Jendela Dunia Jakarta Buka Kelas Belajar untuk Anak-anak Tak Mampu
A
A
A
JAKARTA - Komunitas Jendela Dunia Jakarta sukses menggelar kegiatan belajar-mengajar bagi anak-anak tak mampu di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Untuk membuat mereka lebih nyaman, kini diresmikan Sekolah Bersama Jendela Dunia Jakarta.
Kegiatan pendidikan itu sendiri disambut antusias anak-anak yang haus akan ilmu pengetahuan. Tak heran mereka tetap hadir meski hujan turun di tempatnya belajar.
Anak-anak tersebut hadir setiap hari Sabtu dalam dua pekan sekali demi mendapatkan berbagai pelajaran dari para volunteer (relawan). Mereka sukarela menghabiskan waktunya untuk mendidik di saat kebanyakan orang menikmati liburan akhir pekan.
Mayoritas anak-anak dari kalangan keluarga kurang mampu itu mendapatkan pelajaran seperti layaknya sekolah umum. Mulai dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, serta materi umum lainnya.
Jendela Dunia telah mengadakan sekolah sederhana yang konsen memberikan pendidikan bagi anak jalanan dan kurang mampu itu sejak tahun 2014. Sekolah sederhana itu sampai sekarang menjadi tempat bagi 120 anak untuk menimba ilmu pengetahuan.
"Dari 120 anak itu yang telah kami sekolahkan di sekolah umum ada sebanyak 40 anak," ungkap Desty Aprilla, salah seorang pendiri Jendela Dunia Jakarta saat ditemui seusai peresmian Sekolah Bersama Jendela Dunia.
Lebih lanjut Desty mengatakan, Sekolah Bersama ini sangat membantu kegiatan belajar-mengajar yang semula berpindah-pindah lokasi. Karena itu sekolah ini pun mengandalkan cuaca mengingat tempat yang memang berada di tempat terbuka.
"Sebelum ada kelas bersama ini, kami lakukan kegiatan belajar mengajar di lapangan yang kalau panas kepanasan dan kalau hujan ya kehujanan," tutur Desty.
Sekolah Bersama Jendela Dunia Jakarta berada di atas lahan milik warga dengan menyewa tiga petak rumah kontrakan di kawasan Cipete. Rumah tersebut lalu dibagi menjadi tiga ruang kelas.
"Ada tiga ruang dibagi menjadi enam kelas belajar, kelas 4,5,6 SD, lalu 7,8,9 SMP dan juga ada pendidikan anak usia dini untuk belajar baca, tulis dan hitung," papar wanita yang akrab disapa Bunda Lia itu.
Ditanya hambatannya, Szheerose yang juga pendiri Jendela Dunia Jakarta mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih kekurangan tenaga pengajar dari relawan.
"Volunteer yang terdaftar hingga saat ini ada 30 orang, dan kami masih membuka kepada siapapun yang ingin bergabung menjadi tenaga pengajar. Kriterianya yang penting berusia 18 tahun ke atas dan memiliki komitmen untuk membantu anak-anak dalam belajar," kata dara cantik yang berprofesi sebagai model ini.
Szhee, sapaan akrabnya, menginformasikan, para volunteer yang bergabung itu tidak di gaji atau dengan sukarela mengajar anak-anak.
Jendela Dunia Jakarta terbentuk atas inisiatif Lia dan Szhee bersama empat orang pengurus inti lainnya. Ini dilatarbelakangi keprihatinan mereka melihat masih minimnya perhatian terhadap pendidikan bagi anak-anak jalanan dan kurang mampu.
Untuk tahun 2019 ini, Jendela Dunia Jakarta telah merencanakan sejumlah program. Di antaranya beasiswa untuk anak-anak berprestasi, program persiapan bagi yang akan menghadapi ujian nasional, dan penyuluhan kesehatan, serta program lainnya.
