Pemberlakuan Jalan Satu Arah, Brebes Masih Berpotensi Macet
A
A
A
JAKARTA - Potensi penumpukan kendaraan masih akan terjadi pada arus mudik kendati pemerintah tahun ini akan menerapkan kebijakan jalan satu arah (one way) dengan jarak mencapai ratusan kilometer. Di antara titik ancaman penumpukan adalah di Brebes. Kawasan ini merupakan titik akhir satu arah saat arus mudik.
Dari skenario yang dibuat pemerintah, sistem satu arah rencananya diterapkan pada 30 Mei hingga 2 Juni atau masa puncak mudik. Satu arah akan berlaku dari Km 29 tol Jakarta-Cikampek hingga Km 262 di Brebes Barat. Penggunaan seluruh lajur tol menjadi satu arah ini membuat lalu lintas bergerak dari Jakarta dengan jumlah besar menuju arah timur.
Ancaman penumpukan rawan terjadi saat kendaraan pemudik mulai mendekati titik akhir satu arahdi Brebes. Di Brebes Barat, jalur yang awalnya empat lajur akan kembali normal menjadi dua lajur ke arah timur. Tersambungnya keseluruhan jalan tol Trans Jawa tahun ini juga diprediksi akan menarik minat pemudik memanfaatkan jalan bebas hambatan ini. Mereka umumnya lewat tol lantaran ingin segera sampai di kampung halaman.
Jika tidak diantisipasi secara matang, kemacetan parah sangat mungkin terjadi. Pada 2016, kemacetan sangat parah berhari-hari juga terjadi di kawasan Brebes dan Tegal akibat penumpukan kendaraan yang tak terkendali di pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit). Guna mengantisipasi penumpukan ini, pemerintah telah membuat sejumlah skenario antara lain mengarahkan pemudik untuk keluar tol dengan memanfaatkan sejumlah pintu (exit).
"Bagi yang tujuannya ke Bumiayu, Ajibarang, Purwokerto, Majenang, dan Cilacap dapat keluar di Ciledug dan Pejagan. Sementara yang ingin ke Belik, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen dapat keluar di Brebes Barat, Brebes Timur, Adiwerna, dan Gandulan," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam keterangan tertulisnya.
Potensi penumpukan ini juga dipengaruhi terus meningkatnya jumlah pemudik. Tahun ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan akan ada penambahan sekitar 1,5 juta orang dari sebelumnya yang hanya 21,6 juta orang pada 2018. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi akan ada kenaikan pemudik tahun ini dibandingkan dengan 2017 dan 2018. Total pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 23 juta.
"Pada 2017 itu ada 20 juta pemudik, lalu 2018 ada 21,6 juta, di mana kenaikannya sekitar 6%. Dan kenaikan akan terjadi lagi tahun ini. Tahun ini kurang lebih 23 juta orang yang mudik," ujar Budi di Jakarta kemarin. Menhub menjelaskan, jumlah kendaraan yang diperkirakan akan mencapai 150.000 pada musim lebaran tahun ini akan terbagi sebesar 55% ke arah Cirebon atau Semarang, serta 45% sisanya menuju arah selatan seperti Bandung dan Purbaleunyi.
Pihaknya telah menggelar rapat dengan Kementerian PUPR untuk memastikan prasarana pada saat mudik bisa dimanfaatkan dengan baik. "Tentunya kami lakukan koordinasi dengan Pemda Jabar, Jateng, Jatim untuk mendapatkan masukan-masukan agar keputusan yang akan kita lakukan itu memang benar," jelasnya.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, dengan diberlakukannya sistem satu arah, para pengendara bisa menggunakan rest area yang ada di kedua sisi jalan tol. Peningkatan kapasitas rest area di kedua sisi diharapkan dapat mengurangi kemacetan akibat penumpukan kendaraan di tempat peristirahatan ini.
"Selama dua tahun ini kapasitas gerbang memadai, tapi penyebab kemacetan hampir semua karena rest area. Dengan kedua sisi bisa dipakai kapasitas rest area jadi dua kali lipat," terang Desi. Pengendara dari Jawa Tengah yang akan menuju Jakarta pada 30 Mei–2 Juni mendatang diimbau untuk bisa menggunakan jalur arteri pantura ataupun bisa melakukan perjalanan sebelum dan sesudah tanggal pemberlakuan satu arah.
