Musim Hujan, DKI Waspadai Aliran Air dan Siapkan 435 Pompa Stasioner
A
A
A
JAKARTA - Berkurangnya trase kali masih menjadi momok menakutkan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan kali-kali mengalami penyempitan dan berimbas banjir.
Di sisi lain, proses penertiban kian terkendala lantaran sosialisasi tak berjalan baik. Imbasnya, banyak rumah warga yang kini menempati bibir kali dan mengancam banjir dan genangan, DKI kian waspada.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Teguh Hendrawan tak menampik dengan kondisi itu. Teguh mengaku khawatir dan menjadikan beberapa wilayah kali menjadi kawasan rawan banjir.
"Utamanya di daerah seperti Kampung Melayu dan Cipinang Melayu. Itu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kami," kata Teguh di Jakarta, Rabu 21 November 2018.
Teguh mengatakan, terhadap wilayah itu, pihaknya menjelaskan ada sekitar 450 meter bibir kali Ciliwung yang belum di tanggul lantaran masih dikuasai oleh masyarakat. Terhadap hal itu, Teguh mengakui pihaknya terus melakukan pendekatan dan mengupayakan masyarakat mau melepas di tahun ini.
Meski demikian, Teguh tak ambil pusing mengenai hal itu. Ia mengatakan sejauh pihaknya telah menyiapkan 435 pompa stasioner yang tersimpan di 153 rumah pompa. Dengan kapasitas 2 meter kubik per detik hingga 10 meter kubik per detik, Teguh yakin Jakarta bebas banjir.
Selain itu, memaksimalkan kualitas pompa, Teguh melanjutkan pihaknya juga menyebar 102 pompa mobile yang kemudian disebar.
Meskipun optimis banjir bisa dilewati, namun Teguh tak menyangkal dari ratusan pompa yang ada, 5 persen di antaranya mengalami rusak. Beberapa di antaranya yang rusak merupakan pompa yang telah berumur puluhan tahun.
"Di Tomang pompanya berumur 70 tahun, kemudian dibeberapa lokasi lain ada 30-40 tahun," jelas Teguh yang mengatakan pompa pompa itu diback up dengan pompa mobile.
Teguh melanjutkan terhadap kondisi pompa seperti itu, pihaknya menegaskan pompa harus diganti. Karena itu pihaknya mengajukan penggantian setiap tahunnya.
Meski demikian, untuk penggantian pompa pihaknya mengalami kesulitan lantaran proses penggantian diperlukan dengan penghapusan barang. Terlebih untuk mengganti diperlukan lelang barang.
"Beberapa yang rusak selain karena berumur, juga karena sampah. Makanya kita kerja sama dengan UPK badan air mengantisipasi sampah di kali," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengakui, pihaknya tengah mewaspadai banjir rob yang diprediksi datang di musim hujan. Ia mengatakan kawasan Kecamatan Penjaringan, menjadi lokasi yang terancam genangan.
"Titik rawan banjir karena Penjaringan pinggir laut jadi seperti Kamal Muara, Muara Angke, semua pingir laut, bisa dari penghujan ataupun rob, atau dua duanya," kata Ali dihubungi terpisah.
Ali menyebutkan untuk mengantisipasi banjir 31 rumah pompa dan beberapa rumah pompa mobile disiapkan pihaknya di Kecamatan Penjaringan. Pengecekan pun telah dilakukan dan memastikan pompa itu dalam kondisi baik.
"Aktif dicek semua, hari ini kami tidak sekadar apel, tapi pada saat pengecekan dilakukan kesiagaan petugasnya, termasuk kesiapsiagaan pompanya serta BBM-nya," tambah Ali.
Terhadap ancaman Rob, Ali meminta semua masyarakat, Dinas teknis untuk mewaspadai penanggulangan banjir. Kolaborasi wajib dilakukan dengan Unit Kerja teknis dan beberapa SKPD lainnya.
Di sisi lain, proses penertiban kian terkendala lantaran sosialisasi tak berjalan baik. Imbasnya, banyak rumah warga yang kini menempati bibir kali dan mengancam banjir dan genangan, DKI kian waspada.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Teguh Hendrawan tak menampik dengan kondisi itu. Teguh mengaku khawatir dan menjadikan beberapa wilayah kali menjadi kawasan rawan banjir.
"Utamanya di daerah seperti Kampung Melayu dan Cipinang Melayu. Itu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kami," kata Teguh di Jakarta, Rabu 21 November 2018.
Teguh mengatakan, terhadap wilayah itu, pihaknya menjelaskan ada sekitar 450 meter bibir kali Ciliwung yang belum di tanggul lantaran masih dikuasai oleh masyarakat. Terhadap hal itu, Teguh mengakui pihaknya terus melakukan pendekatan dan mengupayakan masyarakat mau melepas di tahun ini.
Meski demikian, Teguh tak ambil pusing mengenai hal itu. Ia mengatakan sejauh pihaknya telah menyiapkan 435 pompa stasioner yang tersimpan di 153 rumah pompa. Dengan kapasitas 2 meter kubik per detik hingga 10 meter kubik per detik, Teguh yakin Jakarta bebas banjir.
Selain itu, memaksimalkan kualitas pompa, Teguh melanjutkan pihaknya juga menyebar 102 pompa mobile yang kemudian disebar.
Meskipun optimis banjir bisa dilewati, namun Teguh tak menyangkal dari ratusan pompa yang ada, 5 persen di antaranya mengalami rusak. Beberapa di antaranya yang rusak merupakan pompa yang telah berumur puluhan tahun.
"Di Tomang pompanya berumur 70 tahun, kemudian dibeberapa lokasi lain ada 30-40 tahun," jelas Teguh yang mengatakan pompa pompa itu diback up dengan pompa mobile.
Teguh melanjutkan terhadap kondisi pompa seperti itu, pihaknya menegaskan pompa harus diganti. Karena itu pihaknya mengajukan penggantian setiap tahunnya.
Meski demikian, untuk penggantian pompa pihaknya mengalami kesulitan lantaran proses penggantian diperlukan dengan penghapusan barang. Terlebih untuk mengganti diperlukan lelang barang.
"Beberapa yang rusak selain karena berumur, juga karena sampah. Makanya kita kerja sama dengan UPK badan air mengantisipasi sampah di kali," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengakui, pihaknya tengah mewaspadai banjir rob yang diprediksi datang di musim hujan. Ia mengatakan kawasan Kecamatan Penjaringan, menjadi lokasi yang terancam genangan.
"Titik rawan banjir karena Penjaringan pinggir laut jadi seperti Kamal Muara, Muara Angke, semua pingir laut, bisa dari penghujan ataupun rob, atau dua duanya," kata Ali dihubungi terpisah.
Ali menyebutkan untuk mengantisipasi banjir 31 rumah pompa dan beberapa rumah pompa mobile disiapkan pihaknya di Kecamatan Penjaringan. Pengecekan pun telah dilakukan dan memastikan pompa itu dalam kondisi baik.
"Aktif dicek semua, hari ini kami tidak sekadar apel, tapi pada saat pengecekan dilakukan kesiagaan petugasnya, termasuk kesiapsiagaan pompanya serta BBM-nya," tambah Ali.
Terhadap ancaman Rob, Ali meminta semua masyarakat, Dinas teknis untuk mewaspadai penanggulangan banjir. Kolaborasi wajib dilakukan dengan Unit Kerja teknis dan beberapa SKPD lainnya.
(mhd)