Normalisasi Dikebut, Wilayah Jakarta Barat Mulai Bebas dari Banjir
A
A
A
JAKARTA - Keinginan Gubernur DKI membebaskan Jakarta dari banjir mulai terlihat. Pengurangan intensitas banjir mulai terasa di sejumlah titik yang menjadi langganan banjir di wilayah Jakarta Barat.
Pantauan Koran SINDO, hujan deras sebelumnya mengguyur kawasan Jakarta Barat dari pukul 6 pagi hingga 11 siang, Rabu (9/1/2019). Meski turun dengan intensitas tinggi namun genangan di sejumlah tempat tak terlihat.
Seperti di kawasan Patra, Kebon Jeruk. Di kawasan ini dahulu merupakan langganan banjir, bahkan akses jalan disini sempat lumpuh hingga 3 hari saat genangan merendam kawasan ini di awal tahun 2018 lalu.
Namun kini, genangan nyaris tak ditemukan. Pasar Patra yang selalu terendam saat hujan turun tak terlihat. Hanya genangan kecil setinggi 5 sentimeter terlihat di parkiran pasar.
Saat menyambangi kawasan itu, sejumlah pegawai harian lepas Sudin Sumber Daya Air dan PPSU tampak melakukan pembenahan di saluran sisi kanan kiri jalan. Mereka kemudian mengumpulkan sejumlah sampah didekat pompa di utara jalan. Karung tertumpuk pun cukup banyak.
“Sebenarnya tadi pagi sempat mau naik, cuman setelah pompa dinyalakan, air langsung ke sedot. Alhamdullilah aja tidak banjir,” kata Jaka (35) petugas pompa di kawasan Patra.
Saat berita ditulis, tiga pompa sedang dinyalakan. Mereka kemudian membuang air ke kawasan kali sekretaris yang berada di samping. Air kali tampak penuh, menyisahkan hanya 50 sentimeter dari tinggi tanggul. Tal hanya kali, saluran gendong yang berada disampingnya juga ikut dipenuhi air.
Kondisi tak jauh beda terjadi di jalan Arjuna Selatan, Jakarta Barat. Awal Desember 2018 lalu, jalanan dan pemukiman di kawasan ini sempat terendam hingga sepinggang orang dewasa.
Kala itu, hujan yang mengguyur baru 2 jam dan tidak sederas tadi pagi. Di kawasan itu pula, sejumlah warga mulai panik, lantaran genangan sempat masuk ke rumah.
Membanahi kawasan itu, saat pertengahan Desember 2018. Petugas kemudian mendapati sebuah akar pohon beringin menutupi saluran air. Hal ini yang diduga menghambat aliran air menuju saluran penghubung menuju kali sekretaris.
Barulah setelah akar dipotong air kembali lancar. Saluran disana kemudian langsung di normalisasi, sedimen lumpur yang mengendap berbulan bulan dikeruk.
“Hujan deras aman, jangankan naik ke jalan. Kali dan got aja nggak penuh,” kata Hendra (43) warga RT 04/04, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Hendra mengakui sebelum akar di cabut. Kawasannya merupakan langganan banjir. Saat hujan datang, pemukimannya termasuk rumahnya langsung terendam.
Serupa tapi tak sama juga terjadi di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, tepatnya depan kantor Samsat Jakarta Barat. Di tempat itu genangan sempat terjadi di sisi trotoar. Lalu lintas kemudian sempat terhambat selama beberapa menit.
Namun saat mencoba berputar balik menuju lokasi genangan, terlihat genangan telah menghilang lalu lintas menjadi lancar. Dan tak ada hambatan.
Dahulu saat Hujan datang di pertengahan Desember 2018 kawasan ini sempat terendam hingga ke Kantor Samsat Jakarta Barat. Penyebab karena kondisi beberapa pintu air yang rusak parah.
Mengantisipasi itu, Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi mengintruksikan pembuatan pintu air portable menggunakan pelat baja. Air yang menggenangi jalan kemudian dialirkan ke kolam penampungan di sisi Kali Mookevart. Sementara air dari kali tak masuk karen pintu air di tutup.
“Air kolam kemudian kita sedot dan dibuang ke (kali) Mookevart,” kata Kasudin Sumber Daya Air, Imron Syahrir.
Imron melanjutkan mengantisipasi genangan dikawasan itu, pihaknya telah menyiagakan beberapa pompa mobile milik Dinas. Hal ini agar kolam penampung tak penuh selama hujan turun. Sebab bila tak begitu, air di kolam akan meluber dan menggenangi jalanan.
Meskipun banjir telah menghilang, Imron mengakui masih waspada. Ia mewaspadai kiriman air dari Tangerang dan Bogor yang kebetulan melintas di wilayahnya. Kali kali seperti Pesanggrahan, Sekretaris, dan Mookevart dipantau maksimal.
“Kalo diperhatikan secara detail. Itu kali sudah tinggi. Pagi tadi aja saja saya was was, saya kemudian minta anggota kosongkan waduk supaya air bisa di tampung dulu,” ucap Imron yang mengatakan waduk bojong, tomang, dan grogol sempat di surutkan pagi tadi.
Meski demikian, waspada tinggi diungkapkan saat Januari - Februari mendatang. Beberapa kali seperti pesanggrahan dan angke lama di ketahui belum di normalisasi, sebab tanah tanah disitu belum dibebaskan.
Meski demikian, pihaknya optimis di tahun 2019 nanti, normalisasi akan dilakukan di kawasan itu, demi menghindari banjir di kawasan itu. Termasuk dengan menormalisasi saluran pemukiman.
