Kemacetan di Ruas Tol Jakarta-Cikampek kian Mengerikan
A
A
A
BEKASI - Ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek belum sepenuhnya bisa bebas dari kemacetan hingga akhir tahun ini. Pengerjaan tiga proyek strategis nasional secara bersamaan yakni pembangunan jalan tol layang (Japek Elevated II), Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan Light Right Transit (LRT) Jabodebek masih berlangsung hingga kini.
Sejumlah pengendara dari Jakarta ke Bandung, juga sebaliknya, mengeluhkan makin lamanya waktu tempuh melalu jalan tol tersebut. Kemacetan parah ini kemungkinan masih terus terjadi hingga proyek berakhir pada 2019. Bahkan, kemacetan panjang di ruas tol terpadat di Indonesia terjadi hampir setiap waktu.
"Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek seperti tidak pernah terurai, dari Tambun ke Bandung harus ditempuh lebih dari 3 jam," ujar Solihin pengguna Tol Jakarta-Cikampek.
Selain adanya proyek tol Jakarta-Cikampek II (elevated), kemacetan di ruas ini makin sulit dihindari karena terdapat tiga proyek lain yang bersamaan pengerjaannya, yakni light rail transit (LRT) Jakarta (Km 2)-Bekasi Timur (Km 18), kereta cepat Jakarta-Bandung, dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung Km 25.
Langkah-langkah pemerintah belum mampu mengatasi kemacetan di jalur sangat strategis tersebut. Beberapa langkah tambahan yang tengah disiapkan untuk mengatasinya antara lain, rekayasa lalu lintas, pengaturan ganjii genap di beberapa pintu tol dan penindakan terhadap kendaraan berat yang melanggar.
Fenomena kemacetan di tol Jakarta – Cikampek semakin parah saja. Pada Selasa (9/4/2019) pagi, dua arah di lintasan Tol Jakarta-Cikampek macet total yang disebabkan dua kendaraan besar mengalami gangguan tepatnya 500 meter setelah Gerbang Tol (GT) Cikunir 2 menuju Rorotan arah Jakarta.
Kendaraan yang mengalami gangguan di antaranya, truk kontainer bermuatan peti kemas yang mengalami patah sasis di bagian depan. Sementara, disampingnya truk bermuatan sepeda motor juga mengalami amblas di roda kanan belakang. Alhasil, kemacetan parah hampir di ruas tol Jakarta-Cikampek dan sekitarnya.
Corporate Communications Department Head PT Jasa Marga, Irra Susiyanti mengatakan, gangguan pada dua kendaraan itu menyebabkan ruas tol arah Rorotan dan akhirnya arah tersebut tertutup total.”Untuk mengurainya, kami terpaksa memberlakukan rekayasa lalu lintas diruas jalan tol tersebut,” katanya.
Salah satunya, kata dia, dengan mengalihkan arus kendaraan arah Rorotan menuju kelar arteri Jatiasih, untuk kemudian masuk kembali ke Jalan Tol JORR arah yang sama. Bukan itu saja, sodetan di depan Kantor Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek juga dibuka untuk mengurangi beban kepadatan lalu lintas.
Sehingga pengguna jalan dapat langsung keluar menuju jalan arteri Bekasi Barat. Sementara untuk kepadatan arah Cikampek merupakan akibat dari penutupan sebagian lajur di beberapa lokasi pekerjaan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated yang dikerjakan pada periode window time pukul 22.00-05.00 WIB.
”Beberapa titik pekerjaan terletak di Km 14, Km 22 dan Km 41 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek untuk pekerjaan erection girder,” katanya. Untuk mengatasinya, petugas telah melakukan rekayasa lalu lintas dengan melakukan contraflow di sekitar area pekerjaan tersebut.
Tujuannya, untuk membagi beban lalu lintas sehingga dapat mengurangi kepadatan akibat penutupan lajur dimaksud. Di antaranya adalah contraflow Km 13+500 sampai dengan Km 14+200, dan Km 21+600 s.d Km 22+400 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek. Hasilnya, kepadatan mulai berkurang.
Imbas kemacetan yang terjadi di tol Jakarta-Cikampek, membuat sejumlah pengendara keluar dari jalan tol dan melewati jalur arteri. Alhasil, wilayah Bekasi menjadi macet setiap harinya. Sebab, selain kendaraan roda empat, kendaraan berat juga melintasi jalan arteri menuju Cikampek maupun sebaliknya.
Deputy GM Traffic Management Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek, Cece Kosasih mengatakan, kemactan tersebut disebabkan karena kondisi lalu lintas yang padat di pagi hari. Kedua, karena adanya kendaraan yang mogok di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Selanjutnya, karena adanya pemasangan erection box girder di sejumlah titik.
”Ini akibat lalu lintas padat, dan akibat adanya pengerjaan (Tol Layang Japek). Tadi malam kan ada pengerjaan pemasangan girder,” katanya. Kemudian, kata dia, arah Jakarta ada kendaraan mogok ke arah rorotan dan adanya pemasangan girder di Km 14, 22, 41, di tengah (Tol Japek) berdampak pada lajur kiri dan kanan.
