksekutif dengan 50 tempat duduk dan 4 gerbong ekonomi dengan 424 tempat duduk. Untuk tiket bisa dipesan sejak 10 Mei lalu di seluruh loket penjualan PT KAI.
"Minat masyarakat Bogor-Sukabumi menggunakan kereta api sangat positif. Rata-rata okupansi KA Pangrango pada akhir pekan mencapai 97% dan hari kerja 86%," kata Dadan.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menuturkan, tarif KA Pangrango tambahan sama dengan pendahulunya yakni Rp80.000 untuk eksekutif dan Rp35.000 untuk ekonomi. Menurutnya, ada yang baru di KA Pangrango tambahan ini yaitu kereta ditarik lokomotif yang diproduksi PT Industri Kereta Api (INKA), lokomotif CC300 Diesel Hidrolik.
"Lokomotif jenis ini sangat cocok digunakan pada medan pegunungan berkelok dan menanjak seperti jalur Bogor - Sukabumi. Selain itu, lokomotif CC300 juga lebih mampu menerjang banjir karena batas toleransi ketinggian air maksimal 25 cm," ujar Eva.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengapresiasi pengoperasian KA Pangrango tambahan relasi Bogor-Sukabumi. Dengan demikian, beban lalu lintas di Kota Bogor bisa semakin berkurang. "Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota. Saat ini Kota Bogor banyak mendapatkan beban penumpang dari Sukabumi yang selama ini masih memanfaatkan jalur darat melalui Ciawi-Cibadak-Sukabumi. Dengan dioperasikannya KA Pangrango diharapkan mengurangi beban jalur tersebut," ungkapnya.
Dia juga menyinggung penataan Taman Topi yang akan menjadi taman Plaza Bogor. Semuanya akan terhubung mulai dari Taman Topi, Taman Ade Irma Suryani, hingga Masjid Agung. "Mudah-mudahan penataan ini ke depannya bisa dimanfaatkan PT KAI untuk jalan keluar. Hal ini mungkin perlu dibicarakan lebih lanjut terkait transit oriented development (TOD)-nya, sarana dan prasarananya agar lebih memudahkan masyarakat," ujar Dedie. (Haryudi)
"Kondisi jalan raya rute Bogor-Sukabumi kerap mengalami kemacetan sehingga kereta api menjadi alternatif moda transportasi pilihan masyarakat. Kereta juga ditujukan bagi masyarakat yang hendak berekreasi ke Kota Bogor maupun Sukabumi yang terkenal dengan potensi wisatanya," ujar Executive Vice President Daop 1 Jakarta R Dadan Rudiansyah, kemarin.
KA Pangrango tambahan ini sama dengan kereta sebelumnya yakni memiliki 474 tempat duduk terdiri atas satu gerbong eksekutif dengan 50 tempat duduk dan 4 gerbong ekonomi dengan 424 tempat duduk. Untuk tiket bisa dipesan sejak 10 Mei lalu di seluruh loket penjualan PT KAI.
"Minat masyarakat Bogor-Sukabumi menggunakan kereta api sangat positif. Rata-rata okupansi KA Pangrango pada akhir pekan mencapai 97% dan hari kerja 86%," kata Dadan.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menuturkan, tarif KA Pangrango tambahan sama dengan pendahulunya yakni Rp80.000 untuk eksekutif dan Rp35.000 untuk ekonomi. Menurutnya, ada yang baru di KA Pangrango tambahan ini yaitu kereta ditarik lokomotif yang diproduksi PT Industri Kereta Api (INKA), lokomotif CC300 Diesel Hidrolik.
"Lokomotif jenis ini sangat cocok digunakan pada medan pegunungan berkelok dan menanjak seperti jalur Bogor - Sukabumi. Selain itu, lokomotif CC300 juga lebih mampu menerjang banjir karena batas toleransi ketinggian air maksimal 25 cm," ujar Eva.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengapresiasi pengoperasian KA Pangrango tambahan relasi Bogor-Sukabumi. Dengan demikian, beban lalu lintas di Kota Bogor bisa semakin berkurang. "Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota. Saat ini Kota Bogor banyak mendapatkan beban penumpang dari Sukabumi yang selama ini masih memanfaatkan jalur darat melalui Ciawi-Cibadak-Sukabumi. Dengan dioperasikannya KA Pangrango diharapkan mengurangi beban jalur tersebut," ungkapnya.
Dia juga menyinggung penataan Taman Topi yang akan menjadi taman Plaza Bogor. Semuanya akan terhubung mulai dari Taman Topi, Taman Ade Irma Suryani, hingga Masjid Agung. "Mudah-mudahan penataan ini ke depannya bisa dimanfaatkan PT KAI untuk jalan keluar. Hal ini mungkin perlu dibicarakan lebih lanjut terkait transit oriented development (TOD)-nya, sarana dan prasarananya agar lebih memudahkan masyarakat," ujar Dedie. (Haryudi)
(nfl)