KNKT Lanjut Cari CVR Lion Air JT-610, Butuh Banyak Peralatan Canggih

Rabu, 28 November 2018 - 02:35 WIB
KNKT Lanjut Cari CVR...
KNKT Lanjut Cari CVR Lion Air JT-610, Butuh Banyak Peralatan Canggih
A A A
PANGKALPINANG - - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan sejumlah peralatan canggih untuk bisa melanjutkan pencarian perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorders (CVR) pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu.

CVR merupakan bagian penting dari black box Lion Air PK-LQP tersebut. Untuk mempermudah proses pencarian CVR, rencananya sebagian peralatan canggih bakal didatangkan langsung dari luar negeri.

Ketua Sub Divisi Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT dan Ketua Tim Investigasi Musibah Lion Air JT-610, Nurcahyo Utomo, menyatakan, upaya pencarian CVR masih terus dilakukan karena itu bagian penting dari black box. Durasinya masih terus berlanjut hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kendati KNKT telah mengerahkan sejumlah peralatan canggih, termasuk ping detector, namun upaya itu masih belum membuahkan hasil. Maka itu, kata Nurcahyo, untuk melanjutkan upaya pencarian, KNKT membutuhkan sejumlah peralatan canggih lainnya berupa kapal yang dilengkapi kemampuan bertahan pada satu koordinat tanpa bantuan jangkar.

"Selain itu kapal yang memiliki crane besar yang mampu mengangkat benda berdimensi besar dan berbobot berat," ujarnya kepada awak media seusai pertemuan tertutup dengan keluarga korban Lion JT-610 di Pangkalanbaru, Bangka Tengah, Selasa (27/11/2018).

KNKT juga membutuhkan perlengkapan peralatan selam dan personel penyelam yang memiliki kemampuan menyelam cukup lama. Kemudian alat penyedot lumpur untuk memindahkan lumpur dari lokasi pencarian, agar seluruh material maupun body parts (potongan tubuh) yang mungkin masih tertimbun lumpur dapat dievakuasi.

Terakhir, kata dia, KNKT butuh kapal yang bisa berhenti di satu titik, tidak bergeser tanpa jangkar karena di dekat lokasi kecelakaan ini terdapat pipa bahan bakar milik PT Pertamina.

"Karena kalau pakai jangkar, maka dikhawatirkan akan merusak pipa milik Pertamina tersebut. Maka dari itu, peralatan-peralatan canggih ini sedang diupayakan untuk didatangkan ke lokasi kejadian. Salah satunya kapal yang mampu bertahan di satu titik koordinat itu milik Singapura yang dalam waktu dekat akan segera memperkuat armada pencarian," tuturnya.

Mengenai keterlibatan negara asing, Nurcahyo menegaskan bahwa pihaknya sangat terbuka terhadap bantuan asing yang memang memiliki kompetensi dan berhak terlibat didalam proses pencarian. Seperti halnya keterlibatan Amerika Serikat (AS), selaku negara asal perusahaan Boeing yang memang memiliki kewajiban untuk terlibat dalam proses evakuasi Lion Air JT-610.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2544 seconds (0.1#10.140)