Kereta Ringan Ditarget Beroperasi April 2021

Senin, 20 Mei 2019 - 12:38 WIB
Kereta Ringan Ditarget...
Kereta Ringan Ditarget Beroperasi April 2021
A A A
BEKASI - Kereta api ringan atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) diharapkan bisa menjadi obat atas kemacetan di ibu kota dan sekitarnya yang semakin mengkhawatirkan.

Saat ini warga Bekasi dan sekitarnya masih menunggu LRT ini untuk segera beroperasi. ”Kehadiran LRT di Bekasi bakal berdampak positif dalam segi ekonomi maupun infrastruktur di wilayah mitra DKI Jakarta,” ujar Ketua Bidang Pengembangan Kehidupan Perkotaan, Tim Wali Kota Untuk Percepatan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan (TWUP4) Benny Tunggul, kemarin.

Kehadiran LRT tersebut dapat mengurangi kemacetan dan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi pada transportasi massal. Termasuk menumbuhkan pusat ekonomi baru, sebab adanya konsep TOD di sisi stasiun LRT memberikan dorongan aktivitas ekonomi.

Ibarat pepatah, ”Ada Gula, Ada Semut”. Misalnya, LRT City Jaticempaka-Gateway Park dikembangkan dengan menerapkan 5 prinsip TOD, yakni Walkable, di mana semua fasilitas kawasan didesain berdekatan dan bisa diakses dengan mudah hanya berjalan kaki.

Connect, yaitu terhubung langsung dengan stasiun LRT. Kemudian Shift & Transit, terdapat LRT dan shuttle bus disediakan untuk menghubungkan kawasan dengan tujuan/ transportasi publik yang lain.

Densify, residential building dikembangkan secara vertikal untuk mengoptimalkan lahan. Mixed Use, yaitu perpaduan berbagai fungsi bangunan antara residensial dan komersial dalam satu kawasan.

Selanjutnya berdampak pada mobilitas kaum suburban semakin cepat karena bisa menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di perbatasan DKI Jakarta, seperti Bekasi, Depok, dan Bogor. ”Selain itu, distribusi barang dan jasa (perdagangan) akan ikut terdorong dengan banyaknya investasi dan modal,” katanya.

Berdasarkan data yang diperoleh KORAN SINDO, PT Adhi Karya Tbk selaku kontraktor LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) menyebut pembebasan lahan Bekasi Timur bakal dirampungkan Mei. Kepastian status lahan depo LRT Jabodebek akan berdampak pada target operasional komersial proyek itu.

Melambatnya pembebasan lahan depo tersebut membuat operasional LRT mundur 22 bulan menjadi April 2021. Depo LRT Bekasi seluas 11 hektare itu untuk menampung 180 unit kereta. Perseroan menyiapkan 32 rangkaian kereta karena satu rangkaian terdiri dari 6 unit kereta.

Kereta-kereta tersebut akan digunakan untuk tiga rute pelayanan, yaitu Cawang- Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur. Progres pembangunan LRT Jabodebek per Januari 2019 sudah mencapai 56,1%.

Untuk pertama kalinya bentang panjang pada struktur yang terletak di Kali Bekasi sudah tersambung. Sekretaris PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang Permata mengatakan, nilai biaya pelaksanaan pembangunan LRT Jabodebek sebesar Rp20,752 triliun dan pembangunannya hingga kini masih berlangsung.

”Untuk pembebasan lahan kewenangannya pemerintah, kami hanya selaku pembangun infrastruktur LRT,” katanya. Rencananya LRT Jabodebek berkapasitas 750-1.200 penumpang untuk sekali angkut.

Pada jam normal, diprediksi sekali jalan angkutan tersebut mampu melayani sekitar 200 orang. Proyek LRT Jabodebek sendiri meliputi 32 unit kereta. Dalam sehari, direncanakan ada 430 perjalanan dari Cibubur menuju Dukuh Atas pulang pergi dan 430 perjalanan dari Bekasi.
(Abdullah M Surjaya)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)