Jelang Tahun Baru, Peredaran Narkotika Jaringan Lapas Meningkat
A
A
A
TANGERANG - Peredaran narkotika jelang Natal dan Tahun Baru 2019 melalui jaringan Lapas Cipinang dan Salemba, Jakarta, kian marak. Hal ini terungkap dari banyaknya pesanan narkotika ke lapas beberapa bulan terakhir.
Menurut Kanit 4 Subdit 1 Dit Tipid Narkoba Bareskrim Mabes Polri AKBP Dodi Suryadin, narkotika itu diselundupkan dari luar, melalui jalur laut dan dibawa lewat darat ke Pulau Jawa. (Baca: Kasus Dua Karung Narkoba, Ternyata untuk Suplai Malam Tahun Baru )
"Saya beberapa kali menangkap di Palembang. Itu sebenarnya barang-barang lama yang masuk dari laut, dari Pinang," kata Dodi, di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Kamis (20/12/2018).
Di laut, narkotika dibawa dengan memakai perahu dayung milik nelayan, dan masuk ke pelabuhan tikus. Kemudian, diangkut melalui jalur darat, menggunakan mobil.
"Kalau langsung dibawa dari laut semuanya tidak bisa. Makanya melibatkan nelayan. Mulai dari Aceh sampai Batam. Rata-rata masuknya dari Aceh. Itu yang membuat kita kesulitan. Karena laut kita luas," jelasnya. (Baca juga: Penyelundupan Narkoba untuk Tahun Baru DIkendalikan Residivis )
Menurutnya, kemudahan para napi memiliki alat komunikasi, sangat membantu dalam peredaran narkotika di lapas. Terutama dilakukan bandar-bandar besar yang divonis di atas 5 tahun dan dijatuhi hukuman mati.
"Yang jelas, konsumen di dalam negeri semakin banyak. Makanya barang cepat habis. Kalau harga relatif dan jualan di lapas lebih aman. Terutama lapas yang ada bos besarnya, mereka pasti main," bebernya.
Melalui HP tersebut, para bandar narkotika di dalam lapas ini bahkan mengontrol pengiriman narkotika di luar. Mulai sejak barang dibawa, hingga ke tempat tujuan.
"Standar di lapas, sekarang mereka video call langsung, di mana, hotel mana, dan rata-rata pakai komunikasi internet. Mereka sudah kita amankan, dan akan kita kejar bandar besarnya di luar negeri," jelasnya.
Selain lewat jalur laut, pengiriman narkotika ke dalam lapas juga banyak dilakukan melalui jalur udara. Terutama masuk lewat gerbang masuk dunia, di Bandara Soetta.
Menurut Kanit 4 Subdit 1 Dit Tipid Narkoba Bareskrim Mabes Polri AKBP Dodi Suryadin, narkotika itu diselundupkan dari luar, melalui jalur laut dan dibawa lewat darat ke Pulau Jawa. (Baca: Kasus Dua Karung Narkoba, Ternyata untuk Suplai Malam Tahun Baru )
"Saya beberapa kali menangkap di Palembang. Itu sebenarnya barang-barang lama yang masuk dari laut, dari Pinang," kata Dodi, di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Kamis (20/12/2018).
Di laut, narkotika dibawa dengan memakai perahu dayung milik nelayan, dan masuk ke pelabuhan tikus. Kemudian, diangkut melalui jalur darat, menggunakan mobil.
"Kalau langsung dibawa dari laut semuanya tidak bisa. Makanya melibatkan nelayan. Mulai dari Aceh sampai Batam. Rata-rata masuknya dari Aceh. Itu yang membuat kita kesulitan. Karena laut kita luas," jelasnya. (Baca juga: Penyelundupan Narkoba untuk Tahun Baru DIkendalikan Residivis )
Menurutnya, kemudahan para napi memiliki alat komunikasi, sangat membantu dalam peredaran narkotika di lapas. Terutama dilakukan bandar-bandar besar yang divonis di atas 5 tahun dan dijatuhi hukuman mati.
"Yang jelas, konsumen di dalam negeri semakin banyak. Makanya barang cepat habis. Kalau harga relatif dan jualan di lapas lebih aman. Terutama lapas yang ada bos besarnya, mereka pasti main," bebernya.
Melalui HP tersebut, para bandar narkotika di dalam lapas ini bahkan mengontrol pengiriman narkotika di luar. Mulai sejak barang dibawa, hingga ke tempat tujuan.
"Standar di lapas, sekarang mereka video call langsung, di mana, hotel mana, dan rata-rata pakai komunikasi internet. Mereka sudah kita amankan, dan akan kita kejar bandar besarnya di luar negeri," jelasnya.
Selain lewat jalur laut, pengiriman narkotika ke dalam lapas juga banyak dilakukan melalui jalur udara. Terutama masuk lewat gerbang masuk dunia, di Bandara Soetta.
(ysw)