Dibangun Flyover, Jalan RE Martadinata Bogor Bakal Ditutup

Rabu, 26 September 2018 - 15:36 WIB
Dibangun Flyover, Jalan RE Martadinata Bogor Bakal Ditutup
Dibangun Flyover, Jalan RE Martadinata Bogor Bakal Ditutup
A A A
BOGOR - Rencana pembangunan flyover atau jembatan layang di atas perlintasan sebidang Kereta Rel Listrik (KRL) di Jalan RE Martadinata, Bogor Tengah, Kota Bogor, akan dimulai awal Oktober 2018.

Sejumlah persiapan terus dilakukan Pemkot Bogor, di antaranya menyelesaikan pembebasan lahan dan rekayasa lalu lintas di sekitar simpang RE Martadinata-Kebon Pedes.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi menuturkan, saat ini kesiapan untuk pembangunan sudah hampir 100% meski masih ada satu bidang tanah yang belum dibebaskan.

"Pelaksana proyek flyover senilai Rp105 miliar sudah ada dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kita Pemkot Bogor hanya fasilitator pembebasan lahan saja. Satu bidang lahan lagi yang belum, tinggal eksekusi," jelas Chusnul di Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/9/2018).

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil akhir negosiasi pembebasan tanah seluas 200 meter. Pihaknya menargetkan proses pembebasan lahan untuk flyover senilai Rp14 miliar itu dapat selesai awal Oktober kemudian dilanjutkan pembangunan.

"Semoga awal Oktober ini sudah selesai dan dibayar semua, sehingga tak ada lagi kendala untuk pembangunan fisiknya," jelasnya.

Lebih lanjut, Chusnul mengatakan, satu bidang lahan yang belum bisa dibebaskan itu sebetulnya hanya karena belum ada kesepakatan harga. "Tapi kalau memang tidak bisa (deal) juga kita serahkan ke pengadilan. Sebab satu bidang yang belum terbebaskan itu luasnya tak seberapa hanya memanjang saja," ungkapnya.

Karena pembangunan flyover akan memakan waktu lama dan membutuhkan ruang yang luas. Pihaknya memperkirakan harus ada rekayasa lalu lintas berupa penutupan Jalan Martadinata.

"Sebab, pekerjaan yang dilakukan tidak kecil. Sehingga kemungĀ­kinan besar arus lalu lintas di sekitar Jalan RE Martadinata akan ditutup, tapi bisa tanyakan lagi ke Dishub," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Theofilo Patrocinio mengatakan, sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah melakukan persiapan rekayasa lalu lintas di Jalan RE Martadinata. "Khususnya saat jam-jam sibuk di pagi dan sore hari," katanya.

Rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan pagi hari dari pukul 06.00 sampai 08.00 WIB, dan sore dari pukul 17.00 sampai 19.00 WIB. Pihaknya akan ditempatkan petugas pada jam-jam tertentu. "Ini semua tujuannya untuk menghindari konflik lalu lintas," kata Theo.

Theo mengatakan kondisi lalu lintas di Jalan RE Martadinata sudah semakin padat dan kerap terjadi kemacetan. Dalam rangka mengatasi kemacetan tersebut Kadishub, Kasat Lantas Polresta Bogor, dan aparat wilayah setempat, sempat melakukan peninjauan di perlintasan rel kereta RE Martadinata.

"Ada beberapa faktor penyebab kepadatan tersebut, di antaranya selain volume kendaraan yang melintasi jalur tersebut cukup tinggi, dibarengi juga dengan pegerakan kereta yang hampir setiap dua menit sekali," jelasnya.

Tak hanya itu, prilaku pengendara juga menjadi biang kemacetan parah di sekitar Air Mancur, Jalan RE Martadinata-Kebon Pedes hingga Cimanggu.

"Masyarakat kita yang belum tertib berlalu lintas, terutama pengendara sepeda motor yang kerap membuat lambungan sehingga seluruh badan jalan terisi di kedua arah," ungkapnya.

Kondisi ini membuat kendaraan roda empat sulit bergerak, sehingga menimbulkan antrean panjang untuk melintasi rel kereta. Upaya yang dilakukan Dishub dan Satlantas Polresta Bogor yakni menambah jumlah pembatasan jalan yang bertujuan mencegah manuver sepeda motor ke kanan jalan.

"Selanjutnya memberlakukan rekayasa arus lalu lintas terutama di pertigaan Abesin dengan cara kendaraan yang keluar dari Abesin tidak diperbolehkan berbelok ke kanan, tetapi langsung ke kiri arah rel," ungkapnya.

Begitu juga untuk pertigaan yang ada di sisi kanan kanan RE Martadinata dari arah Air Mancur, kendaraan tidak dibolehkan ke arah rel tetapi berbelok ke kiri mengarah ke Air Mancur.

Menanggapi rencana rekayasa lalu lintas berupa penutupan Jalan RE Martadinata, Ketua Komisi C (Bidang Infrastruktur dan Transportasi) DPRD Kota Bogor, Laniasari mengaku sangat mendukung penuh pembangunan flyover itu.

"Sehingga lalu lalang kereta setiap tiga sampai lima menit sekali, tak berdampak lagi terhadap arus lalu lintas di Simpang Kebon Pedes-RE Martadinata itu," ungkapnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga sering mendapatkan keluhan langsung dari warga yang meminta dicarikan solusi kemacetan tersebut. "Selama pembangunan itu juga diharapkan jika Jalan RE Martadinata Bogor tidak ditutup," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0858 seconds (0.1#10.140)