Bawang Putih Impor Busuk Dijual Bebas di Pasar Modern di Tangsel
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Bawang putih impor yang dalam kondisi busuk dan rusak ditemukan dijual bebas di Pasar Moder Bintaro. Hal ini tentu sangat disayangkan karena tidak semestinya barang busuk dijual ke masyarakat, terlebih terjadi di pasar modern.
Bawang putih impor yang rusah ini ditemukan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti saat menggelar sidak harga kebutuhan pokok di Pasar Modern Bintaro, Sabtu (11/5/2019).
"Kualitas impor harusnya bagus. Ritel modern enggak boleh jual yang busuk-busuk. Ini harus digerendeng dan diseleksi," ujar Tjahja.
Semestinya, kata dia, ritel modern bisa memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi konsumennya. Sehingga ada pembeda dengan pasar tradisional.
"Karena inikan ritel modern, masa dijual seperti ini? Harusnya dibersihkan dulu. Itu sebabnya ada perbedaan harga di pasar tradisional dan modern," tandasnya.
Di pasar tradisional, harga bawang putih dipatok Rp32 ribu per kg. Sedangkan di pasar modern harga bawanf putih dipatok Rp35 ribu per kg.
"Memang masih ada sejumlah pasar modern dan tradisional yang menjual di atas harga yang ditetapkan. Tetapi akan kita sidak agar terjadi kesemarataan," paparnya.
Sidak di pasar modern Tangsel ini sebagai upaya untuk menekan inflasi harga kebutuhan sandang pangan di bulan Ramadhan.
Menurut dia, sejak 18 April 2019 operasi pasar terhadap komoditas bawang putih yang mengalami kenaikan telah dilakukan. Sasarannya agar harga bawang putih impor bisa ditekan.
Jelang Ramadhan kenaikan harga bawang terjadi merata di DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Di daerah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Jambi, dan Riau, harga bawang putih juga melonjak. Hal ini diikuti dengan kenaikan harga di daerah lainnya.
Bawang putih impor yang rusah ini ditemukan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti saat menggelar sidak harga kebutuhan pokok di Pasar Modern Bintaro, Sabtu (11/5/2019).
"Kualitas impor harusnya bagus. Ritel modern enggak boleh jual yang busuk-busuk. Ini harus digerendeng dan diseleksi," ujar Tjahja.
Semestinya, kata dia, ritel modern bisa memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan bagi konsumennya. Sehingga ada pembeda dengan pasar tradisional.
"Karena inikan ritel modern, masa dijual seperti ini? Harusnya dibersihkan dulu. Itu sebabnya ada perbedaan harga di pasar tradisional dan modern," tandasnya.
Di pasar tradisional, harga bawang putih dipatok Rp32 ribu per kg. Sedangkan di pasar modern harga bawanf putih dipatok Rp35 ribu per kg.
"Memang masih ada sejumlah pasar modern dan tradisional yang menjual di atas harga yang ditetapkan. Tetapi akan kita sidak agar terjadi kesemarataan," paparnya.
Sidak di pasar modern Tangsel ini sebagai upaya untuk menekan inflasi harga kebutuhan sandang pangan di bulan Ramadhan.
Menurut dia, sejak 18 April 2019 operasi pasar terhadap komoditas bawang putih yang mengalami kenaikan telah dilakukan. Sasarannya agar harga bawang putih impor bisa ditekan.
Jelang Ramadhan kenaikan harga bawang terjadi merata di DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Di daerah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Jambi, dan Riau, harga bawang putih juga melonjak. Hal ini diikuti dengan kenaikan harga di daerah lainnya.
(thm)