Sosialisasikan Pemilu 2019, Hamas Gelar Doa Bersama di Slipi
A
A
A
JAKARTA - Calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta, Haji Maulana Sara atau biasa disapa Hamas, menggelar doa bersama sekaligus mensosialisasikan Pemilu 2019 di RW 02 dan 03, Kelurahan Slipi, Jakarta Barat, Minggu (17/3/2019).
Sosialiasi ini diperlukan mengingat pelaksanaan Pemilu 2019 jauh berbeda dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Sebab Pemilu 2019 yang dilaksakakan 17 April mendatang dilaksanakan serentak, baik pemilu legislatif, DPD, dan Presiden.
"Hal itu yang melandasi kegiatan Doa dan Sosialisasi Pemilu 2019 ini diselenggarakan. Sasaran sosialiasi ini kalangan ibu-ibu dan orang tua," ujar Hamas.
Caleg dari PAN mengaku banyak menerima masukan dari warga terkait kebingungan dalam pelaksanaan pemilu serentak ini. Khususnya kalangan ibu-ibu dan orang tua di lingkungannya. Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 400 orang itu, Hamas berkali-kali menjelaskan ada empat surat suara yang nanti akan diterima.
"Yaitu, surat suara untuk DPRD, DPR RI, DPD, dan Presiden. Keempat surat suara tersebut harus dilihat baik-baik, jangan sampai rusak. Kalau ada yang rusak atau cacat, ibu-ibu jangan sungkan minta ganti ke petugas di TPS ya," ujar Hamas, disambut teriakan iya dari ibu-ibu.
Menurut Hamas, kegiatan sosialisasi ini merupakan rangkaian menjaring masukan dari masyarakat. Masukan tersebut menjadi bekal baginya saat terpilih kelak. "Menjaga amanah merupakan tanggungjawab yang harus dijaga dan dirawat, salah satu caranya dengan mengunjungi langsung konstituen," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ustadzah Umamah dari Majelis Taklim RW02-03, Kelurahan Slipi berpesan agar ibu-ibu jangan mau menerima uang sogokan agar memilih caleg atau pemimpin tertentu. Sebab hal itu akan dimintai tangungjawabnya di akherat kelak.
"Kita hidup di dunia hanya sementara, yang kekal itu di akherat. Dunia harus dijadikan sebagai ladang amal bekal di akherat. Jangan senang di dunia, di akherat menderita. Itu rugi banget," ujar Umamah.
Untuk itu, pesan Umamah, dalam memilih caleg atau pemimpin harus hati-hati. Harus tahu rekam jejaknya atau riwayat hidupnya. Minimal, kita tahu dari orang yang bisa dipercaya.
Sosialiasi ini diperlukan mengingat pelaksanaan Pemilu 2019 jauh berbeda dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Sebab Pemilu 2019 yang dilaksakakan 17 April mendatang dilaksanakan serentak, baik pemilu legislatif, DPD, dan Presiden.
"Hal itu yang melandasi kegiatan Doa dan Sosialisasi Pemilu 2019 ini diselenggarakan. Sasaran sosialiasi ini kalangan ibu-ibu dan orang tua," ujar Hamas.
Caleg dari PAN mengaku banyak menerima masukan dari warga terkait kebingungan dalam pelaksanaan pemilu serentak ini. Khususnya kalangan ibu-ibu dan orang tua di lingkungannya. Dalam pertemuan yang dihadiri sekitar 400 orang itu, Hamas berkali-kali menjelaskan ada empat surat suara yang nanti akan diterima.
"Yaitu, surat suara untuk DPRD, DPR RI, DPD, dan Presiden. Keempat surat suara tersebut harus dilihat baik-baik, jangan sampai rusak. Kalau ada yang rusak atau cacat, ibu-ibu jangan sungkan minta ganti ke petugas di TPS ya," ujar Hamas, disambut teriakan iya dari ibu-ibu.
Menurut Hamas, kegiatan sosialisasi ini merupakan rangkaian menjaring masukan dari masyarakat. Masukan tersebut menjadi bekal baginya saat terpilih kelak. "Menjaga amanah merupakan tanggungjawab yang harus dijaga dan dirawat, salah satu caranya dengan mengunjungi langsung konstituen," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ustadzah Umamah dari Majelis Taklim RW02-03, Kelurahan Slipi berpesan agar ibu-ibu jangan mau menerima uang sogokan agar memilih caleg atau pemimpin tertentu. Sebab hal itu akan dimintai tangungjawabnya di akherat kelak.
"Kita hidup di dunia hanya sementara, yang kekal itu di akherat. Dunia harus dijadikan sebagai ladang amal bekal di akherat. Jangan senang di dunia, di akherat menderita. Itu rugi banget," ujar Umamah.
Untuk itu, pesan Umamah, dalam memilih caleg atau pemimpin harus hati-hati. Harus tahu rekam jejaknya atau riwayat hidupnya. Minimal, kita tahu dari orang yang bisa dipercaya.
(thm)