Ajak Mediasi Korban Pelecehan, Aktivis Perempuan Kritisi Grab

Rabu, 10 Oktober 2018 - 21:37 WIB
Ajak Mediasi Korban Pelecehan, Aktivis Perempuan Kritisi Grab
Ajak Mediasi Korban Pelecehan, Aktivis Perempuan Kritisi Grab
A A A
JAKARTA - Sejumlah aktivis perempuan menyatakan geram dan menyesalkan sikap Grab Indonesia. Pasalnya, respons aplikator asal Malaysia untuk memertemukan mitra pengemudinya yang diduga melakukan pelecehan kepada penumpangnya justru menimbulkan reaksi negatif.

Grab Indonesia menawarkan rencana pertemuan antara Cetra Nurfiantoro, mitra pengemudi Grab Bike yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada salah seorang penumpang perempuan yang diantarkannya pada 3 Oktober 2018. Rencana memertemukan itu disampaikan Grab Indonesia melalui akun Twitter resminya @GrabID, Rabu (10/10/2018).

Aktivis perempuan yang juga dosen Filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI), Saras Dewi mengkritisi rencana Grab Indonesia tersebut. "Pelecehan seksual yang dilakukan pengemudi Grab ini sudah yang kesekian kalinya terjadi. Komentar Grab di akunnya itu cenderung memojokkan korban yang dianggap tidak kooperatif," sesal Dewi dalam keterangannya.

Seharusnya, kata dia, langkah Grab bukan mediasi karena akan menimbulkan trauma ke korban. "Grab sebaiknya menjumpai korban untuk mendengarkan laporan dan kronologisnya," saran Dewi.

Ungkapan Saras itu menyusul protes keras yang dia cuitkan melalui Twitter kepada Grab Indonesia. "Ini sikap yang tidak sensitif. Mediasi itu jika ada persengketaan, tetapi ini adalah pelecehan seksual dan harus ditindaklanjuti oleh Grab untuk memidanakan mitra driver-nya dan menyempurnakan sistem kemanan untuk melindungi penumpang, khususunya perempuan," katanya.

Rencana mediasi oleh Grab Indonesia juga menuai protes dari Penggiat Hak Perempuan dan Penulis asal Australia, Kate Walton. "Lha, buat apa penumpangnya didorong untuk bertemu dengan sopir? Sopir itu melecehkan dia! Bikin trauma lagi tuh kalau paksa mereka bertemu," tegas Kate melalui akun pribadinya.

Hal serupa disampaikan Dea, warga net yang juga Penggiat Feminisme dan Penari. Dia menuliskan kegeramannya kepada Grab Indonesia yang berencana memertemukan pelaku dugaan kejahatan seksual itu dengan korban.

"Sumpah deh enggak ngerti sama @GrabID, masa pelaku kekerasan seksual cuma diberi sanksi terus dimediasi dengan mempertemukan pelaku dengan korban? Habis gitu pelakunya masih berkeliaran di luar apalagi masih bermitra," ketus Dea. (Baca Juga: Viral! Ojol ini Diduga Lecehkan Penumpang Perempuan
Seperti diketahui, Cetra melakukan percakapan mesum kepada korban seusai mengantarkan korban ke lokasi tujuan dari Mal Cijantung pada 3 Oktober 2018. Cetra tidak hanya melakukan perbuatan yang melecehkan korban, namun juga mengancam korban apabila melaporkan peristiwa ini ke manajemen Grab Indonesia.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1944 seconds (0.1#10.140)