Mobil Listrik Karya Anak Bangsa Mengaspal di Bandara Soetta
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) mendukung penuh pengoperasian mobil listrik yang akan beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta. Tepat pada Jumat (31/8/2018) mobil yang diproduksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB) tersebut telah mengaspal di Bandara Soekarno-Hatta.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin mengatakan, meski sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta mobil listrik tersebut belum beroperasi secara penuh. “Kami memberlakukan operasi terbatas. Waktu beroperasinya, yakni jam 09.00-10.00 WIB, jam 12.00-13.00 dan jam 15.00 sampai pukul 16.00 WIB,” kata Muhammad Awaludin dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Jumat (31/8/2018).
Awaludin menuturkan, pada April 2018 lalu telah dilakukan MoU rencana pengoperasian mobil listrik di Bandara Soekarno-Hatta antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Mobil Anak Bangsa. Operasi terbatas ini, lanjut Awaludin, dalam kaitan event Asian games sampai nanti kepulangan para kontingen.
“Mobil ini baru satu unit, prototipe yang kedua. PT Mobil Anak Bangsa sedang memproses produsi prototipe ketiga,” jelasnya.
Operasi terbatas ini juga dalam rangka melengkapi berbagai persyaratan yang harus dipenuhi PT Mobil Anak Bangsa, seperti sertifikasi laik jalan dan berbagai persyaratan lainnya.
“Kita juga akan melakukan survei publik bagaimana respons pengguna jasa,” terangnya. Mobil listrik ini rencananya akan dioperasikan juga di Bandara Kualanamu, Medan. Namun, tidak akan sama dengan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta. “Karena bagaimana pun kondisi bandaranya berbeda-beda,” tuturnya.
Awaluddin mengaku pernah menjajal ketangguhan mobil listrik ini. “Sebenarnya akan terasa kalau trek panjang. Waktu Maret-April lalu saya sempat mejajal dari Magelang sampai Candi Borobudur. Sama sekali tidak terdengar suara berisik. Mobil listrik seperti ini sudah digunakan di bandara-bandara dunia,” ujarnya.
PT Angkasa Pura II juga saat ini telah mempersiapkan sarana pendukungnya, termasuk charging station. “ Kita tempatkan di Power Station yang berada di dekat Stasiun Kereta Bandara. Sampai saat ini kami masih memperlajari sampai nanti dioperasikan penuh,” katanya.
Mobil dengan kapasitas 60 penumpang itu juga nyaman untuk penyandang distabilitas.“Karena dapat miring ke kiri untuk berlutut. Selain itu meski kecepatan maksimal 100 km/jam tetap saat ini kita batasi hanya 60 km/jam. Mobil ini juga salah satu keunggulannya karena zero emisi gas buang. Sangat dimungkinkan untuk direaliasikan untuk di bandara kita,” ucapnya.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin mengatakan, meski sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta mobil listrik tersebut belum beroperasi secara penuh. “Kami memberlakukan operasi terbatas. Waktu beroperasinya, yakni jam 09.00-10.00 WIB, jam 12.00-13.00 dan jam 15.00 sampai pukul 16.00 WIB,” kata Muhammad Awaludin dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Jumat (31/8/2018).
Awaludin menuturkan, pada April 2018 lalu telah dilakukan MoU rencana pengoperasian mobil listrik di Bandara Soekarno-Hatta antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Mobil Anak Bangsa. Operasi terbatas ini, lanjut Awaludin, dalam kaitan event Asian games sampai nanti kepulangan para kontingen.
“Mobil ini baru satu unit, prototipe yang kedua. PT Mobil Anak Bangsa sedang memproses produsi prototipe ketiga,” jelasnya.
Operasi terbatas ini juga dalam rangka melengkapi berbagai persyaratan yang harus dipenuhi PT Mobil Anak Bangsa, seperti sertifikasi laik jalan dan berbagai persyaratan lainnya.
“Kita juga akan melakukan survei publik bagaimana respons pengguna jasa,” terangnya. Mobil listrik ini rencananya akan dioperasikan juga di Bandara Kualanamu, Medan. Namun, tidak akan sama dengan yang ada di Bandara Soekarno-Hatta. “Karena bagaimana pun kondisi bandaranya berbeda-beda,” tuturnya.
Awaluddin mengaku pernah menjajal ketangguhan mobil listrik ini. “Sebenarnya akan terasa kalau trek panjang. Waktu Maret-April lalu saya sempat mejajal dari Magelang sampai Candi Borobudur. Sama sekali tidak terdengar suara berisik. Mobil listrik seperti ini sudah digunakan di bandara-bandara dunia,” ujarnya.
PT Angkasa Pura II juga saat ini telah mempersiapkan sarana pendukungnya, termasuk charging station. “ Kita tempatkan di Power Station yang berada di dekat Stasiun Kereta Bandara. Sampai saat ini kami masih memperlajari sampai nanti dioperasikan penuh,” katanya.
Mobil dengan kapasitas 60 penumpang itu juga nyaman untuk penyandang distabilitas.“Karena dapat miring ke kiri untuk berlutut. Selain itu meski kecepatan maksimal 100 km/jam tetap saat ini kita batasi hanya 60 km/jam. Mobil ini juga salah satu keunggulannya karena zero emisi gas buang. Sangat dimungkinkan untuk direaliasikan untuk di bandara kita,” ucapnya.
(whb)