Penjelasan Yayasan Al Kamal Jakarta Terkait Temuan Narkoba di Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta mengakui bila DL dan CP ditangkap di SMA Al Kamal oleh Unit Narkoba Polsek Kembangan, Jakarta Barat. Saat peristiwa terjadi keduanya sedang berada di dalam laboratorium sekolah.
“Dia itu anak dari Jodi, mantan pegawai kami yang sudah tidak bekerja. Mereka memang suka tidur di situ,” ungkap Ketua Pembina Yayasan Pondok Pesantren Alkamal Jakarta, Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat di Universitas Al Kamal Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Sebelumnya tiga orang, berinisial AJ (29), DL (29), dan CP (30) diamankan Polsek Kembangan Jakarta Barat setelah terbukti memanfaatkan ruangan di laboratorium sekolah swasta sebagai lokasi penyimpanan sabu. Dari tempat itu, polisi menemukan 355,56 gram sabu dan 7.910 obat golongan IV.
Soeryo melanjutkan selain mengonsumsi narkoba di sekolah, keduanya juga kerap mengintimidasi sejumlah pelajar, guru, hingga pengurus yayasan. Hal ini terungkap, ketika Yayasan hendak membenahi pagar sekolah yang rusak.
Kala itu keduanya membawa serta sejumlah preman dan melarang pembenahan kawasan Al Kamal. Soeryo menegaskan, telah mencoba mengusir keduanya, namuntetap bersikukuh untuk tinggal dan bermalam di lingkungan Al Kamal sebelum akhirnya diciduk polisi. “Makanya kami bersyukur ketika ada kejadian itu,” ucapnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta, Burhanuddin menambahkan, demi memberantas narkoba pihaknya bersiap semua guru, kepsek, pengurus, dan siswa untuk melakukan tes urine. Langkah ini diambil sebagai bentuk serius memerangi narkoba. “Saya katakan kami siap dengan resiko. Bila ada yang terlibat, saya pastikan mereka diproses hukum,” tegas mantan Wali Kota Jakarta Barat ini.
Tidak Ada Narkoba
Pendapat berbeda diungkapkan Sekretaris Yayasan Pendidikan Pesantren Al Kamal, Zaskia. Dia membantah semua ucapan Soeryo dan menyatakan hingga kini Jodi masih bekerja untuk yayasan. “Jadi tidak ada narkoba kok. Saat peristiwa itu terjadi, kami kumpulkan semua karyawan. Dan semuanya lengkap,” tegas Zaskia.
Zaskia kemudian membantah adanya penggerebekan narkoba seperti yang diungkapkan Pengurus Yayasan Al Kamal Jakarta. Menurutnya dua inisial yang disebutkan tidak bekerja di sekolahnya.
Zaskia mengancam akan memproses hukum semua pihak yang menyebutkan yayasannya merupakan tempat gudang narkoba. Baginya sangat tidak mungkin sekolah Al Kamal disusupi narkoba. “Saya akan proses mereka. Jangan macam macam, ini menyangkut nama baik Yayasan. Ini bukan sekolah kecil,” tegasnya.
Belakangan diketahui di Al Kamal sendiri terdapat dualisme kemimpinan, yakni Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal yang dikatakan Zaskia, dan Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta yang dipimpin oleh Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat.
Dalam perjalanannya, Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal bertanggung jawab atas Taman Kanak Kanak, SMA, dan SMK. Sementara Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta bertanggung jawab atas SD, SMP, dan Universitas.
“Dia itu anak dari Jodi, mantan pegawai kami yang sudah tidak bekerja. Mereka memang suka tidur di situ,” ungkap Ketua Pembina Yayasan Pondok Pesantren Alkamal Jakarta, Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat di Universitas Al Kamal Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Sebelumnya tiga orang, berinisial AJ (29), DL (29), dan CP (30) diamankan Polsek Kembangan Jakarta Barat setelah terbukti memanfaatkan ruangan di laboratorium sekolah swasta sebagai lokasi penyimpanan sabu. Dari tempat itu, polisi menemukan 355,56 gram sabu dan 7.910 obat golongan IV.
Soeryo melanjutkan selain mengonsumsi narkoba di sekolah, keduanya juga kerap mengintimidasi sejumlah pelajar, guru, hingga pengurus yayasan. Hal ini terungkap, ketika Yayasan hendak membenahi pagar sekolah yang rusak.
Kala itu keduanya membawa serta sejumlah preman dan melarang pembenahan kawasan Al Kamal. Soeryo menegaskan, telah mencoba mengusir keduanya, namuntetap bersikukuh untuk tinggal dan bermalam di lingkungan Al Kamal sebelum akhirnya diciduk polisi. “Makanya kami bersyukur ketika ada kejadian itu,” ucapnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta, Burhanuddin menambahkan, demi memberantas narkoba pihaknya bersiap semua guru, kepsek, pengurus, dan siswa untuk melakukan tes urine. Langkah ini diambil sebagai bentuk serius memerangi narkoba. “Saya katakan kami siap dengan resiko. Bila ada yang terlibat, saya pastikan mereka diproses hukum,” tegas mantan Wali Kota Jakarta Barat ini.
Tidak Ada Narkoba
Pendapat berbeda diungkapkan Sekretaris Yayasan Pendidikan Pesantren Al Kamal, Zaskia. Dia membantah semua ucapan Soeryo dan menyatakan hingga kini Jodi masih bekerja untuk yayasan. “Jadi tidak ada narkoba kok. Saat peristiwa itu terjadi, kami kumpulkan semua karyawan. Dan semuanya lengkap,” tegas Zaskia.
Zaskia kemudian membantah adanya penggerebekan narkoba seperti yang diungkapkan Pengurus Yayasan Al Kamal Jakarta. Menurutnya dua inisial yang disebutkan tidak bekerja di sekolahnya.
Zaskia mengancam akan memproses hukum semua pihak yang menyebutkan yayasannya merupakan tempat gudang narkoba. Baginya sangat tidak mungkin sekolah Al Kamal disusupi narkoba. “Saya akan proses mereka. Jangan macam macam, ini menyangkut nama baik Yayasan. Ini bukan sekolah kecil,” tegasnya.
Belakangan diketahui di Al Kamal sendiri terdapat dualisme kemimpinan, yakni Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal yang dikatakan Zaskia, dan Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta yang dipimpin oleh Soeryo Soedibyo Mangkoehadiningrat.
Dalam perjalanannya, Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal bertanggung jawab atas Taman Kanak Kanak, SMA, dan SMK. Sementara Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal Jakarta bertanggung jawab atas SD, SMP, dan Universitas.
(whb)