Bekali Lulusan, Pelajar SMK 45 Uji Kompetensi di Bisnis Center
A
A
A
JAKARTA - Menciptakan lulusan berkualitas terus dilakukan sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta. Penambahan kurikulum hingga praktik lapangan langsung dilakukan sejumlah sekolah.
Seperti yang dilakukan SMK 45 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Peningkatan kualitas lulusan dilakukan melalui bisnis center dilingkungan sekolah berupa miniatur minimarket, tata kelola bisnis dilakukan, penampilan barang, alur masuk barang, hingga keuangan dikelola siswa.
“Uji kompetensi terlihat dengan sendirinya. Pelajar mampu mandiri dan menjalankan bisnisnya,” kata Kepala Sekolah SMK 45, Titin Rostini pada Senin (15/10/2018).
Titin melanjutkan, sistem manajeman bisnis yang dilakukan pihaknya mampu memperdayakan pelajarnya. Sehingga saat pelajar melakukan praktik kerja lapangan (PKL), pelajar mengembangkan potensi keahlian dan menerapkan teori saat di kelas.
Kondisi ini selaras dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menginginkan SMK dapat menciptakan lulusan berkualitas, daya saing kian tinggi, termasuk memutus pengangguran."Jangan sampai anak magang, menjadi tukang kopi dan fotocopy. Jangan menyalahgunakan tenaga anak-anak (siswa),” kata Titin yang melihat PKL semacam itu hanya mendeskriditkan pelajar SMK.
Dalam bisnis centre yang ada, Titin melihat potensi keahliannya dalam berkecimpung pada dunia wirausaha maupun pekerja profesional terlihat. Apalagi, ditambah dengan adanya program Alfamart Class, yang mengajarkan teori siswa sebelum terjun praktik. Program ini masuk dari kurikulum sekolahnya.
"Jauh sebelum program berjalan, tentunya para guru pun telah diberikan pembekalan bisnis center. Posisi guru di sini sebagai pengelola. Tentunya dengan membimbing siswa bagaimana cara mengelola bisnis center tersebut," tuturnya.
Titin melihat pengembangan bisnis center selaras dengan visi-misi pendirian SMK. Di mana siswa dapat menggali dan mengembangkan potensi sesuai kejuruan yang dipilih. Empat kejuruan di sekolah itu, yakni Pemasaran, Akuntansi, Perkantoran, dan Multimedia dapat mengoperasi pengembangan bakat anak dalam dunia kerja.
Branch Manager PT Sumber Alfaria Trijaya, tbk, Yudi Sobari memastikan, alumnus siswa Alfa Class dapat melanjutkan untuk bekerja di outlet retail Alfamart, tanpa seleksi rekrutmen. Sebab, seluruh teori maupun praktik telah dienyam selama mengikuti program Alfa Class."Bisnis center itu seperti replika unit bisnis. Sekolah yang mengelola unit perusahaan, melatih skill siswa,” tuturnya.
Edi melanjutkan, meningkatkan kemanpuan siswa Alfamart sendiri telah Memorandum of Understanding (MOU) dengan Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 16 sekolah telah dibangun serupa.“Di Jakarta Barat ada tiga sekolah yang belajar disini, 50% sudah bekerja,” ucapnya.
Seperti yang dilakukan SMK 45 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Peningkatan kualitas lulusan dilakukan melalui bisnis center dilingkungan sekolah berupa miniatur minimarket, tata kelola bisnis dilakukan, penampilan barang, alur masuk barang, hingga keuangan dikelola siswa.
“Uji kompetensi terlihat dengan sendirinya. Pelajar mampu mandiri dan menjalankan bisnisnya,” kata Kepala Sekolah SMK 45, Titin Rostini pada Senin (15/10/2018).
Titin melanjutkan, sistem manajeman bisnis yang dilakukan pihaknya mampu memperdayakan pelajarnya. Sehingga saat pelajar melakukan praktik kerja lapangan (PKL), pelajar mengembangkan potensi keahlian dan menerapkan teori saat di kelas.
Kondisi ini selaras dengan keinginan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menginginkan SMK dapat menciptakan lulusan berkualitas, daya saing kian tinggi, termasuk memutus pengangguran."Jangan sampai anak magang, menjadi tukang kopi dan fotocopy. Jangan menyalahgunakan tenaga anak-anak (siswa),” kata Titin yang melihat PKL semacam itu hanya mendeskriditkan pelajar SMK.
Dalam bisnis centre yang ada, Titin melihat potensi keahliannya dalam berkecimpung pada dunia wirausaha maupun pekerja profesional terlihat. Apalagi, ditambah dengan adanya program Alfamart Class, yang mengajarkan teori siswa sebelum terjun praktik. Program ini masuk dari kurikulum sekolahnya.
"Jauh sebelum program berjalan, tentunya para guru pun telah diberikan pembekalan bisnis center. Posisi guru di sini sebagai pengelola. Tentunya dengan membimbing siswa bagaimana cara mengelola bisnis center tersebut," tuturnya.
Titin melihat pengembangan bisnis center selaras dengan visi-misi pendirian SMK. Di mana siswa dapat menggali dan mengembangkan potensi sesuai kejuruan yang dipilih. Empat kejuruan di sekolah itu, yakni Pemasaran, Akuntansi, Perkantoran, dan Multimedia dapat mengoperasi pengembangan bakat anak dalam dunia kerja.
Branch Manager PT Sumber Alfaria Trijaya, tbk, Yudi Sobari memastikan, alumnus siswa Alfa Class dapat melanjutkan untuk bekerja di outlet retail Alfamart, tanpa seleksi rekrutmen. Sebab, seluruh teori maupun praktik telah dienyam selama mengikuti program Alfa Class."Bisnis center itu seperti replika unit bisnis. Sekolah yang mengelola unit perusahaan, melatih skill siswa,” tuturnya.
Edi melanjutkan, meningkatkan kemanpuan siswa Alfamart sendiri telah Memorandum of Understanding (MOU) dengan Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 16 sekolah telah dibangun serupa.“Di Jakarta Barat ada tiga sekolah yang belajar disini, 50% sudah bekerja,” ucapnya.
(mhd,ars)