Nenek Berusia 61 Tahun Meninggal Dunia akibat DBD di Tangsel

Jum'at, 15 Maret 2019 - 20:46 WIB
Nenek Berusia 61 Tahun Meninggal Dunia akibat DBD di Tangsel
Nenek Berusia 61 Tahun Meninggal Dunia akibat DBD di Tangsel
A A A
TANGERANG SELATAN - Seorang warga Tangerang Selatan (Tangsel) yakni, Ati (61) meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSU Tangsel akibat menderita demam berdarah dengue (DBD). Sebelum meninggal dunia korban menjalani perawatan medis selama 10 hari.

Ati warga RT 012/005, Keranggan, Kecamatan Setu, Tangsel ini mengembuskan nafas terakhir pada Jumat (15/3/2019) pukul 05.30 WIB. Suhandi, suami almarhumah mengatakan, sebelum dirawat di RSU Tangsel, istri tercintanya itu sempat menjalani perawatan di puskesmas dekat rumahnya.
"Dirawat di puskesmas dua hari, di RSU Kota Tangsel delapan hari. Meninggal tadi pagi, sudah dimakamkan di TPU dekat rumah," kata Suhandi kepada SINDOnews di rumah duka pada Jumat siang.

Menurut dia, saat dirawat di Puskesmas Keranggan, trombosit sang istri mencapai 16.000. Setelah dua hari dirawat, Ati dirujuk ke RSU agar mendapat perawatan intensif.

"Di badannya ada bintik-bintik warna merah. Sudah keluar semua. Kondisinya sempat membaik selama di RSU. Tetapi tadi malam, tiba-tiba kondisinya mendadak menurun hingga akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Di lingkungan rumah, Suhandi mengaku, sudah ada beberapa warga yang terserang DBD. Salah satunya cucunya sendiri. Sempat dirawat di puskesmas, sekarang ini sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. "Sudah banyak yang terkena DBD di sini, tetangga dan cucu saya juga sempat kena dan sempat dirawat di puskesmas. Hingga kini belum pernah di-fogging," katanya.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Kota Tangsel, dr Imbar Umar Gazali menuturkan, selain menderita DBD, korban juga memiliki bawaan penyakit lain."Memang betul ada pasien DBD meninggal. Tetapi komplikasi, dan bronkopneumonia juga. Jadi penyebab masuk ICU, karena CHF-nya juga," tutur Imbar.

Imbar melanjutkan, saat ini pihaknya sedang melakukan penyusunan kronologis medis pasien, untuk mengetahui secara lebih pasti apa penyebab meninggalnya korban. Setelah kronologisnya dibuat, akan diaudit. "Senin baru kami audit. Karena ada jantung juga, dan salah satu pemicunya jantung juga. Senin baru bisa diaudit. Jika ada perkembangan akan saya kabari," jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Deden Deni mengakui kembali jatuhnya korban jiwa akibat serangan DBD."Betul, ada satu, tadi pagi. Saya sudah dapat kabarnya dari RSU Tangsel. Tetapi ada penyakit yang menyertainya dan menjadi penyebab utamanya. Tetapi kami akan melakukan audit lebih dahulu," ungkapnya.

Deden mengaku, wabah DBD di Tangsel masih terjadi, hingga musim hujan selesai. Namun, dia tidak mau berspekulasi lebih jauh, karena korban terus berjatuhan. "Kalau kita bandingkan dengan Januari dan Februari kemarin, jelas di Maret ini penderita DBD mengalami penurunan. Faktornya, karena cuaca yang masih tidak menentu dan terjadinya hujan," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6877 seconds (0.1#10.140)