Rawat Kerukunan, KUACI Selenggarakan Festival Harmoni
A
A
A
CITRA INDAH, BOGOR - Komunikasi Umat Antar Agama Citra Indah (KUACI), di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menggelar Festival Harmoni. Berlangsung di lapangan bola Perumahan Citra Indah, Minggu (11/11/2018), festival ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari pemerintah setempat, serta Ormas Banser.
Ketua KUACI Teguh Suharwanto mengatakan, Festival Harmoni yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November bertujuan untuk merawat kerukunan, menjaga suasana yang damai, tenang serta ceria.
Semangat Hari Pahlawan-di mana persatuan dan kemanunggalan TNI dengan rakyat yang berpuncak pada kemerdekaan bangsa Indonesia-diharapkan menjadi pemantik bagi generasi sekarang agar terus merawat kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa.
Terlebih di saat menyongsong pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, kerukunan, suasana damai dan ceria harus dijaga. "Semua warga lintas agama berkumpul di sini dalam suasana yang lebih sejuk, supaya pemilu mendatang berjalan damai dan ceria," kata Teguh.
Festival yang digelar selama sehari itu diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain jalan sehat, senam pagi secara massal, lomba senam Maumere, bazar kuliner dan non kuliner. Festival juga diisi dengan pembacaan Ikrar Pemilu Damai oleh para calon legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bogor untuk Daerah Pemilihan Bogor Timur (Botim).
Beberapa Caleg yang ikut membacakan ikrar tersebut antara lain, Caleg dari Partai Golkar bernomor urut 9, yaitu Hengky Susanto, Caleg dari Partai Gerindra Beben Suhendar, Caleg dari PPP Bella Purnamasari dan Caleg PKS Reni Iriani. Usai membacakan ikrar, para Caleg melepaskan balon ke udara, balon merah putih yang membawa pesan tentang persatuan, kerukunan, dan kedamaian.
Menariknya, para Caleg yang ikut membacakan ikrar, tidak dibolehkan panitia untuk mengenakan atribut partai, seperti mengenakan baju partai, bendera atau apa pun yang berhubungan dengan partai. Hal itu dilakukan panitia agar tidak menciderai proses dan pentahapan Pemilu.
"Kegiatan ini merupakan bentuk sumbangsih kami dalam ikut berperan aktif bersama-sama memberikan edukasi, dan menjaga keamanan, ketertiban, serta kedamaian selama berlangsungnya proses tahapan Pemilu Legislatif maupun Pilpres tahun 2019," jelas H. Nashrul Hanif, Ketua Panitia Festival Harmoni.
Warna-Warni Festival Harmoni
Festival yang melibatkan lebih kurang 2000 peserta itu sungguh representasi keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa tak ternilai. Sebanyak 56 stan kuliner khas nusantara hadir memanjakan lidah pengunjung festival.
Warna-warni keberagaman lebih terasa lagi di arena lomba senam Maumere. Di arena lomba, lagu Gemu Famire yang berasal dari pulau kecil Flores menjadi pemersatu dalam perbedaan. Sebanyak 14 kelompok senam berlomba menjadi yang terbaik. "Unsur kreativitas dalam soal koreo dan aksesoris menjadi syarat penting dalam penilaian," tim juri mengumumkan sebelum memulai lomba.
Dari belasan peserta, yang tampil berbeda dalam soal aksesoris adalah grup Ceria Cariu. Soal aksesoris, Ceria Cariu mengusung konsep daur ulang. Mereka menganyam jerami untuk aksesoris pinggang. Sepintas, mereka seperti gadis Papua yang mengenakan rok dari dedaunan Kreatif dan menarik memang.
Sayangnya, Ceria Cariu hanya menjadi yang terbaik sebagai juara harapan dengan total nilai terkumpul 1200. Juara pertama diraih oleh grup Rianata yang sukses mengumpulkan poin 1302, Grup Rojali di urutan kedua dengan mengumpulkan skor 1225, sedangkan Jala Yudha meraih juara ketiga dengan skor 1205 poin.
Meski hanya mendapat juara harapan, Ceria Cariu mengaku tetap ceria, karena bisa menyisihkan peserta lainnya. Irmaya, koordinator grup Ceria Cariu mengaku puas dengan penampilan timnya. "Aksesoris yang kami pakai juga hasil kreasi kami sendiri dari bahan jerami yang dibuang petani," katanya.
Irmaya mengaku, meski dalam konteks kontestasi, dirinya bersama tim sangat menikmati suasa suasana festival. "Karena suasana keakraban yang kami rasakan," pungkasnya.
Ketua NU Ranting Istimewa Citra Indah Zainuri Zein juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, ketika semua elemen masyarakat saling berbaur dalam satu kegitan berama, yang dirasakan adalah kebersamaan."Tidak ada sekat di antara anak bangsa. Yang dirasakan adalah keguyuban, makin akrab. Dan tentunya harmoni di lingkungan terkecil akan menguatkan negeri ini," kata Zein.
