Keluarga Korban Lion Air JT-610 Ingin Data Black Box Dibuka ke Publik

Sabtu, 03 November 2018 - 14:15 WIB
Keluarga Korban Lion...
Keluarga Korban Lion Air JT-610 Ingin Data Black Box Dibuka ke Publik
A A A
TANGERANG SELATAN - Keluarga korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, ingin data black box atau kotak hitam pesawat dibuka ke publik sehingga bisa menjadi pelajaran bagi dunia penerbangan.

Keinginan itu disampaikan keluarga Dodi Junaedi, salah satu jaksa yang menjadi korban jatuhnya pesawat naas rute Jakarta-Pangkalpinang tersebut. Menurut ayahanda Dodi, Muhamad Sidik, data black box itu sangat penting untuk mengungkap kebenaran.

"Bukan untuk mencari siapa yang benar dan salah, tetapi sebagai bentuk pelajaran bagi dunia penerbangan di Indonesia," ujarnya, di rumah duka, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (3/11/2018).

Ia menjelaskan, data dalam black box memiliki dua unit perangkat, yakni Flight Data Recorder (FDR) yang berisi data penerbangan, dan Cockpit Voice Recorder (CVR) berisi pembicaraan pilot dengan pihak ATC.

"Kalaupun memang itu kejadiannya bukan kesalahan manajemen, enggak masalah, yang penting transparansi buat penumpang, buat pengguna jasa penerbangan, buat dunia penerbangan ke depannya," tandasnya.

Dengan adanya informasi yang transparan kepada publik, kata dia, maka kesimpangsiuran sebab jatuhnya pesawat tidak begitu liar, dan evakuasi korban menjadi lebih fokus.

"Kita mau tahu itu kenapa, apa lagi kita lihat berita, itu pesawat baru dan beredar ada trouble sebelumnya, segala macam. Namun untuk kejelasannya kita bisa ketahui dari black box. Itu yang pastinya," ungkapnya. (Baca juga: Cerita Sertu Hendra Menemukan Black Box Lion Air di Dasar Laut)

Hal senada diungkapkan Eddy Fadil Rahman, paman Harvino, Co Pilot Lion Air JT-610. Dia meminta data black box dibuka ke publik umum agar masyarakat bisa menilai.

"Bukan untuk menyudutkan salah satu pihak. Tentu, kita tidak boleh berpikir negatif. Kita harua positif thinking menyikapi persoalan ini agar semua upaya yang ada tidak kontraproduktif," katanya.

Apalagi, sampai ada pihak yang mencoba memanfaatkan situasi ini menjadi keruh untuk komoditas politik. Menurutnya hal itu harus dihindari untuk kepentingan publik.

"Bagi kami, yang terpenting itu kejujuran, transparan, dan tidak dipolitisir. Maksudnya, tidak dimanfaatkan untuk komoditas politik dan bisnis. Semua harus mengedepankan kemanusiaan," tandas pria paruh baya itu.

Meski demikian, pihaknya tidak bisa memaksakan data black box pesawat itu dibuka ke publik. Apalagi, peraturan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) annex 13 jelas melarang hal itu.

Aturan tersebut berbunyi: Isi kotak hitam tidak boleh disiarkan oleh siapapun pada masyarakat luas. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya tafsiran liar atau tidak sesuai keadaan asli oleh masyarakat.

"Sebelum ketentuan dari dunia penerbangan itu belum diamandemen, kita tidak bisa. Yang pasti, dengan kejadian ini ada pelajaran berharga bahwa keselamatan jasa penerbangan sangat penting," tukasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0041 seconds (0.1#10.140)