Blokade Akses Masuk Pesona Citayam Dibuka, Korban Luka Lapor Polisi
A
A
A
CITAYAM - Suasana di perbatasan Perumahan Puri Bojong Lestari 2 dan Pesona Citayam mulai kondusif, pasca-keributan yang menyebabkan satu orang terluka. Bronjong kawat berisi batu yang digunakan untuk menutup akses jalan utama menuju Pesona Citayam sudah dibuka.
"Sesuai hasil musyawarah tokoh masyarakat, untuk sementara blokade dibuka dan warga boleh melintas. Untuk 3 hari ke depan sambil terus diupayakan proses penyelesaian permasalahan," kata perwakilan dari Pesona Citayam, Kuntoro kepada SINDOnews, Selasa (20/11/2018).
Terkait satu warga yang terluka, kata Kuntoro, saat ini sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Citama. Dari hasil pemeriksaan dokter, pelipis kirinya sobek dan jari kirinya terluka karena menangkis senjata tajam.
"Korban Anggit bersama keluarga sedang menuju Polsek Bojonggede untuk melaporkan kasus pemukulan tersebut," katanya.
Sementara itu, mantan Lurah Pabuaran, Doklay meminta dalam satu dua hari ke depan perwakilan warga Pesona Citayam dan Puri Bojong Lestari 2 untuk bermusyawarah untuk membahas tuntutan kepada pengembang. "Dibutuhkan kerja sama semuanya, ambil hikmahnya semoga terjalin persahabatan dan persaudaraan," katanya.
Seperti diberitakan kericuhan itu bermula ketika warga Puri Bojong Lestari 2 RT 1/RW 7 menutup akses jalan utama menuju Pesona Citayam dengan bronjong kawat, Selasa (20/11/2018) sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka menuntut kepada pengembang Pesona Citayam untuk memenuhi janji yang telah disepakati. Total ada 20 item yang tercantum dalam perjanjian kesepakatan tersebut.
Tak lama setelah bronjong kawat dipasang, Anggit, salah satu warga Pesona Citayam hendak keluar kompleks menggunakan mobil pikap. Anggit mencoba minta izin untuk lewat tapi ditolak. Oleh warga Puri, dia diminta memutar jalan dengan nada yang tidak mengenakkan.
Anggit yang emosi melihat ulah warga Puri lalu nekat menerobos bronjong kawat. Tak ayal, warga Puri lalu mengejar dan memintanya untuk berhenti. Dengan kesadaran penuh, Anggit lalu berhenti. Sempat terjadi keributan tapi bisa diredam.
Namun tiba-tiba ada salah satu warga (belum diketahui asalnya) memukul kening Anggit dengan sebuah benda belati. Akibatnya, kening Anggit bocor berlumuran darah.
"Sesuai hasil musyawarah tokoh masyarakat, untuk sementara blokade dibuka dan warga boleh melintas. Untuk 3 hari ke depan sambil terus diupayakan proses penyelesaian permasalahan," kata perwakilan dari Pesona Citayam, Kuntoro kepada SINDOnews, Selasa (20/11/2018).
Terkait satu warga yang terluka, kata Kuntoro, saat ini sudah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Citama. Dari hasil pemeriksaan dokter, pelipis kirinya sobek dan jari kirinya terluka karena menangkis senjata tajam.
"Korban Anggit bersama keluarga sedang menuju Polsek Bojonggede untuk melaporkan kasus pemukulan tersebut," katanya.
Sementara itu, mantan Lurah Pabuaran, Doklay meminta dalam satu dua hari ke depan perwakilan warga Pesona Citayam dan Puri Bojong Lestari 2 untuk bermusyawarah untuk membahas tuntutan kepada pengembang. "Dibutuhkan kerja sama semuanya, ambil hikmahnya semoga terjalin persahabatan dan persaudaraan," katanya.
Seperti diberitakan kericuhan itu bermula ketika warga Puri Bojong Lestari 2 RT 1/RW 7 menutup akses jalan utama menuju Pesona Citayam dengan bronjong kawat, Selasa (20/11/2018) sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka menuntut kepada pengembang Pesona Citayam untuk memenuhi janji yang telah disepakati. Total ada 20 item yang tercantum dalam perjanjian kesepakatan tersebut.
Tak lama setelah bronjong kawat dipasang, Anggit, salah satu warga Pesona Citayam hendak keluar kompleks menggunakan mobil pikap. Anggit mencoba minta izin untuk lewat tapi ditolak. Oleh warga Puri, dia diminta memutar jalan dengan nada yang tidak mengenakkan.
Anggit yang emosi melihat ulah warga Puri lalu nekat menerobos bronjong kawat. Tak ayal, warga Puri lalu mengejar dan memintanya untuk berhenti. Dengan kesadaran penuh, Anggit lalu berhenti. Sempat terjadi keributan tapi bisa diredam.
Namun tiba-tiba ada salah satu warga (belum diketahui asalnya) memukul kening Anggit dengan sebuah benda belati. Akibatnya, kening Anggit bocor berlumuran darah.
(wib)