Penyebab Lion Air JT-610 Jatuh, Menhub: Paling Mungkin Human Error
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, telah melakukan identifikasi terkait kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, diluar faktor alam seperti menabrak burung dan cuaca, kemungkinannya yakni hanya faktor human error, lalu pesawatnya.
"Ada dua hal, yang paling mungkin adalah human error-nya. Baru kemudian pesawatnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Budi menjelaskan, merupakan wewenang suatu negara menetapkan kondisi sanksi jika terbukti ada kelalaian. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan kualifikasi safety yang bukan sembarangan.
"Saya sampaikan bahwa confidence kita bukan sembarangan juga. Sesuatu yang baik dan dilakukan dalam waktu yang panjang dengan sampling banyak, lokasi juga banyak," katanya.
Karena itu, Budi menegaskan, terjadinya kecelakaan ini menjadi kesempatan Indonesia untuk lakukan perbaikan. Sementara, hasil intervensi membebastugaskan pejabat Lion Air itu akan digabungkan dengan hasil yang diperoleh KNKT.
"Kami setiap malam rapat. Saya belum bisa mengatakan intervensi apa yang kita lakukan," pungkasnya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, diluar faktor alam seperti menabrak burung dan cuaca, kemungkinannya yakni hanya faktor human error, lalu pesawatnya.
"Ada dua hal, yang paling mungkin adalah human error-nya. Baru kemudian pesawatnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Budi menjelaskan, merupakan wewenang suatu negara menetapkan kondisi sanksi jika terbukti ada kelalaian. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan kualifikasi safety yang bukan sembarangan.
"Saya sampaikan bahwa confidence kita bukan sembarangan juga. Sesuatu yang baik dan dilakukan dalam waktu yang panjang dengan sampling banyak, lokasi juga banyak," katanya.
Karena itu, Budi menegaskan, terjadinya kecelakaan ini menjadi kesempatan Indonesia untuk lakukan perbaikan. Sementara, hasil intervensi membebastugaskan pejabat Lion Air itu akan digabungkan dengan hasil yang diperoleh KNKT.
"Kami setiap malam rapat. Saya belum bisa mengatakan intervensi apa yang kita lakukan," pungkasnya.
(whb)