Ribuan Pesantren se-Indonesia Deklarasi Dukungan untuk Jokowi-Mar'uf
A
A
A
JAKARTA - Ribuan pengasuh pondok pesantren se-Indonesia, menggelar deklarasi jihad mendukung kemenangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.
Dalam deklarasi ini, santri dan pengasuh pesantren dari Aceh hingga Papua datang memenuhi panggilan jihad yang digelar di Pondok Pesantren Assidiqiyah II, Batu Ceper, Kota Tangerang.
Turut hadir dalam deklarasi jihad pengurus dan santri pondok pesantren se-Indonesia itu KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.
“Kami berjihad untuk memenangkan Jokowi Kiai Ma’ruf. Jihad ini sekaligus sebagai harga diri pesantren karena Kiai Ma`ruf adalah bagian dari pesantren,” kata Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) KH Dr Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) yang ikut hadir dalam acara ini, Rabu (10/4/2019).
Gus Fahrur yang merupakan pengasuh pesantren An Nur I, Bululawang, Malang ini mengatakan, sebagai representasi pesantren, saat ini hampir semua pesantren di Indonesia telah berikrar untuk mendukung Ma`ruf Amin.
Karenanya, bagi pesantren, kemenangan Jokowi-Ma`ruf adalah harga mati dan merupakan pertaruhan harga diri dunia pesantren.
Dengan terpilihnya Jokowi-Ma`ruf, perhatian pemerintah pada dunia pesantren diharapkan bisa ditingkatkan.
Selama ini, pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Republik Indonesia. Beberapa pesantren usianya bahkan telah lebih satu abad atau lebih tua dibandingkan Republik ini.
“Pesantren Sidogiri misalnya sudah tiga abad, Lirboyo juga telah lebih dari 100 tahun,” ujar Gus Fahrur.
Namun meski telah berusia ratusan tahun, perhatian pada pesantren sangatlah minim. Gus Fahrur lantas mencontohkan bagaimana pemerintah memperhatikan dunia kampus.
“UNIBRAW di Malang misalnya, anggarannya ratusan miliar, tapi untuk pesantren nyaris tidak ada anggaran dari pemerintah. Bahkan dibandingkan Madrasah Aliyah, anggaran untuk pesantren sangatlah kecil,” ujarnya.
Karenanya dalam kesempatan ini, seluruh pesantren se Indonesia telah membulatkan tekad untuk mendeklarasikan diri berjihad memenangkan pasangan Jokowi-Ma`ruf.
“Siapa lagi yang peduli pesantren kalau bukan kiai. Saat ini hanya Kiai Ma’ruflah yang akan bisa membawa aspirasi pesantren,” kata Gus Fahrur.
Sementara itu saat hadir di acara ini, Ma’ruf mengatakan, dirinya meminta kepada para ulama untuk memberikan solusi kepada masyarakat akan pemahaman agama, kebangsaan dan Pancasila, agar perbedaan tidak menjadikan perpecahan antar umat di Indonesia.
“Jika nanti terpilih, kedepan saya akan terus memperjuangkan para ulama untuk menjadi pemimpin. Dan saya berharap kepada para ulama agar terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, dimana perbedaan jangan membuat Indonesia jadi terpecah,” ujar Ma’ruf.
Dalam deklarasi ini, santri dan pengasuh pesantren dari Aceh hingga Papua datang memenuhi panggilan jihad yang digelar di Pondok Pesantren Assidiqiyah II, Batu Ceper, Kota Tangerang.
Turut hadir dalam deklarasi jihad pengurus dan santri pondok pesantren se-Indonesia itu KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.
“Kami berjihad untuk memenangkan Jokowi Kiai Ma’ruf. Jihad ini sekaligus sebagai harga diri pesantren karena Kiai Ma`ruf adalah bagian dari pesantren,” kata Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) KH Dr Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) yang ikut hadir dalam acara ini, Rabu (10/4/2019).
Gus Fahrur yang merupakan pengasuh pesantren An Nur I, Bululawang, Malang ini mengatakan, sebagai representasi pesantren, saat ini hampir semua pesantren di Indonesia telah berikrar untuk mendukung Ma`ruf Amin.
Karenanya, bagi pesantren, kemenangan Jokowi-Ma`ruf adalah harga mati dan merupakan pertaruhan harga diri dunia pesantren.
Dengan terpilihnya Jokowi-Ma`ruf, perhatian pemerintah pada dunia pesantren diharapkan bisa ditingkatkan.
Selama ini, pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Republik Indonesia. Beberapa pesantren usianya bahkan telah lebih satu abad atau lebih tua dibandingkan Republik ini.
“Pesantren Sidogiri misalnya sudah tiga abad, Lirboyo juga telah lebih dari 100 tahun,” ujar Gus Fahrur.
Namun meski telah berusia ratusan tahun, perhatian pada pesantren sangatlah minim. Gus Fahrur lantas mencontohkan bagaimana pemerintah memperhatikan dunia kampus.
“UNIBRAW di Malang misalnya, anggarannya ratusan miliar, tapi untuk pesantren nyaris tidak ada anggaran dari pemerintah. Bahkan dibandingkan Madrasah Aliyah, anggaran untuk pesantren sangatlah kecil,” ujarnya.
Karenanya dalam kesempatan ini, seluruh pesantren se Indonesia telah membulatkan tekad untuk mendeklarasikan diri berjihad memenangkan pasangan Jokowi-Ma`ruf.
“Siapa lagi yang peduli pesantren kalau bukan kiai. Saat ini hanya Kiai Ma’ruflah yang akan bisa membawa aspirasi pesantren,” kata Gus Fahrur.
Sementara itu saat hadir di acara ini, Ma’ruf mengatakan, dirinya meminta kepada para ulama untuk memberikan solusi kepada masyarakat akan pemahaman agama, kebangsaan dan Pancasila, agar perbedaan tidak menjadikan perpecahan antar umat di Indonesia.
“Jika nanti terpilih, kedepan saya akan terus memperjuangkan para ulama untuk menjadi pemimpin. Dan saya berharap kepada para ulama agar terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, dimana perbedaan jangan membuat Indonesia jadi terpecah,” ujar Ma’ruf.
(ysw)