Tewaskan 4 Gurandil, Polisi Akan Intensifkan Pengawasan Aktivitas Peti
A
A
A
JAKARTA - Polres Bogor akan menggiatkan operasi atau penertiban aktivitas Pertambangan Emas Tanpan Izin (PETI), baik yang di Cigudeg maupun di Nanggung, Kabupaten Bogor. Hal itu dilakukan agar musibah keracunan gas di lubang galian hingga menewaskan empat orang tak terulang kembali.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika mengatakan, kasus tewasnya para pelaku PETI atau gurandil setelah menghirup gas di lubang tambang Kampung Cicilan, Desa Banyu Resmi, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Minggu 17 Maret 2019, dalam waktu dekat akan mengintensifkan operasi penertiban.
"Itukan musibah yang memang sudah menjadi risiko aktivitas ilegal tanpa memperhatikan tingkat keselamatan terhadap nyawa sendiri," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (20/3/2019).
Pihaknya berharap, ke depan tak ada lagi aktivitas serupa, meski jumlahnya memang tak sedikit. Namun diharapkan jadi bahan pembelajaran bagi para gurandil lain.
"Semoga jadi pembelajaran bagi yang lain (gurandil), untuk tidak melakukan aktivitas serupa mencuri emas, karena aspek safety-nya tak ada. Selain keracunaan gas, bisa saja tiba-tiba jatuh atau tertimbun reruntuhan tanah yang digalinya," paparnya.
Selain itu, dia menambahkan, pihaknya tak akan melarang aktivitas yang sifatnya positif bagi masyarakat sendiri. Pihaknya melarang karena itu tak baik dan penuh risiko hilangnya nyawa orang.
Pihaknya tak menampik jika tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya para gurandil beberapa waktu lalu masih dalam kawasan Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor PT Antam Tbk yang memang memiliki potensi kandungan emas cukup tinggi.
"Tapi bukan berarti kita lemah dalam melakukan pengawasan karena kawasan pegunungan yang memiliki potensi emas dan selalu jadi sasaran para gurandil itu sangat luas. Masa kita harus mengawasi areal seluas itu," ungkapnya.
Pihaknya dalam waktu dekat paska Pemilu Legislatif dan Presiden akan kembali menggiatkan operasi atau razia penertiban aktifitas PETI di Nanggung dan Cigudeg.
"Iya nanti pasti itu kita akan razia atau menertibkan lagi semua aktifitas PETI yang sempat ditertibkan besar-besaran paska Pemilu nanti," jelasnya. (Baca Juga: Tragis, 4 Penambang Emas Ilegal di Bogor Tewas di Lubang Galian
Diberitakan sebelumnya, empat penambang emas ilegal alias gurandil tewas mengenaskan setelah menghirup gas di lubang tambang di Kampung Cicilan, Desa Banyu Resmi, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Minggu 17 Maret 2019.
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendalaman terkait kejadian itu, sebab aktivitas para korban ini ilegal dan sempat ditertibkan tapi kembali marak.
"Dalam waktu dekat kita akan kembali melakukan giat operasi penertiban penambang emas liar di kawasan Cigudeg dan Nanggung yang merupakan masuk dalam area Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) PT Antam Pongkor ini," katanya, Senin 18 Maret 2019.
Sementara itu, menurut Kapolsek Cigudeg Kompol Asep Supriadi peristiwa tewasnya empat gurandil ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu korban Ata (27), Satri (25), Kosim (28) dan Adam (26), beserta sepuluh pemuda lainnya sedang melakukan aktivitas tambang liar di kaki Gunung Cingaleng, Desa Banyuresmi.
"Mulanya korban atas nama Adam masuk ke lubang dengan kedalaman sekitar 40 meter. Tiba-tiba mendadak Adam mengalami kesulitan bernapas. Saat berusaha keluar dari lubang, Adam lemas dan kembali terperosok," jelasnya.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika mengatakan, kasus tewasnya para pelaku PETI atau gurandil setelah menghirup gas di lubang tambang Kampung Cicilan, Desa Banyu Resmi, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Minggu 17 Maret 2019, dalam waktu dekat akan mengintensifkan operasi penertiban.
"Itukan musibah yang memang sudah menjadi risiko aktivitas ilegal tanpa memperhatikan tingkat keselamatan terhadap nyawa sendiri," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (20/3/2019).
Pihaknya berharap, ke depan tak ada lagi aktivitas serupa, meski jumlahnya memang tak sedikit. Namun diharapkan jadi bahan pembelajaran bagi para gurandil lain.
"Semoga jadi pembelajaran bagi yang lain (gurandil), untuk tidak melakukan aktivitas serupa mencuri emas, karena aspek safety-nya tak ada. Selain keracunaan gas, bisa saja tiba-tiba jatuh atau tertimbun reruntuhan tanah yang digalinya," paparnya.
Selain itu, dia menambahkan, pihaknya tak akan melarang aktivitas yang sifatnya positif bagi masyarakat sendiri. Pihaknya melarang karena itu tak baik dan penuh risiko hilangnya nyawa orang.
Pihaknya tak menampik jika tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya para gurandil beberapa waktu lalu masih dalam kawasan Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor PT Antam Tbk yang memang memiliki potensi kandungan emas cukup tinggi.
"Tapi bukan berarti kita lemah dalam melakukan pengawasan karena kawasan pegunungan yang memiliki potensi emas dan selalu jadi sasaran para gurandil itu sangat luas. Masa kita harus mengawasi areal seluas itu," ungkapnya.
Pihaknya dalam waktu dekat paska Pemilu Legislatif dan Presiden akan kembali menggiatkan operasi atau razia penertiban aktifitas PETI di Nanggung dan Cigudeg.
"Iya nanti pasti itu kita akan razia atau menertibkan lagi semua aktifitas PETI yang sempat ditertibkan besar-besaran paska Pemilu nanti," jelasnya. (Baca Juga: Tragis, 4 Penambang Emas Ilegal di Bogor Tewas di Lubang Galian
Diberitakan sebelumnya, empat penambang emas ilegal alias gurandil tewas mengenaskan setelah menghirup gas di lubang tambang di Kampung Cicilan, Desa Banyu Resmi, Cigudeg, Kabupaten Bogor, Minggu 17 Maret 2019.
Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendalaman terkait kejadian itu, sebab aktivitas para korban ini ilegal dan sempat ditertibkan tapi kembali marak.
"Dalam waktu dekat kita akan kembali melakukan giat operasi penertiban penambang emas liar di kawasan Cigudeg dan Nanggung yang merupakan masuk dalam area Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) PT Antam Pongkor ini," katanya, Senin 18 Maret 2019.
Sementara itu, menurut Kapolsek Cigudeg Kompol Asep Supriadi peristiwa tewasnya empat gurandil ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu korban Ata (27), Satri (25), Kosim (28) dan Adam (26), beserta sepuluh pemuda lainnya sedang melakukan aktivitas tambang liar di kaki Gunung Cingaleng, Desa Banyuresmi.
"Mulanya korban atas nama Adam masuk ke lubang dengan kedalaman sekitar 40 meter. Tiba-tiba mendadak Adam mengalami kesulitan bernapas. Saat berusaha keluar dari lubang, Adam lemas dan kembali terperosok," jelasnya.
(mhd)