PT Jasa Marga (persero) Tbk juga telah mengantisipasi mudik Lebaran tahun ini dengan mengoptimalkan layanan rest area di ruas tol Palimanan-Kanci. Corporate Communication Department Head PT Jasa Marga (persero) Tbk Irra Susianti mengatakan, optimalisasi layanan tersebut mencakup penambahan fasilitas hingga petugas di lapangan.
Berbagai fasilitas yang tersedia di Rest Area 207 A antara lain topup e-Toll, ATM mobile, BBM modular, toilet portabel, posko kesehatan, pos keamanan, serta berbagai rambu penunjang lainnya,” ujarnya. Selain itu, rest areaini juga menyiapkan 38 gerai UMKM dan beberapa gerai besar lainnya.
Rest area ini juga memiliki masjid dan musala dengan daya tampung 180 hingga 300 jamaah, serta bekerja sama dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) ini.
Chief Executive Officer (CEO) Toll Road Business Group Astra Krist Ade Sudiyono mengatakan, ASTRA Infra Group melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tangerang-Merak, Cikopo–Palimanan, Semarang–Solo, serta Jombang-Mojokerto juga menyiapkan program inspirasi layanan mudik melalui kesiapan operasional, kompetensi sumber daya maupun infrastruktur berupa fasilitas tempat istirahat dan pelayanan (TIP) serta peningkatan kualitas jalan.
“Kita melakukan persiapan menyeluruh di ruas tol ASTRA Infra sehingga diharapkan mudik tahun ini bisa berjalan lebih maksimal dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Selain mengoptimalkan seluruh fasilitas dan layanan transaksi tol pada operasional ASTRA Infra, untuk ruas tol Tangerang-Merak, layanan dimaksimalkan dengan penggunaan sembilan mobile reader dalam rangka mempercepat pelayanan transaksi. “Kita pastikan pada H-10 hingga H+10 jalan tol sepanjang 144 km (jalur AB) dalam kondisi baik, bebas dari perambuan dan pekerjaan peningkatan jalan,” ujar Krist.
Dari skenario yang dibuat pemerintah, sistem satu arah rencananya diterapkan pada 30 Mei hingga 2 Juni atau masa puncak mudik. Satu arah akan berlaku dari Km 29 tol Jakarta-Cikampek hingga Km 262 di Brebes Barat. Penggunaan seluruh lajur tol menjadi satu arah ini membuat lalu lintas bergerak dari Jakarta dengan jumlah besar menuju arah timur.
Ancaman penumpukan rawan terjadi saat kendaraan pemudik mulai mendekati titik akhir satu arahdi Brebes. Di Brebes Barat, jalur yang awalnya empat lajur akan kembali normal menjadi dua lajur ke arah timur. Tersambungnya keseluruhan jalan tol Trans Jawa tahun ini juga diprediksi akan menarik minat pemudik memanfaatkan jalan bebas hambatan ini. Mereka umumnya lewat tol lantaran ingin segera sampai di kampung halaman.
Jika tidak diantisipasi secara matang, kemacetan parah sangat mungkin terjadi. Pada 2016, kemacetan sangat parah berhari-hari juga terjadi di kawasan Brebes dan Tegal akibat penumpukan kendaraan yang tak terkendali di pintu keluar tol Brebes Timur (Brexit). Guna mengantisipasi penumpukan ini, pemerintah telah membuat sejumlah skenario antara lain mengarahkan pemudik untuk keluar tol dengan memanfaatkan sejumlah pintu (exit).
"Bagi yang tujuannya ke Bumiayu, Ajibarang, Purwokerto, Majenang, dan Cilacap dapat keluar di Ciledug dan Pejagan. Sementara yang ingin ke Belik, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen dapat keluar di Brebes Barat, Brebes Timur, Adiwerna, dan Gandulan," jelas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam keterangan tertulisnya.
