Penjelasan Lion Air Soal JT-610 Membawa Teknisi di Penerbangan
A
A
A
JAKARTA - Maskapai penerbangan Lion Air mengakui bahwa pesawat JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang, kerap menghadapi berbagai kendala teknis. Hal ini terlihat dari diikutkannya seorang teknisi dalam pesawat itu sebagai antisipasi jika dalam perjalanannya pesawat mengalami kendala teknis, namun bukan rusak.
Plt Direktur Teknis Lion Air Muhammad Rusli mengatakan, pesawat JT-610 registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut memang masih baru digunakan. "Ini langkah antisipasi, sebab ada beberapa penerbangan dengan tujuan bandara tertentu, terutama bandara kecil yang tidak ada teknisi di sana," kata Rusli pada wartawan Kamis (1/11/2018).
Rusli menjelaskan, teknisi pesawat ini hanya ada di kota-kota besar, seperti di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar dan Medan. Sehingga, tidak perlu membawa teknisi.
"Sedang di kota-kota lainnya, seperti di Pangkal Pinang ini masih belum ada. Sehingga, keberadaan teknisi ikut sebagai bentuk antisipasi kami," ujarnya.
Ditanya lebih jauh apakah jatuhnya pesawat akibat kesalahan teknis itu, Rusli enggan membeberkan.
Menurutnya, semua baru bisa terungkap setelah penyelidikan KNKT.
"Masih tunggu dulu, karena kalau untuk proses kelaikan sudah melewati beberapa tahap dan sesuai dengan SOP seperti pemeriksaan teknis dan lainnya," ucapnya.
Plt Direktur Teknis Lion Air Muhammad Rusli mengatakan, pesawat JT-610 registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut memang masih baru digunakan. "Ini langkah antisipasi, sebab ada beberapa penerbangan dengan tujuan bandara tertentu, terutama bandara kecil yang tidak ada teknisi di sana," kata Rusli pada wartawan Kamis (1/11/2018).
Rusli menjelaskan, teknisi pesawat ini hanya ada di kota-kota besar, seperti di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar dan Medan. Sehingga, tidak perlu membawa teknisi.
"Sedang di kota-kota lainnya, seperti di Pangkal Pinang ini masih belum ada. Sehingga, keberadaan teknisi ikut sebagai bentuk antisipasi kami," ujarnya.
Ditanya lebih jauh apakah jatuhnya pesawat akibat kesalahan teknis itu, Rusli enggan membeberkan.
Menurutnya, semua baru bisa terungkap setelah penyelidikan KNKT.
"Masih tunggu dulu, karena kalau untuk proses kelaikan sudah melewati beberapa tahap dan sesuai dengan SOP seperti pemeriksaan teknis dan lainnya," ucapnya.
(whb)