Sejumlah pengendara dari Jakarta ke Bandung, juga sebaliknya, mengeluhkan makin lamanya waktu tempuh melalu jalan tol tersebut. Kemacetan parah ini kemungkinan masih terus terjadi hingga proyek berakhir pada 2019. Bahkan, kemacetan panjang di ruas tol terpadat di Indonesia terjadi hampir setiap waktu.
"Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek seperti tidak pernah terurai, dari Tambun ke Bandung harus ditempuh lebih dari 3 jam," ujar Solihin pengguna Tol Jakarta-Cikampek.
Selain adanya proyek tol Jakarta-Cikampek II (elevated), kemacetan di ruas ini makin sulit dihindari karena terdapat tiga proyek lain yang bersamaan pengerjaannya, yakni light rail transit (LRT) Jakarta (Km 2)-Bekasi Timur (Km 18), kereta cepat Jakarta-Bandung, dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing di Simpang Susun Cibitung Km 25.
Langkah-langkah pemerintah belum mampu mengatasi kemacetan di jalur sangat strategis tersebut. Beberapa langkah tambahan yang tengah disiapkan untuk mengatasinya antara lain, rekayasa lalu lintas, pengaturan ganjii genap di beberapa pintu tol dan penindakan terhadap kendaraan berat yang melanggar.
Fenomena kemacetan di tol Jakarta – Cikampek semakin parah saja. Pada Selasa (9/4/2019) pagi, dua arah di lintasan Tol Jakarta-Cikampek macet total yang disebabkan dua kendaraan besar mengalami gangguan tepatnya 500 meter setelah Gerbang Tol (GT) Cikunir 2 menuju Rorotan arah Jakarta.
Kendaraan yang mengalami gangguan di antaranya, truk kontainer bermuatan peti kemas yang mengalami patah sasis di bagian depan. Sementara, disampingnya truk bermuatan sepeda motor juga mengalami amblas di roda kanan belakang. Alhasil, kemacetan parah hampir di ruas tol Jakarta-Cikampek dan sekitarnya.
Corporate Communications Department Head PT Jasa Marga, Irra Susiyanti mengatakan, gangguan pada dua kendaraan itu menyebabkan ruas tol arah Rorotan dan akhirnya arah tersebut tertutup total.”Untuk mengurainya, kami terpaksa memberlakukan rekayasa lalu lintas diruas jalan tol tersebut,” katanya.
Salah satunya, kata dia, dengan mengalihkan arus kendaraan arah Rorotan menuju kelar arteri Jatiasih, untuk kemudian masuk kembali ke Jalan Tol JORR arah yang sama. Bukan itu saja, sodetan di depan Kantor Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek juga dibuka untuk mengurangi beban kepadatan lalu lintas.
Sehingga pengguna jalan dapat langsung keluar menuju jalan arteri Bekasi Barat. Sementara untuk kepadatan arah Cikampek merupakan akibat dari penutupan sebagian lajur di beberapa lokasi pekerjaan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated yang dikerjakan pada periode window time pukul 22.00-05.00 WIB.
”Beberapa titik pekerjaan terletak di Km 14, Km 22 dan Km 41 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek untuk pekerjaan erection girder,” katanya. Untuk mengatasinya, petugas telah melakukan rekayasa lalu lintas dengan melakukan contraflow di sekitar area pekerjaan tersebut.
Tujuannya, untuk membagi beban lalu lintas sehingga dapat mengurangi kepadatan akibat penutupan lajur dimaksud. Di antaranya adalah contraflow Km 13+500 sampai dengan Km 14+200, dan Km 21+600 s.d Km 22+400 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek. Hasilnya, kepadatan mulai berkurang.
Imbas kemacetan yang terjadi di tol Jakarta-Cikampek, membuat sejumlah pengendara keluar dari jalan tol dan melewati jalur arteri. Alhasil, wilayah Bekasi menjadi macet setiap harinya. Sebab, selain kendaraan roda empat, kendaraan berat juga melintasi jalan arteri menuju Cikampek maupun sebaliknya.
Deputy GM Traffic Management Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek, Cece Kosasih mengatakan, kemactan tersebut disebabkan karena kondisi lalu lintas yang padat di pagi hari. Kedua, karena adanya kendaraan yang mogok di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Selanjutnya, karena adanya pemasangan erection box girder di sejumlah titik.
”Ini akibat lalu lintas padat, dan akibat adanya pengerjaan (Tol Layang Japek). Tadi malam kan ada pengerjaan pemasangan girder,” katanya. Kemudian, kata dia, arah Jakarta ada kendaraan mogok ke arah rorotan dan adanya pemasangan girder di Km 14, 22, 41, di tengah (Tol Japek) berdampak pada lajur kiri dan kanan.
(whb)