Bogor Bangun Jalur Pedestrian di Pusat Kuliner
A
A
A
BOGOR - Pemkot Bogor berencana membangun jalur pedestrian sepanjang 1 kilometer di bahu Jalan Suryakancana yang merupakan pusat kuliner pada Oktober mendatang.
Pembangunan ini untuk mewujudkan Bogor sebagai “Surga bagi Pejalan Kaki”. Revitalisasi pembangunan jalur pedestrian di kawasan pecinan tersebut akan memakan anggaran Rp14,7 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan, saat ini lebar jalan dengan trotoar Jalan Suryakancana kurang lebih sekitar 14 meter.
“Rencananya jalur pedestrian kira-kanan akan dilebarkan menjadi 2,5 meter sesi pertama,” ungkapnya. Setelah jalur pedestrian selesai dan anggaran memungkinkan, pihaknya akan menambah 1 meter untuk jalur sepeda.
“Jadi total jalur pedestrian 7 meter sisi kanan dan kiri. Sekarang masih tahap lelang. Ditargetkan, Oktober sudah bisa dimulai selesai di akhir Desember 2018,” ujarnya kemarin.
Dengan rencana pelebaran jalur pedestrian tersebut, lanjutnya, badan jalan yang bisa dilalui kendaraan berkurang, dari 10 meter menjadi 7 meter. “Kebijakan tersebut diambil Pemkot Bogor untuk memprioritaskan akses bagi pejalan kaki dari mulai Lawang Suryakancana hingga Gang Aut,” ungkapnya.
Ren cana awal jalur pedestrian itu hanya 2 meter, baik di sebelah kiri maupun sebelah kanan jalan. “Tapi, Pak Wali ingin jalur pedestrian lebih lebar agar benar-benar nyaman untuk pejalan kaki seperti di Braga, Kota Bandung,” jelasnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, revitalisasi jalur pejalan kaki di Jalan Suryakancana ini merupakan proyek besar yang melibatkan banyak dinas. Mulai dari Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Koperasi dan UMKM, Satuan Polisi Pamong Praja, dan sebagainya.
“Sehingga, dibutuhkan koordinasi yang luar biasa sebab tujuan dari revitalisasi ini bukan sekadar mempercantik kota saja, tetapi menghidupkan ekonomi Kota Bogor,” katanya.
Saat ini toko-toko di pusat kuliner tersebut tutup pada pukul 17.00 WIB. Dia memprediksi, jika jalur pedestrian dilebarkan, para pedagang dipastikan akan buka toko sampai malam. “Kita ingin kota ini jadi surga pejalan kaki,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Bogor memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi objek wisata yang ada di Kota Bogor harus dapat berkembang agar sektor pariwisata di Kota Hujan ini bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi wisatawan.
“Persaingan dunia global tidak hanya dalam bidang pariwisata, tetapi kepuasan wisatawan memiliki peran penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, dia menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan, antara lain pembenahan infrastruktur Kota Bogor. “Pemkot Bogor dalam waktu dekat ini akan memulai pembenahan di beberapa titik, salah satunya yang memang sudah ditargetkan Oktober penger jaannya yaitu kawasan Suryakancana dan sekitarnya,” ucapnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Bogor Teguh Rihananto menilai telah terjadi tumpang tindih dan kurang matangnya perencanaan. Maka itu, pihaknya meminta Pemkot Bogor me ngkaji ulang rencana pembangunan jalur pedestrian dan proyek Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Surya kancana.
“Karena Jalan Surya kancana ini sudah masuk kawasan khusus sehingga pihaknya berharap ada sebuah desain yang lebih detail lagi semacam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk memastikan pola pembangunan di sana mau seperti apa,” ungkapnya.
Selama di komisi pihaknya belum pernah mendengar ada rencana pembangunan jalur pedestrian Jalan Suryakancana yang menelan dana sebesar Rp14 miliar. Lain hal dengan pro gram Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Surya kancana dan rencana perubahan Plaza Bogor menjadi gedung parkir.
“Jadi terkait ini, saya cenderung seharusnya dibuat sebuah perencanaan yang lebih komprehensif dulu Surya kancana dan sekitarnya seperti apa, termasuk juga menyangkut lalu lintas di sana, dan rencana pemindahan pedagang pasar tumpah yang sampai sekarang belum mendapatkan kepastian.
Jangan sampai ada tumpang tindih,” tegasnya. Pihaknya menyarankan wali Kota Bogor memikirkan hal yang lebih penting dan duduk bersama untuk menghasilkan perencanaan yang komprehensif, apalagi pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai APBD. “Kenapa? Karena, dana APBD ini terbatas. Kalau sudah mubazir, sedihnya terasa banget,” tegasnya.