Saat ini, diakuinya masih banyak saluran pemukiman yang belum rampung. Karena itu kini pihaknya masih menginventarisin beberapa lokasi yang nantinya dianggap penting untuk dinormalisasi.
Pantauan Koran SINDO, hujan deras sebelumnya mengguyur kawasan Jakarta Barat dari pukul 6 pagi hingga 11 siang, Rabu (9/1/2019). Meski turun dengan intensitas tinggi namun genangan di sejumlah tempat tak terlihat.
Seperti di kawasan Patra, Kebon Jeruk. Di kawasan ini dahulu merupakan langganan banjir, bahkan akses jalan disini sempat lumpuh hingga 3 hari saat genangan merendam kawasan ini di awal tahun 2018 lalu.
Namun kini, genangan nyaris tak ditemukan. Pasar Patra yang selalu terendam saat hujan turun tak terlihat. Hanya genangan kecil setinggi 5 sentimeter terlihat di parkiran pasar.
Saat menyambangi kawasan itu, sejumlah pegawai harian lepas Sudin Sumber Daya Air dan PPSU tampak melakukan pembenahan di saluran sisi kanan kiri jalan. Mereka kemudian mengumpulkan sejumlah sampah didekat pompa di utara jalan. Karung tertumpuk pun cukup banyak.
“Sebenarnya tadi pagi sempat mau naik, cuman setelah pompa dinyalakan, air langsung ke sedot. Alhamdullilah aja tidak banjir,” kata Jaka (35) petugas pompa di kawasan Patra.
Saat berita ditulis, tiga pompa sedang dinyalakan. Mereka kemudian membuang air ke kawasan kali sekretaris yang berada di samping. Air kali tampak penuh, menyisahkan hanya 50 sentimeter dari tinggi tanggul. Tal hanya kali, saluran gendong yang berada disampingnya juga ikut dipenuhi air.
Kondisi tak jauh beda terjadi di jalan Arjuna Selatan, Jakarta Barat. Awal Desember 2018 lalu, jalanan dan pemukiman di kawasan ini sempat terendam hingga sepinggang orang dewasa.
Kala itu, hujan yang mengguyur baru 2 jam dan tidak sederas tadi pagi. Di kawasan itu pula, sejumlah warga mulai panik, lantaran genangan sempat masuk ke rumah.
Membanahi kawasan itu, saat pertengahan Desember 2018. Petugas kemudian mendapati sebuah akar pohon beringin menutupi saluran air. Hal ini yang diduga menghambat aliran air menuju saluran penghubung menuju kali sekretaris.
Barulah setelah akar dipotong air kembali lancar. Saluran disana kemudian langsung di normalisasi, sedimen lumpur yang mengendap berbulan bulan dikeruk.
“Hujan deras aman, jangankan naik ke jalan. Kali dan got aja nggak penuh,” kata Hendra (43) warga RT 04/04, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Hendra mengakui sebelum akar di cabut. Kawasannya merupakan langganan banjir. Saat hujan datang, pemukimannya termasuk rumahnya langsung terendam.
Serupa tapi tak sama juga terjadi di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, tepatnya depan kantor Samsat Jakarta Barat. Di tempat itu genangan sempat terjadi di sisi trotoar. Lalu lintas kemudian sempat terhambat selama beberapa menit.
Namun saat mencoba berputar balik menuju lokasi genangan, terlihat genangan telah menghilang lalu lintas menjadi lancar. Dan tak ada hambatan.
Dahulu saat Hujan datang di pertengahan Desember 2018 kawasan ini sempat terendam hingga ke Kantor Samsat Jakarta Barat. Penyebab karena kondisi beberapa pintu air yang rusak parah.
Mengantisipasi itu, Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi mengintruksikan pembuatan pintu air portable menggunakan pelat baja. Air yang menggenangi jalan kemudian dialirkan ke kolam penampungan di sisi Kali Mookevart. Sementara air dari kali tak masuk karen pintu air di tutup.
“Air kolam kemudian kita sedot dan dibuang ke (kali) Mookevart,” kata Kasudin Sumber Daya Air, Imron Syahrir.
Imron melanjutkan mengantisipasi genangan dikawasan itu, pihaknya telah menyiagakan beberapa pompa mobile milik Dinas. Hal ini agar kolam penampung tak penuh selama hujan turun. Sebab bila tak begitu, air di kolam akan meluber dan menggenangi jalanan.
Meskipun banjir telah menghilang, Imron mengakui masih waspada. Ia mewaspadai kiriman air dari Tangerang dan Bogor yang kebetulan melintas di wilayahnya. Kali kali seperti Pesanggrahan, Sekretaris, dan Mookevart dipantau maksimal.
“Kalo diperhatikan secara detail. Itu kali sudah tinggi. Pagi tadi aja saja saya was was, saya kemudian minta anggota kosongkan waduk supaya air bisa di tampung dulu,” ucap Imron yang mengatakan waduk bojong, tomang, dan grogol sempat di surutkan pagi tadi.
Meski demikian, waspada tinggi diungkapkan saat Januari - Februari mendatang. Beberapa kali seperti pesanggrahan dan angke lama di ketahui belum di normalisasi, sebab tanah tanah disitu belum dibebaskan.
Meski demikian, pihaknya optimis di tahun 2019 nanti, normalisasi akan dilakukan di kawasan itu, demi menghindari banjir di kawasan itu. Termasuk dengan menormalisasi saluran pemukiman.
Saat ini, diakuinya masih banyak saluran pemukiman yang belum rampung. Karena itu kini pihaknya masih menginventarisin beberapa lokasi yang nantinya dianggap penting untuk dinormalisasi.
(ysw)