Ulama dan Dai se-Jabodetabek Kumpul Halaqah di Depok
A
A
A
DEPOK - Ulama dan dai se-Jabodetabek berkumpul dalam Halaqah dan Sarasehan yang digelar di Pesantren Cendekia Amanah Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Minggu (23/9/2018). Sejumlah tokoh hadir dalam agenda tersebut. Di antaranya Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad, Ketua Dewan Dakwah sekaligus Pembina Pesantren Cendekia Amanah Cholil Nafiz.
Halaqah dan sarasehan ini digelar untuk silaturahmi dan memperasatukan ormas Islam yang ada di Jabodetabek. Sejumlah ormas Islam yang diundang antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Front Pembela Islam (FPI) dan lainnya. Harapannya, bisa terjalin sinergi antara masyarakat yang Islami dengan pemerintah.
"Kami undang seluruh ormas tanpa membedakan dari mazhab (aliran) mana, kita undang semua aliran Islam. Tujuannya, memperkenalkan diri karena kami saat ini baru merintis pesantren baru di sini sehingga kami undang untuk silaturahim. Kedua kami ingin mengkonektingkan pemerintah dengan masyarakat. Bagaimana masyarakat yang keislaman ini di Depok yang sangat plural bisa konekting dengan program pemerintah," kata Cholil.
Dalam acara ini pihaknya menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional/BKKBN). Karena dalam BKKBN ada fungsi keluarga, sehingga peran dan fungsi BKKBN tidak hanya melulu dipahami hanya sebagai pembatasan kelahiran. "Kita ajak BKKBN karena ada fungsi keluarga. Melakukan koordinasi peningkatan sumber daya manusia (SDM) keluarga. Jadi, BKKBN tidak hanya dipahami soal pembatasan kelahiran tapi juga peningkatan SDM," ujarnya.
Di pesantren yang sedang dibangun, Cholil ingin memadukan antara keilmuan dan entrepreneur, yaitu dengan mengarahkan kemampuan yang ada di masyarakat. Dia mengatakan bahwa bangsa tidak akan sejahtera kalau tidak memiliki banyak entrepreneur. "Kita mendorong menjadi inkubasi entrepreneur. Di pesantren ini nantinya tidak hanya untuk orang yang nyantri, tapi juga orang-orang yang pesantren sekitar Depok dan Jabodetabek. Di sini bisa dijadikan pelatihan bagaimana pesantren biasa biayai diri sendiri," ungkapnya.
Di sisi lain pihaknya juga ingin menjadi inkubasi keilmuan. Cholil menuturkan, dia berkeinginan untuk menjadi fasilitator bagi santri yang berprestasi dan potensial. "Jadi pesantren ini tidak hanya untuk yang tinggal di dalam tapi juga jadi inkubasi pesantren. Kita menggandeng BKKBN karena ingin memberikan kesadaran pada keluarga kalau pesantren tidak dipahami hanya belajar ilmu agama tapi integrasi antara ilmu agama dan umum, itu yang kita inginkan," ucapnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad berpesan mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Dengan adanya pesantren ini juga diharapkan nanti tercipta cendekia. "Pesantren ini berorientasi untuk mencetak cendekia. Tema yang diangkat juga sangat tepat yaitu untuk menjaga persatuan kita dalam satu NKRI. Kedepankan persatuan dan kesatuan," katanya.
Menurutnya, pemangku agama memiliki peranan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada umat. Sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga dengan baik. "Dengan mengundang seluruh ulama dan dai dengan tujuan menjaga umat dari konflik-konflik yang terjadi terlebih memasuki pesta demokrasi kita jaga persatuan dan kesatuan," katanya.
Halaqah dan sarasehan ini digelar untuk silaturahmi dan memperasatukan ormas Islam yang ada di Jabodetabek. Sejumlah ormas Islam yang diundang antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Front Pembela Islam (FPI) dan lainnya. Harapannya, bisa terjalin sinergi antara masyarakat yang Islami dengan pemerintah.
"Kami undang seluruh ormas tanpa membedakan dari mazhab (aliran) mana, kita undang semua aliran Islam. Tujuannya, memperkenalkan diri karena kami saat ini baru merintis pesantren baru di sini sehingga kami undang untuk silaturahim. Kedua kami ingin mengkonektingkan pemerintah dengan masyarakat. Bagaimana masyarakat yang keislaman ini di Depok yang sangat plural bisa konekting dengan program pemerintah," kata Cholil.
Dalam acara ini pihaknya menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional/BKKBN). Karena dalam BKKBN ada fungsi keluarga, sehingga peran dan fungsi BKKBN tidak hanya melulu dipahami hanya sebagai pembatasan kelahiran. "Kita ajak BKKBN karena ada fungsi keluarga. Melakukan koordinasi peningkatan sumber daya manusia (SDM) keluarga. Jadi, BKKBN tidak hanya dipahami soal pembatasan kelahiran tapi juga peningkatan SDM," ujarnya.
Di pesantren yang sedang dibangun, Cholil ingin memadukan antara keilmuan dan entrepreneur, yaitu dengan mengarahkan kemampuan yang ada di masyarakat. Dia mengatakan bahwa bangsa tidak akan sejahtera kalau tidak memiliki banyak entrepreneur. "Kita mendorong menjadi inkubasi entrepreneur. Di pesantren ini nantinya tidak hanya untuk orang yang nyantri, tapi juga orang-orang yang pesantren sekitar Depok dan Jabodetabek. Di sini bisa dijadikan pelatihan bagaimana pesantren biasa biayai diri sendiri," ungkapnya.
Di sisi lain pihaknya juga ingin menjadi inkubasi keilmuan. Cholil menuturkan, dia berkeinginan untuk menjadi fasilitator bagi santri yang berprestasi dan potensial. "Jadi pesantren ini tidak hanya untuk yang tinggal di dalam tapi juga jadi inkubasi pesantren. Kita menggandeng BKKBN karena ingin memberikan kesadaran pada keluarga kalau pesantren tidak dipahami hanya belajar ilmu agama tapi integrasi antara ilmu agama dan umum, itu yang kita inginkan," ucapnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad berpesan mengenai pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Dengan adanya pesantren ini juga diharapkan nanti tercipta cendekia. "Pesantren ini berorientasi untuk mencetak cendekia. Tema yang diangkat juga sangat tepat yaitu untuk menjaga persatuan kita dalam satu NKRI. Kedepankan persatuan dan kesatuan," katanya.
Menurutnya, pemangku agama memiliki peranan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada umat. Sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga dengan baik. "Dengan mengundang seluruh ulama dan dai dengan tujuan menjaga umat dari konflik-konflik yang terjadi terlebih memasuki pesta demokrasi kita jaga persatuan dan kesatuan," katanya.
(amm)