Pembangunan ini untuk mewujudkan Bogor sebagai “Surga bagi Pejalan Kaki”. Revitalisasi pembangunan jalur pedestrian di kawasan pecinan tersebut akan memakan anggaran Rp14,7 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi mengatakan, saat ini lebar jalan dengan trotoar Jalan Suryakancana kurang lebih sekitar 14 meter.
“Rencananya jalur pedestrian kira-kanan akan dilebarkan menjadi 2,5 meter sesi pertama,” ungkapnya. Setelah jalur pedestrian selesai dan anggaran memungkinkan, pihaknya akan menambah 1 meter untuk jalur sepeda.
“Jadi total jalur pedestrian 7 meter sisi kanan dan kiri. Sekarang masih tahap lelang. Ditargetkan, Oktober sudah bisa dimulai selesai di akhir Desember 2018,” ujarnya kemarin.
Dengan rencana pelebaran jalur pedestrian tersebut, lanjutnya, badan jalan yang bisa dilalui kendaraan berkurang, dari 10 meter menjadi 7 meter. “Kebijakan tersebut diambil Pemkot Bogor untuk memprioritaskan akses bagi pejalan kaki dari mulai Lawang Suryakancana hingga Gang Aut,” ungkapnya.
Ren cana awal jalur pedestrian itu hanya 2 meter, baik di sebelah kiri maupun sebelah kanan jalan. “Tapi, Pak Wali ingin jalur pedestrian lebih lebar agar benar-benar nyaman untuk pejalan kaki seperti di Braga, Kota Bandung,” jelasnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, revitalisasi jalur pejalan kaki di Jalan Suryakancana ini merupakan proyek besar yang melibatkan banyak dinas. Mulai dari Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Koperasi dan UMKM, Satuan Polisi Pamong Praja, dan sebagainya.
“Sehingga, dibutuhkan koordinasi yang luar biasa sebab tujuan dari revitalisasi ini bukan sekadar mempercantik kota saja, tetapi menghidupkan ekonomi Kota Bogor,” katanya.
Saat ini toko-toko di pusat kuliner tersebut tutup pada pukul 17.00 WIB. Dia memprediksi, jika jalur pedestrian dilebarkan, para pedagang dipastikan akan buka toko sampai malam. “Kita ingin kota ini jadi surga pejalan kaki,” ujarnya.
Menurutnya, Kota Bogor memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi objek wisata yang ada di Kota Bogor harus dapat berkembang agar sektor pariwisata di Kota Hujan ini bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi wisatawan.
“Persaingan dunia global tidak hanya dalam bidang pariwisata, tetapi kepuasan wisatawan memiliki peran penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, dia menyebut ada empat hal yang harus diperhatikan, antara lain pembenahan infrastruktur Kota Bogor. “Pemkot Bogor dalam waktu dekat ini akan memulai pembenahan di beberapa titik, salah satunya yang memang sudah ditargetkan Oktober penger jaannya yaitu kawasan Suryakancana dan sekitarnya,” ucapnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Bogor Teguh Rihananto menilai telah terjadi tumpang tindih dan kurang matangnya perencanaan. Maka itu, pihaknya meminta Pemkot Bogor me ngkaji ulang rencana pembangunan jalur pedestrian dan proyek Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Surya kancana.
“Karena Jalan Surya kancana ini sudah masuk kawasan khusus sehingga pihaknya berharap ada sebuah desain yang lebih detail lagi semacam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk memastikan pola pembangunan di sana mau seperti apa,” ungkapnya.
Selama di komisi pihaknya belum pernah mendengar ada rencana pembangunan jalur pedestrian Jalan Suryakancana yang menelan dana sebesar Rp14 miliar. Lain hal dengan pro gram Terminal Parkir Elektronik (TPE) di Jalan Surya kancana dan rencana perubahan Plaza Bogor menjadi gedung parkir.
“Jadi terkait ini, saya cenderung seharusnya dibuat sebuah perencanaan yang lebih komprehensif dulu Surya kancana dan sekitarnya seperti apa, termasuk juga menyangkut lalu lintas di sana, dan rencana pemindahan pedagang pasar tumpah yang sampai sekarang belum mendapatkan kepastian.
Jangan sampai ada tumpang tindih,” tegasnya. Pihaknya menyarankan wali Kota Bogor memikirkan hal yang lebih penting dan duduk bersama untuk menghasilkan perencanaan yang komprehensif, apalagi pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dibiayai APBD. “Kenapa? Karena, dana APBD ini terbatas. Kalau sudah mubazir, sedihnya terasa banget,” tegasnya.
(don)