Potensi penumpukan ini juga dipengaruhi terus meningkatnya jumlah pemudik. Tahun ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan akan ada penambahan sekitar 1,5 juta orang dari sebelumnya yang hanya 21,6 juta orang pada 2018. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi akan ada kenaikan pemudik tahun ini dibandingkan dengan 2017 dan 2018. Total pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 23 juta.
"Pada 2017 itu ada 20 juta pemudik, lalu 2018 ada 21,6 juta, di mana kenaikannya sekitar 6%. Dan kenaikan akan terjadi lagi tahun ini. Tahun ini kurang lebih 23 juta orang yang mudik," ujar Budi di Jakarta kemarin. Menhub menjelaskan, jumlah kendaraan yang diperkirakan akan mencapai 150.000 pada musim lebaran tahun ini akan terbagi sebesar 55% ke arah Cirebon atau Semarang, serta 45% sisanya menuju arah selatan seperti Bandung dan Purbaleunyi.
Pihaknya telah menggelar rapat dengan Kementerian PUPR untuk memastikan prasarana pada saat mudik bisa dimanfaatkan dengan baik. "Tentunya kami lakukan koordinasi dengan Pemda Jabar, Jateng, Jatim untuk mendapatkan masukan-masukan agar keputusan yang akan kita lakukan itu memang benar," jelasnya.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, dengan diberlakukannya sistem satu arah, para pengendara bisa menggunakan rest area yang ada di kedua sisi jalan tol. Peningkatan kapasitas rest area di kedua sisi diharapkan dapat mengurangi kemacetan akibat penumpukan kendaraan di tempat peristirahatan ini.
"Selama dua tahun ini kapasitas gerbang memadai, tapi penyebab kemacetan hampir semua karena rest area. Dengan kedua sisi bisa dipakai kapasitas rest area jadi dua kali lipat," terang Desi. Pengendara dari Jawa Tengah yang akan menuju Jakarta pada 30 Mei–2 Juni mendatang diimbau untuk bisa menggunakan jalur arteri pantura ataupun bisa melakukan perjalanan sebelum dan sesudah tanggal pemberlakuan satu arah.
PT Jasa Marga (persero) Tbk juga telah mengantisipasi mudik Lebaran tahun ini dengan mengoptimalkan layanan rest area di ruas tol Palimanan-Kanci. Corporate Communication Department Head PT Jasa Marga (persero) Tbk Irra Susianti mengatakan, optimalisasi layanan tersebut mencakup penambahan fasilitas hingga petugas di lapangan.
Berbagai fasilitas yang tersedia di Rest Area 207 A antara lain topup e-Toll, ATM mobile, BBM modular, toilet portabel, posko kesehatan, pos keamanan, serta berbagai rambu penunjang lainnya,” ujarnya. Selain itu, rest areaini juga menyiapkan 38 gerai UMKM dan beberapa gerai besar lainnya.
Rest area ini juga memiliki masjid dan musala dengan daya tampung 180 hingga 300 jamaah, serta bekerja sama dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan BBM di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) ini.
Chief Executive Officer (CEO) Toll Road Business Group Astra Krist Ade Sudiyono mengatakan, ASTRA Infra Group melalui Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tangerang-Merak, Cikopo–Palimanan, Semarang–Solo, serta Jombang-Mojokerto juga menyiapkan program inspirasi layanan mudik melalui kesiapan operasional, kompetensi sumber daya maupun infrastruktur berupa fasilitas tempat istirahat dan pelayanan (TIP) serta peningkatan kualitas jalan.
“Kita melakukan persiapan menyeluruh di ruas tol ASTRA Infra sehingga diharapkan mudik tahun ini bisa berjalan lebih maksimal dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Selain mengoptimalkan seluruh fasilitas dan layanan transaksi tol pada operasional ASTRA Infra, untuk ruas tol Tangerang-Merak, layanan dimaksimalkan dengan penggunaan sembilan mobile reader dalam rangka mempercepat pelayanan transaksi. “Kita pastikan pada H-10 hingga H+10 jalan tol sepanjang 144 km (jalur AB) dalam kondisi baik, bebas dari perambuan dan pekerjaan peningkatan jalan,” ujar Krist.
(don)