Ketua KUACI Teguh Suharwanto mengatakan, Festival Harmoni yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November bertujuan untuk merawat kerukunan, menjaga suasana yang damai, tenang serta ceria.
Semangat Hari Pahlawan-di mana persatuan dan kemanunggalan TNI dengan rakyat yang berpuncak pada kemerdekaan bangsa Indonesia-diharapkan menjadi pemantik bagi generasi sekarang agar terus merawat kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa.
Terlebih di saat menyongsong pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, kerukunan, suasana damai dan ceria harus dijaga. "Semua warga lintas agama berkumpul di sini dalam suasana yang lebih sejuk, supaya pemilu mendatang berjalan damai dan ceria," kata Teguh.
Festival yang digelar selama sehari itu diisi dengan berbagai kegiatan. Antara lain jalan sehat, senam pagi secara massal, lomba senam Maumere, bazar kuliner dan non kuliner. Festival juga diisi dengan pembacaan Ikrar Pemilu Damai oleh para calon legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bogor untuk Daerah Pemilihan Bogor Timur (Botim).
Beberapa Caleg yang ikut membacakan ikrar tersebut antara lain, Caleg dari Partai Golkar bernomor urut 9, yaitu Hengky Susanto, Caleg dari Partai Gerindra Beben Suhendar, Caleg dari PPP Bella Purnamasari dan Caleg PKS Reni Iriani. Usai membacakan ikrar, para Caleg melepaskan balon ke udara, balon merah putih yang membawa pesan tentang persatuan, kerukunan, dan kedamaian.
Menariknya, para Caleg yang ikut membacakan ikrar, tidak dibolehkan panitia untuk mengenakan atribut partai, seperti mengenakan baju partai, bendera atau apa pun yang berhubungan dengan partai. Hal itu dilakukan panitia agar tidak menciderai proses dan pentahapan Pemilu.
"Kegiatan ini merupakan bentuk sumbangsih kami dalam ikut berperan aktif bersama-sama memberikan edukasi, dan menjaga keamanan, ketertiban, serta kedamaian selama berlangsungnya proses tahapan Pemilu Legislatif maupun Pilpres tahun 2019," jelas H. Nashrul Hanif, Ketua Panitia Festival Harmoni.
Warna-Warni Festival Harmoni
Festival yang melibatkan lebih kurang 2000 peserta itu sungguh representasi keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa tak ternilai. Sebanyak 56 stan kuliner khas nusantara hadir memanjakan lidah pengunjung festival.
Warna-warni keberagaman lebih terasa lagi di arena lomba senam Maumere. Di arena lomba, lagu Gemu Famire yang berasal dari pulau kecil Flores menjadi pemersatu dalam perbedaan. Sebanyak 14 kelompok senam berlomba menjadi yang terbaik. "Unsur kreativitas dalam soal koreo dan aksesoris menjadi syarat penting dalam penilaian," tim juri mengumumkan sebelum memulai lomba.
Dari belasan peserta, yang tampil berbeda dalam soal aksesoris adalah grup Ceria Cariu. Soal aksesoris, Ceria Cariu mengusung konsep daur ulang. Mereka menganyam jerami untuk aksesoris pinggang. Sepintas, mereka seperti gadis Papua yang mengenakan rok dari dedaunan Kreatif dan menarik memang.
Sayangnya, Ceria Cariu hanya menjadi yang terbaik sebagai juara harapan dengan total nilai terkumpul 1200. Juara pertama diraih oleh grup Rianata yang sukses mengumpulkan poin 1302, Grup Rojali di urutan kedua dengan mengumpulkan skor 1225, sedangkan Jala Yudha meraih juara ketiga dengan skor 1205 poin.
Meski hanya mendapat juara harapan, Ceria Cariu mengaku tetap ceria, karena bisa menyisihkan peserta lainnya. Irmaya, koordinator grup Ceria Cariu mengaku puas dengan penampilan timnya. "Aksesoris yang kami pakai juga hasil kreasi kami sendiri dari bahan jerami yang dibuang petani," katanya.
Irmaya mengaku, meski dalam konteks kontestasi, dirinya bersama tim sangat menikmati suasa suasana festival. "Karena suasana keakraban yang kami rasakan," pungkasnya.
Ketua NU Ranting Istimewa Citra Indah Zainuri Zein juga merasakan hal yang sama. Menurutnya, ketika semua elemen masyarakat saling berbaur dalam satu kegitan berama, yang dirasakan adalah kebersamaan."Tidak ada sekat di antara anak bangsa. Yang dirasakan adalah keguyuban, makin akrab. Dan tentunya harmoni di lingkungan terkecil akan menguatkan negeri ini," kata Zein.
(don)