Penjelasan soal Identifikasi Jenazah melalui Sidik Jari, Gigi, dan DNA
A
A
A
JAKARTA - Laboratorium DNA Pusdokkes Polri beberapa hari ini bekerja keras mengidentifikasi jenazah korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin lalu. Proses identifikasi jenazah dilakukan melalui sidik jari, gigi, dan tes DNA/genetika.
"Proses identifikasi bisa melalui sidik jari, bisa lewat gigi, dan DNA. Itu semua ada keunggulan dan kelemahannya masing-masing," ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri, Kombes Putut Tjahjo Widodo, kepada wartawan, Sabtu (3/11/2018).
Kombes Putut menjelaskan, DNA itu sangat berguna dalam melakukan proses identifikasi, khususnya pada penumpang pesawat Lion Air JT-610. DNA masuk dalam data primer identifikasi jenazah.
Sementara identifikasi melalui sidik jari dan gigi, kata dia, sampelnya harus dari individu itu sendiri. Identifikasi dari gigi kendalanya biasanya data base masih kecil dan terkadang sampelnya sudah tidak lagi berbentuk gigi. Bahkan, di dalam body part (potongan tubuh) terkadang gigi sudah tidak ada karena terlepas.
"Sidik jari juga ada kelamahan. Misalnya bayi, karena belum ada KTP, dia belum ada sidik jari di data basenya," tuturnya.
Begitu juga dengan DNA, kelemahannya adalah mahal dan cukup lama proses identifikasinya. Proses identifikasi DNA paling cepat butuh waktu 4 harian. Namun, DNA memiliki keunggulan dalam proses identifikasi.
"DNA bisa diambil dari individunya dan keluarga yang vertikal. Lalu bisa juga dari benda atau properti pribadi. Sebab DNA itu diambil dari sel-sel," jelasnya.
Ia mencontohkan properti sisir. Dari situ bisa diambil DNA meski masih belum bagus lantaran di sisir bisa jadi terdapat sel-sel DNA orang lain. Sebab, sisir bisa saja digunakan oleh lebih dari satu orang. Selain itu, DNA juga bisa didapatkan dari sikat gigi, dan ini lebih bagus dibandingkan sisir.
"Sikat gigi kan hanya dipakai satu individu itu saja sehingga selnya yang ada hanya milik si pemakainya saja. Masa iya orang mau meminjamkan sikat gigi ke orang lain," ungkapnya.
Pengambilan sambel DNA itu bisa juga diambil dari baju bekas pakainya ataupun properti lainnya, dimana di dalamnya terdapat sel-sel DNA orang dimaksud.
"Diharapkan benda properti yang kita dapatkan (dari penumpang Lion Air) masih mengandung sel-sel dirinya. Karena DNA itu ada di dalam sel sehingga yang kita ambil sampel itu dari bentuk selnya. Itulah yang kita cari, benda-benda yang sifatnya pribadi," pungkasnya.
"Proses identifikasi bisa melalui sidik jari, bisa lewat gigi, dan DNA. Itu semua ada keunggulan dan kelemahannya masing-masing," ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri, Kombes Putut Tjahjo Widodo, kepada wartawan, Sabtu (3/11/2018).
Kombes Putut menjelaskan, DNA itu sangat berguna dalam melakukan proses identifikasi, khususnya pada penumpang pesawat Lion Air JT-610. DNA masuk dalam data primer identifikasi jenazah.
Sementara identifikasi melalui sidik jari dan gigi, kata dia, sampelnya harus dari individu itu sendiri. Identifikasi dari gigi kendalanya biasanya data base masih kecil dan terkadang sampelnya sudah tidak lagi berbentuk gigi. Bahkan, di dalam body part (potongan tubuh) terkadang gigi sudah tidak ada karena terlepas.
"Sidik jari juga ada kelamahan. Misalnya bayi, karena belum ada KTP, dia belum ada sidik jari di data basenya," tuturnya.
Begitu juga dengan DNA, kelemahannya adalah mahal dan cukup lama proses identifikasinya. Proses identifikasi DNA paling cepat butuh waktu 4 harian. Namun, DNA memiliki keunggulan dalam proses identifikasi.
"DNA bisa diambil dari individunya dan keluarga yang vertikal. Lalu bisa juga dari benda atau properti pribadi. Sebab DNA itu diambil dari sel-sel," jelasnya.
Ia mencontohkan properti sisir. Dari situ bisa diambil DNA meski masih belum bagus lantaran di sisir bisa jadi terdapat sel-sel DNA orang lain. Sebab, sisir bisa saja digunakan oleh lebih dari satu orang. Selain itu, DNA juga bisa didapatkan dari sikat gigi, dan ini lebih bagus dibandingkan sisir.
"Sikat gigi kan hanya dipakai satu individu itu saja sehingga selnya yang ada hanya milik si pemakainya saja. Masa iya orang mau meminjamkan sikat gigi ke orang lain," ungkapnya.
Pengambilan sambel DNA itu bisa juga diambil dari baju bekas pakainya ataupun properti lainnya, dimana di dalamnya terdapat sel-sel DNA orang dimaksud.
"Diharapkan benda properti yang kita dapatkan (dari penumpang Lion Air) masih mengandung sel-sel dirinya. Karena DNA itu ada di dalam sel sehingga yang kita ambil sampel itu dari bentuk selnya. Itulah yang kita cari, benda-benda yang sifatnya pribadi," pungkasnya.
(mhd)