Cerita Adik Mantan Pemain Timnas Dipukuli hingga Diinjak Kakak Kelas

Selasa, 21 Agustus 2018 - 17:31 WIB
Cerita Adik Mantan Pemain...
Cerita Adik Mantan Pemain Timnas Dipukuli hingga Diinjak Kakak Kelas
A A A
DEPOK - Polisi sudah memeriksa tiga kakak kelas adik kandung mantan pemain tim nasional Indonesia, Imanuel Wanggai, yakni Robert Wanggai yang dianiaya di sekolah. Kepada kakak sepupunya, korban bercerita bagaimana dirinya dianiaya kakak kelasnya tanpa asalan jelas.

Kakak sepupu korban, Bobi menceritakan, penganiayaan itu bermula ketika korban sedang duduk di kelas dan menggambar. Saat itu ada kakak kelasnya memanggil korban. Karena tak curiga, korban pun ikut dengan kakak kelasnya.

Tiba-tiba korban dibawa ke dalam satu ruangan. Disana dia mendapatkan perlakuan kasar. Mulai dari dipukul, diinjak dan ditatar.

"Sepupu saya dibawa ke salah satu ruangan di lantai dua. Sudah ada sama beberapa orang. Dia ditatar, dipukuli dan diinjak," kata Bobi, kakak sepupu korban ditemui di RS GPI Depok, Selasa (21/8/2018).

Korban tak bisa melawan karena tidak seimbang. Saat itu juga sambung Bobi, sepupunya sempat melihat ada korban lain.

"Sebelum dipukulin, sepupu saya disuruh push up dan ditendang. Dia sampai memar, yang paling parah di perutnya," tukasnya. (Baca: Adik Mantan Pemain Timnas Dianiaya Teman Sekolah )

Korban juga diancam tidak boleh lapor pada siapapun. Korban pun akhirnya bungkam. Namun dia tak kuasa menahan sakit yang diderita hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit oleh ibunya.

Kepada ibunya, korban memohon untuk tidak memberitahu pada orang lain. Karena korban takut akan mendapatkan perlakuan serupa jika sampai melapor. "Dia ketakutan banget. Dia takut bakal dipukuli lagi," paparnya.

Ibu korban kaget setelah mendengar diagnosa dokter bahwa korban mengalami pendarahan di bagian limpa. Korban pun harus menjalani operasi. "Dia masih dirawat di rumah sakit karena lemah," ceritanya.

Keluarga akhirnya melaporkan kejadian ini ke polisi. Keluarga sudah memaafkan namun keluarga juga berharap ada keadilan atas tindakan yang menimpa korban. "Sekolah juga harus bertanggung jawab. Jangan sampai ada korban lain," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7870 seconds (0.1#10.140)