Pengeroyokan ABG 16 Tahun hingga Tewas Berawal dari Euforia Kelulusan

Kamis, 06 September 2018 - 19:09 WIB
Pengeroyokan ABG 16...
Pengeroyokan ABG 16 Tahun hingga Tewas Berawal dari Euforia Kelulusan
A A A
JAKARTA - Kasus tawuran yang berujung pada pengeroyokan terhadap Ari Haryanto (16) hingga tewas di depan Belleza Jalan Jenderal Soepeno, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu berawal dari euforia kelulusan sekolah.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar mengatakan, kasus tersebut berawal dari senior para pelaku, yakni IA yang mengajak adik-adik juniornya melakukan tawuran dengan kelompok korban. Adapun IA, sudah berkomunikasi dan janjian dengan kelompok korban melalui media sosial Instagram serta WhatsApp untuk melalukan aksi tawuran di suatu tempat yang telah ditentukan.

"Motifnya kan dia, si IA ini baru lulus SMA, jadi masih euforia, berhubung dia punya kelompok tertentu, namanya Gank Sparatiz, lalu dia ajaklah juniornya itu dan saat bertemu musuhnya yang melakukan keributan itu," kata Indra pada wartawan, Kamis (6/9/2018).

Adapun 10 tersangka yang juga satu sekolahan dengan IA itu, menurut Indra, dijerat dengan Pasal 76C juncto Pasal 80 Ayat 3 UU RI Nomor 35/2014 tentang perubahan atas UU RI Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak junto Pasal 338 KUHP juncto Pasal 170 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara, sedang satu anak dewasa berinisial F (19) dikenakan hukuman 15 tahun penjara.

"Saat pertama kali diamankan itu, mereka juga awalnya bau miras, kemungkinan sebelum tawuran itu mereka meminum miras. Asal usul celurit masih kami dalami darimananya," tuturnya.

Terkait IA yang masih buron, polisi pun mengultimatum agar segera menyerahkan diri sebelum ditangkap. Bila IA sudah tertangkap, polisi pun akan kembali menggali siapa lagi orang yang terlibat dalam pemgeroyokan Ari.

"Sebagai antisipasi, kami akan tingkatkan patroli siber agar akun-akun yang terindikasi ke arah tawuran itu bisa dicegah. Kami lakukan mapping juga pada anak-anak yang punya kelompok tertentu," katanya.

Disamping itu, orang tua dan pihak sekolah pun harus selalu mengawasi anak-anaknya agar terhindari dari tindakan yang mengarah ke tawuranz apalagi sampai melakukan tindak kriminalitas. Sejauh ini, polisi pun sudah melakukan pembinaan pada sekolah-sekolah yang ada di Jakarta Selatan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8359 seconds (0.1#10.140)