Sebagai informasi, Jendela Dunia Jakarta masih terus membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin bergabung menjadi volunteer atau memberikan donasi dalam membantu kegiatan belajar mengajar melalui Instagram @Jendela_DuniaJKT.
Kegiatan pendidikan itu sendiri disambut antusias anak-anak yang haus akan ilmu pengetahuan. Tak heran mereka tetap hadir meski hujan turun di tempatnya belajar.
Anak-anak tersebut hadir setiap hari Sabtu dalam dua pekan sekali demi mendapatkan berbagai pelajaran dari para volunteer (relawan). Mereka sukarela menghabiskan waktunya untuk mendidik di saat kebanyakan orang menikmati liburan akhir pekan.
Mayoritas anak-anak dari kalangan keluarga kurang mampu itu mendapatkan pelajaran seperti layaknya sekolah umum. Mulai dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, serta materi umum lainnya.
Jendela Dunia telah mengadakan sekolah sederhana yang konsen memberikan pendidikan bagi anak jalanan dan kurang mampu itu sejak tahun 2014. Sekolah sederhana itu sampai sekarang menjadi tempat bagi 120 anak untuk menimba ilmu pengetahuan.
"Dari 120 anak itu yang telah kami sekolahkan di sekolah umum ada sebanyak 40 anak," ungkap Desty Aprilla, salah seorang pendiri Jendela Dunia Jakarta saat ditemui seusai peresmian Sekolah Bersama Jendela Dunia.
Lebih lanjut Desty mengatakan, Sekolah Bersama ini sangat membantu kegiatan belajar-mengajar yang semula berpindah-pindah lokasi. Karena itu sekolah ini pun mengandalkan cuaca mengingat tempat yang memang berada di tempat terbuka.
"Sebelum ada kelas bersama ini, kami lakukan kegiatan belajar mengajar di lapangan yang kalau panas kepanasan dan kalau hujan ya kehujanan," tutur Desty.
Sekolah Bersama Jendela Dunia Jakarta berada di atas lahan milik warga dengan menyewa tiga petak rumah kontrakan di kawasan Cipete. Rumah tersebut lalu dibagi menjadi tiga ruang kelas.
"Ada tiga ruang dibagi menjadi enam kelas belajar, kelas 4,5,6 SD, lalu 7,8,9 SMP dan juga ada pendidikan anak usia dini untuk belajar baca, tulis dan hitung," papar wanita yang akrab disapa Bunda Lia itu.
Ditanya hambatannya, Szheerose yang juga pendiri Jendela Dunia Jakarta mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih kekurangan tenaga pengajar dari relawan.
"Volunteer yang terdaftar hingga saat ini ada 30 orang, dan kami masih membuka kepada siapapun yang ingin bergabung menjadi tenaga pengajar. Kriterianya yang penting berusia 18 tahun ke atas dan memiliki komitmen untuk membantu anak-anak dalam belajar," kata dara cantik yang berprofesi sebagai model ini.
Szhee, sapaan akrabnya, menginformasikan, para volunteer yang bergabung itu tidak di gaji atau dengan sukarela mengajar anak-anak.
Jendela Dunia Jakarta terbentuk atas inisiatif Lia dan Szhee bersama empat orang pengurus inti lainnya. Ini dilatarbelakangi keprihatinan mereka melihat masih minimnya perhatian terhadap pendidikan bagi anak-anak jalanan dan kurang mampu.
Untuk tahun 2019 ini, Jendela Dunia Jakarta telah merencanakan sejumlah program. Di antaranya beasiswa untuk anak-anak berprestasi, program persiapan bagi yang akan menghadapi ujian nasional, dan penyuluhan kesehatan, serta program lainnya.
Sebagai informasi, Jendela Dunia Jakarta masih terus membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin bergabung menjadi volunteer atau memberikan donasi dalam membantu kegiatan belajar mengajar melalui Instagram @Jendela_DuniaJKT.
(mhd)