Honor Menari Saat Pembukaan Asian Games 2018 Ternyata Belum Cair
A
A
A
JAKARTA - Meskipun sudah 17 hari perayaan Asian Games selesai, namun ratusan siswa yang terlibat menjadi penari dalam memeriahkan acara pembukaan Asian Games 2018 belum mendapatkan bayaran.
Kondisi ini kontras dengan pernyataan Inasgoc yang mengaku telah melakukan pembayaran setelah pembukaan Asian Games. "Iya memang belum nerima uang sama sekali dari pihak sekolah," ujar salah satu penari berinisial, S (16) saat ditemui di sekolahnya, SMA 23 Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018) pagi.
SMA 23 sendiri diketahui salah satu yang mengirimkan siswa menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018, 18 Agustus 2018 lalu. Disekolah ini tercatat ada 83 siswa yang mengaku belum dibayar.
Bersama dengan 82 temannya telah berulang kali meminta kejelasan kepada pihak sekolah terkait honor itu. Namun sekali lagi, pihak sekolah malah menawarkan opsi lain yakni jalan-jalan dan jaket untuk kenang-kenangan. “Tapi kami menolak itu dan minta uang tunai saja," kata S yang diamini rekannya yang juga penari Ratoh Jaroe.
S mengatakan sebagai perjanjian awal, semestinya ia mendapatkan bayaran menari sebanyak 15 USD atau sekitar Rp225 ribu. Seminggu dua kali sejak April hingga Juni mereka berlatih.
Sebelum akhirnya pada 24 Juni latihan di pindah ke GBK Senayan. Hingga hari pembukaan setidaknya S mendapatkan bayaran sebanyak Rp 3,3 juta. Namun hingga hari ini, S tak kunjung dibayar. Ia pun menuntut keadilan dan mendesak honor segera dibayar.
Tak hanya siswi SMA 23 yang tak mendapatkan bayaran, belakangan 17 SMA lain diketahui tak mendapatkan bayaran, yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa I Halim dan SMA Dian Didaktika.
Kondisi ini kontras dengan pernyataan Inasgoc yang mengaku telah melakukan pembayaran setelah pembukaan Asian Games. "Iya memang belum nerima uang sama sekali dari pihak sekolah," ujar salah satu penari berinisial, S (16) saat ditemui di sekolahnya, SMA 23 Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018) pagi.
SMA 23 sendiri diketahui salah satu yang mengirimkan siswa menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018, 18 Agustus 2018 lalu. Disekolah ini tercatat ada 83 siswa yang mengaku belum dibayar.
Bersama dengan 82 temannya telah berulang kali meminta kejelasan kepada pihak sekolah terkait honor itu. Namun sekali lagi, pihak sekolah malah menawarkan opsi lain yakni jalan-jalan dan jaket untuk kenang-kenangan. “Tapi kami menolak itu dan minta uang tunai saja," kata S yang diamini rekannya yang juga penari Ratoh Jaroe.
S mengatakan sebagai perjanjian awal, semestinya ia mendapatkan bayaran menari sebanyak 15 USD atau sekitar Rp225 ribu. Seminggu dua kali sejak April hingga Juni mereka berlatih.
Sebelum akhirnya pada 24 Juni latihan di pindah ke GBK Senayan. Hingga hari pembukaan setidaknya S mendapatkan bayaran sebanyak Rp 3,3 juta. Namun hingga hari ini, S tak kunjung dibayar. Ia pun menuntut keadilan dan mendesak honor segera dibayar.
Tak hanya siswi SMA 23 yang tak mendapatkan bayaran, belakangan 17 SMA lain diketahui tak mendapatkan bayaran, yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa I Halim dan SMA Dian Didaktika.
(ysw)