Majukan Pariwisata, Pemprov DKI Studi Banding ke Banyuwangi
A
A
A
JAKARTA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta berkomitmen mendukung Pemprov DKI memajukan pariwisata. Partisipasi masyarakat harus dilibatkan untuk mencapai komitmen tersebut.
Direktur Utama Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Trisno Nugroho mengatakan, devisa sektor pariwisata nomor tiga setelah batubara dan minyak kelapa sawit mentah. Menurutnya, dengan kondisi Jakarta saat ini, pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata harus digenjot. Apalagi, Jakarta potensinya sangat luar biasa.
“DKI memiliki anggaran cukup tinggi, harusnya sektor pariwisata bisa lebih melesat. Banyuwangi dengan anggaran Rp2,9 triliun, destinasi wisatanya berkibar di luar negeri. Uang bukan keberhasilan, partisipasi masyarakat yang menentukan,” kata Trisno Nugroho di Banyuwangi, Minggu (4/11/2018).
Selama tiga hari perjalanan mengunjungi destinasi wisata Banyuwangi bersama jajaran pejabat Pemprov DKI, Trisno menceritakan banyak hal yang ditemukan dan dibahas untuk menumbuhkan ekonomi dari sektor pariwisata di Jakarta seperti dilakukan di Banyuwangi. Salah satunya fokus mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengembangan pariwisata.
Asisten Biro Perekonomian DKI Jakarta, Sri Haryati menuturkan, pariwisata tidak akan jalan jika tidak didukung stakeholder lain, seperti transportasi, listrik, air minum, pangan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan sebagainya. Untuk itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022, semua program disusun saling memiliki keterkaitan.
Sektor pariwisata, lanjut Sri, juga menjadi prioritas dalam RPJMD. Namun, dari sebanyak 216 destinasi wisata, tentunya tidak bisa dimajukan serentak. Dia pun meminta agar Dinas Pariwisata memetakan mana wisata yang menjadi priorits, tentunya dengan melibatkan masyarakat.
“Arahan Pak Gubernur semua program diupayakan kolaborasi. Kalau pemerintah doang, itu cuma menggerakkan, setelah itu diam. Di Kepulauan Seribu, sudah ada daerah perlindungan laut. Kalau sekarang, Kepulauan Seribu belum semua nelayan dilibatkan dalam pariwisata, baik snorkeling, diving atau lainnya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Asiantoro menambahkan, kenaikan anggaran pariwisata pada 2019 mencapai 100% dari anggaran 2018. Dengan kenaikan anggaran tersebut, pariwisata tentunya akan melibatkan masyarakat mengingat hampir semua kegiatan berbentuk festival.
“Kita akan buat festival sepanjang tahun. Kita juga ada tiga strategis daerah, ada Taman Benyamin Sueb, revitalisasi tim dan festival sepanjang tahun. Seniman yang tadinya banyak menganggur, akan banyak kegiatan lagi ke depan,” ucapnya.
Direktur Utama Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Trisno Nugroho mengatakan, devisa sektor pariwisata nomor tiga setelah batubara dan minyak kelapa sawit mentah. Menurutnya, dengan kondisi Jakarta saat ini, pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata harus digenjot. Apalagi, Jakarta potensinya sangat luar biasa.
“DKI memiliki anggaran cukup tinggi, harusnya sektor pariwisata bisa lebih melesat. Banyuwangi dengan anggaran Rp2,9 triliun, destinasi wisatanya berkibar di luar negeri. Uang bukan keberhasilan, partisipasi masyarakat yang menentukan,” kata Trisno Nugroho di Banyuwangi, Minggu (4/11/2018).
Selama tiga hari perjalanan mengunjungi destinasi wisata Banyuwangi bersama jajaran pejabat Pemprov DKI, Trisno menceritakan banyak hal yang ditemukan dan dibahas untuk menumbuhkan ekonomi dari sektor pariwisata di Jakarta seperti dilakukan di Banyuwangi. Salah satunya fokus mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengembangan pariwisata.
Asisten Biro Perekonomian DKI Jakarta, Sri Haryati menuturkan, pariwisata tidak akan jalan jika tidak didukung stakeholder lain, seperti transportasi, listrik, air minum, pangan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan sebagainya. Untuk itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022, semua program disusun saling memiliki keterkaitan.
Sektor pariwisata, lanjut Sri, juga menjadi prioritas dalam RPJMD. Namun, dari sebanyak 216 destinasi wisata, tentunya tidak bisa dimajukan serentak. Dia pun meminta agar Dinas Pariwisata memetakan mana wisata yang menjadi priorits, tentunya dengan melibatkan masyarakat.
“Arahan Pak Gubernur semua program diupayakan kolaborasi. Kalau pemerintah doang, itu cuma menggerakkan, setelah itu diam. Di Kepulauan Seribu, sudah ada daerah perlindungan laut. Kalau sekarang, Kepulauan Seribu belum semua nelayan dilibatkan dalam pariwisata, baik snorkeling, diving atau lainnya,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Asiantoro menambahkan, kenaikan anggaran pariwisata pada 2019 mencapai 100% dari anggaran 2018. Dengan kenaikan anggaran tersebut, pariwisata tentunya akan melibatkan masyarakat mengingat hampir semua kegiatan berbentuk festival.
“Kita akan buat festival sepanjang tahun. Kita juga ada tiga strategis daerah, ada Taman Benyamin Sueb, revitalisasi tim dan festival sepanjang tahun. Seniman yang tadinya banyak menganggur, akan banyak kegiatan lagi ke depan,” ucapnya.
(whb)