Ditemukan Tergeletak, Andika Diduga Jadi Korban Pengeroyokan
A
A
A
DEPOK - Andika Saputra warga RT03/04 Kampung Babakan Keluraha Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok, ditemukan tewas tergeletak di jalanan. Andika diduga tewas usai dikeroyok orang tak dikenal, Minggu (21/10/2018) dini hari.
Korban pertama kali ditemukan warga sudah tergeletak di pinggir Jalan Raya Radar Auri (depan SMP Negeri 7), Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis.
Korban sempat dilarikan warga ke Rumah Sakit di Jalan Raya Bogor, Sukmajaya. Namun nyawa korban tidak tertolong hingga mengembuskan napas terakhirnya.
Andika mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian perut bawah dan punggung sebelah kiri hingga mengeluarkan banyak darah. Keluarga korban mengaku kaget atas peristiwa tersebut. Pasalnya selama ini korban dikenal pendiam dan tidak pernah banyak tingkah.
"Anaknya pendiam, paling kalau nongkrong juga biasa saja enggak pernah sampai kemana. Biasa paling depan pedagang martabak dekat rumah," kata Ardi, kerabat Andika.
Sebelumnya, keluarga tidak memiliki firasat apapun. Dirinya hanya ingin berkumpul bersama keluarga di rumah korban. Karena dirinya juga sudah lama tidak berkunjung ke rumah korban.
"Saya kan sudah empat bulan ga main ke sini (rumah korban), nah anehnya saya kepikiran pengen sekali main akhirnya saya dan keluarga berkunjung. Jadi ya korban meninggal pas kami ada di sini," ucapnya.
Dirinya terakhir kali bertemu korban dan melihat dalam kondisi pucat. Kaki korban saat itu dalam kondisi sakit akibat kecelakaan dan sering mengeluarkan darah.
"Jadi sebetulnya, korban ini ga bisa lari jalan juga agak pincang karena masih sakit kakinya kan di pen. Saya sempat bilang muka loe pucet banget istirahat udah," ceritanya.
Dia menduga korban tewas karena tawuran. Namun dia mengaku tidak tahu dengan siapa korban berkelahi. "Saya menduga, ini dia tawuran tapi dengan siapa enggak tau karena sempat juga dia sama temennya datang ke tukang las seperti mau buat barang (benda untuk tawuran)," paparnya.
Dia meminta agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut. "Kita pinginnya diusut bener-bener miris saya melihatnya, kalau dibilang diam dan mengikhlaskan begitu saja takutnya ada korban lainnya," tutupnya.
Korban pertama kali ditemukan warga sudah tergeletak di pinggir Jalan Raya Radar Auri (depan SMP Negeri 7), Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis.
Korban sempat dilarikan warga ke Rumah Sakit di Jalan Raya Bogor, Sukmajaya. Namun nyawa korban tidak tertolong hingga mengembuskan napas terakhirnya.
Andika mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian perut bawah dan punggung sebelah kiri hingga mengeluarkan banyak darah. Keluarga korban mengaku kaget atas peristiwa tersebut. Pasalnya selama ini korban dikenal pendiam dan tidak pernah banyak tingkah.
"Anaknya pendiam, paling kalau nongkrong juga biasa saja enggak pernah sampai kemana. Biasa paling depan pedagang martabak dekat rumah," kata Ardi, kerabat Andika.
Sebelumnya, keluarga tidak memiliki firasat apapun. Dirinya hanya ingin berkumpul bersama keluarga di rumah korban. Karena dirinya juga sudah lama tidak berkunjung ke rumah korban.
"Saya kan sudah empat bulan ga main ke sini (rumah korban), nah anehnya saya kepikiran pengen sekali main akhirnya saya dan keluarga berkunjung. Jadi ya korban meninggal pas kami ada di sini," ucapnya.
Dirinya terakhir kali bertemu korban dan melihat dalam kondisi pucat. Kaki korban saat itu dalam kondisi sakit akibat kecelakaan dan sering mengeluarkan darah.
"Jadi sebetulnya, korban ini ga bisa lari jalan juga agak pincang karena masih sakit kakinya kan di pen. Saya sempat bilang muka loe pucet banget istirahat udah," ceritanya.
Dia menduga korban tewas karena tawuran. Namun dia mengaku tidak tahu dengan siapa korban berkelahi. "Saya menduga, ini dia tawuran tapi dengan siapa enggak tau karena sempat juga dia sama temennya datang ke tukang las seperti mau buat barang (benda untuk tawuran)," paparnya.
Dia meminta agar pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut. "Kita pinginnya diusut bener-bener miris saya melihatnya, kalau dibilang diam dan mengikhlaskan begitu saja takutnya ada korban lainnya," tutupnya.
(mhd)