Jarak Pandang Terbatas, Evakuasi Bawah Laut Dihentikan Sementara
A
A
A
JAKARTA - Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryo Adi mengatakan, operasi pencarian korban Pesawat Lion Air type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT-610 dengan cara menerjunkan tim penyelam dihentikan malam ini. Hal itu lantaran terbatasnya jarak pandang saat malam hari di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
"Untuk tim penyelam kami hentikan dulu (malam ini). Akan kami lanjutkan lagi besok pagi," ujar Bambang di Kantor Basarnas, Senin (29/10/2018) malam.
Meskipun begitu, pencarian korban tetap dilanjutkan menggunakan kapal dan pesawat di sekitar titik koordinat ditemukannya banyak serpihan puing pesawat beserta potongan tubuh.
"Malam ini saya perintahkan untuk dari BPPT menggunakan kapal Barunajaya untuk melaksanakan operasi pencarian memastikan jatuhnya bangkai kapal kemudian dari saya sudah kordinasikan dengan pihak asosiasi kontraktor survei laut Indonesia akan menggunakan 3 alat," terangnya.
"Side scan sonar, multibeam eco sonar, dan team locator, tiga alat ditaruh di dua kapal baik satu di KM SAR Basudewa Jakarta dan dua alat di kapal Pertamina. Jadi total ada empat kapal malam ini yang rencananya akan memastikan ada bangkai kapal tersebut," sambungnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya belum menemukan kotak hitam (black box) beserta bangkai kapal yang diduga terdapat banyak jenazah yang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Sejauh ini, tim penyelam sudah melakukan pencarian di perairan tersebut sedalam 30-35 meter.
Hingga saat ini, berdasarkan update pukul 19.00 WIB, pihak Basarnas telah mengevakuasi sebanyak 9 kantung jenazah ke RS Polri Kramat Jati untuk melakukan Tes DVI.
"Untuk tim penyelam kami hentikan dulu (malam ini). Akan kami lanjutkan lagi besok pagi," ujar Bambang di Kantor Basarnas, Senin (29/10/2018) malam.
Meskipun begitu, pencarian korban tetap dilanjutkan menggunakan kapal dan pesawat di sekitar titik koordinat ditemukannya banyak serpihan puing pesawat beserta potongan tubuh.
"Malam ini saya perintahkan untuk dari BPPT menggunakan kapal Barunajaya untuk melaksanakan operasi pencarian memastikan jatuhnya bangkai kapal kemudian dari saya sudah kordinasikan dengan pihak asosiasi kontraktor survei laut Indonesia akan menggunakan 3 alat," terangnya.
"Side scan sonar, multibeam eco sonar, dan team locator, tiga alat ditaruh di dua kapal baik satu di KM SAR Basudewa Jakarta dan dua alat di kapal Pertamina. Jadi total ada empat kapal malam ini yang rencananya akan memastikan ada bangkai kapal tersebut," sambungnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya belum menemukan kotak hitam (black box) beserta bangkai kapal yang diduga terdapat banyak jenazah yang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Sejauh ini, tim penyelam sudah melakukan pencarian di perairan tersebut sedalam 30-35 meter.
Hingga saat ini, berdasarkan update pukul 19.00 WIB, pihak Basarnas telah mengevakuasi sebanyak 9 kantung jenazah ke RS Polri Kramat Jati untuk melakukan Tes DVI.
(kri)