Jelang Pemilu 2019, Imigrasi Jakarta Barat Rutin Razia WNA
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pencoblosan 17 April 2019 mendatang. Kantor Imigrasi Klas 1 Jakarta Barat meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing (WNA). Razia rutin bakal dilakukan di sejumlah tempat di Jakarta Barat.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat, Lumaksono mengatakan, hal itu untuk memastikan tidak ada WNA yang menyelundup masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Menjelang pemilu ini, kita terus menguatkan Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) untuk meningkatkan pengawasan terhadap warha negara asing di wilayah Jakarta Barat," kata Lumaksono di Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Barat, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (19/3/2019).
Lumaksono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi di Jakarta Barat terkait hal ini. Mulai dari TNI, Polri, Dinas Dukcapil hingga KPU dan Bawaslu Jakarta Barat untuk memastikan tak adanya WNA yang ikut dalam pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang.
"Kita juga kerjasama dengan Dukcapil dan Bawaslu untuk bersama-sama mengawasi agar jangan sampai ada orang asing masuk dalam DPT. Karena dalam penggunaan e-KTP (WNA) ini orangnya sama tapi disitu kelihatan warga negara yang berbeda, itu yang perlu kita waspadai," paparnya.
Meskipun saat ini tidak ada WNA yang masuk dalam DPT, namun demikian, Lumaksono mengatakan pihaknya tak mau lengah. Pengawasan masih tetap berlangsung hingga hari H pencoblosan. Bahkan koordinasi dengan Bawaslu kian ditingkatkan.
Lumaksono menambahkan terhadap itu pihaknya telah menyisir secara diam diam sejumlah apartement di Jakarta Barat. Operasi senyap dilakukan untuk menindak sejumlah keberadaan orang asing.
Beberapa orang mulai terjaring mulai dari WNA Asal Afrika, Cina, hingga Australia. Mereka terjaring penindakan setelah diketahui menempati ijin di Indonesia untuk waktu yang lama.
Kabid Intelegent dan Penindakan Kantor Klas 1 Imigrasi Jakarta Barat, Lukman Nul Hakim Payopo menegaskan sejak awal 2018 sudah ada 21 orang WNA yang terjaring pihaknya. 16 orang diantaranya dideportasi dan lima diantaranya masuk deteni.
Sementara untuk triwulan pertama, Lukman mencatat pihaknya baru menjaring 2 orang Nigeria, mereka terciduk dari Apartement Mediterania, Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
"Keduanya akan kami kirim ke Rumah Detensi Pusat Tanjung Pinang," tuturnya.
Sementara terhadap dugaan banyaknya turis yang menggembel. Lukman mengakui pihaknya belum menemukan hal itu. Menurut beberapa yang diamankan merupakan orang asing yang melebihi over stay, beberapa diantaranya merupakan pedagang.
"Orang nigeria dan kamerun suka dengan barang Indonesia. Mereka suka berlama lama di sini untuk menjual beberapa pakaian yang diambil di kawasan Kebon Jeruk dan Tanah Abang," tutupnya.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat, Lumaksono mengatakan, hal itu untuk memastikan tidak ada WNA yang menyelundup masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Menjelang pemilu ini, kita terus menguatkan Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) untuk meningkatkan pengawasan terhadap warha negara asing di wilayah Jakarta Barat," kata Lumaksono di Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Barat, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (19/3/2019).
Lumaksono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi di Jakarta Barat terkait hal ini. Mulai dari TNI, Polri, Dinas Dukcapil hingga KPU dan Bawaslu Jakarta Barat untuk memastikan tak adanya WNA yang ikut dalam pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang.
"Kita juga kerjasama dengan Dukcapil dan Bawaslu untuk bersama-sama mengawasi agar jangan sampai ada orang asing masuk dalam DPT. Karena dalam penggunaan e-KTP (WNA) ini orangnya sama tapi disitu kelihatan warga negara yang berbeda, itu yang perlu kita waspadai," paparnya.
Meskipun saat ini tidak ada WNA yang masuk dalam DPT, namun demikian, Lumaksono mengatakan pihaknya tak mau lengah. Pengawasan masih tetap berlangsung hingga hari H pencoblosan. Bahkan koordinasi dengan Bawaslu kian ditingkatkan.
Lumaksono menambahkan terhadap itu pihaknya telah menyisir secara diam diam sejumlah apartement di Jakarta Barat. Operasi senyap dilakukan untuk menindak sejumlah keberadaan orang asing.
Beberapa orang mulai terjaring mulai dari WNA Asal Afrika, Cina, hingga Australia. Mereka terjaring penindakan setelah diketahui menempati ijin di Indonesia untuk waktu yang lama.
Kabid Intelegent dan Penindakan Kantor Klas 1 Imigrasi Jakarta Barat, Lukman Nul Hakim Payopo menegaskan sejak awal 2018 sudah ada 21 orang WNA yang terjaring pihaknya. 16 orang diantaranya dideportasi dan lima diantaranya masuk deteni.
Sementara untuk triwulan pertama, Lukman mencatat pihaknya baru menjaring 2 orang Nigeria, mereka terciduk dari Apartement Mediterania, Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
"Keduanya akan kami kirim ke Rumah Detensi Pusat Tanjung Pinang," tuturnya.
Sementara terhadap dugaan banyaknya turis yang menggembel. Lukman mengakui pihaknya belum menemukan hal itu. Menurut beberapa yang diamankan merupakan orang asing yang melebihi over stay, beberapa diantaranya merupakan pedagang.
"Orang nigeria dan kamerun suka dengan barang Indonesia. Mereka suka berlama lama di sini untuk menjual beberapa pakaian yang diambil di kawasan Kebon Jeruk dan Tanah Abang," tutupnya.
(mhd)