Normalisasi Belum Selesai, Jakarta Berpotensi Banjir Lagi
A
A
A
JAKARTA - Belum rampungnya pembebasan normalisasi yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air membuat kawasan Jakarta terancam banjir. Kondisi ini diperparah dengan normalisasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang habis hingga 2020.
Hingga kini tercatat normalisasi baru sepanjang 16 kilometer dari total 33 kilometer yang melintas di DKI. Sodetan Kanal Banjir Timur (KBT) juga baru dikerjakan 50%. Imbasnya, dengan intensitas hujan yang tinggi, genangan atau banjir mengancam Jakarta.
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan, pihaknya tidak akan mengalokasikan dana untuk normalisasi sungai Jakarta di APBN 2019. Diprediksi proses administrasi pembebasan lahan oleh Pemprov DKI memakan waktu lama.
"Sementara (di APBN 2019) belum kita usulkan karena masih mengumpulkan lahan yang sudah dibebaskan. Prosesnya lama sehingga kita yang dibebaskan sedikit-sedikit. Mudah-mudahan di 2020 berlanjut," jelas Bambang kepada wartawan di Jakarta, Jumat 21 September 2018.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jakarta bakal dilanda musim hujan intensitas sedang mulai awal Oktober mendatang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengingatkan Pemprov DKI tidak terlena. Sebab tanpa ada antisipasi, genangan dan banjir akan terjadi.
BBWSCC sendiri melakukan perawatan di titik-titik Sungai Ciliwung yang sudah dinormalisasi. Diantaranya, melakukan pengerukan di 17 sungai yang menjadi kewenangan BBWSCC, termasuk Sungai Pesanggrahan, Sunter dan Cipinang.
"Berdasarkan data kami ada 129 titik rawan banjir di Jakarta per kelurahan. Kita lakukan pengerukan dan bersih bersih di kali kali," tuturnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Teguh Hedrawan tidak menanggapi Koran Sindo ketika ditanya persiapan menghadapi musim hujan. Begitu juga dengan Sekretaris Dinas SDA Rodia Renaningrum. Keduanya kompak tak menanggapi pertanyaan wartawan.
Hingga kini tercatat normalisasi baru sepanjang 16 kilometer dari total 33 kilometer yang melintas di DKI. Sodetan Kanal Banjir Timur (KBT) juga baru dikerjakan 50%. Imbasnya, dengan intensitas hujan yang tinggi, genangan atau banjir mengancam Jakarta.
Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan, pihaknya tidak akan mengalokasikan dana untuk normalisasi sungai Jakarta di APBN 2019. Diprediksi proses administrasi pembebasan lahan oleh Pemprov DKI memakan waktu lama.
"Sementara (di APBN 2019) belum kita usulkan karena masih mengumpulkan lahan yang sudah dibebaskan. Prosesnya lama sehingga kita yang dibebaskan sedikit-sedikit. Mudah-mudahan di 2020 berlanjut," jelas Bambang kepada wartawan di Jakarta, Jumat 21 September 2018.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jakarta bakal dilanda musim hujan intensitas sedang mulai awal Oktober mendatang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengingatkan Pemprov DKI tidak terlena. Sebab tanpa ada antisipasi, genangan dan banjir akan terjadi.
BBWSCC sendiri melakukan perawatan di titik-titik Sungai Ciliwung yang sudah dinormalisasi. Diantaranya, melakukan pengerukan di 17 sungai yang menjadi kewenangan BBWSCC, termasuk Sungai Pesanggrahan, Sunter dan Cipinang.
"Berdasarkan data kami ada 129 titik rawan banjir di Jakarta per kelurahan. Kita lakukan pengerukan dan bersih bersih di kali kali," tuturnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Teguh Hedrawan tidak menanggapi Koran Sindo ketika ditanya persiapan menghadapi musim hujan. Begitu juga dengan Sekretaris Dinas SDA Rodia Renaningrum. Keduanya kompak tak menanggapi pertanyaan wartawan.
(mhd)