HUT Kemerdekaan ke 73, Siswa SDN 15 Tangerang Belajar Dalam Ketakutan
A
A
A
TANGERANG - Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia ke-73 di SDN 15 Tangerang diperingati dengan suasana penuh prihatin para siswa dan guru.
Sekolah yang dekat dengan pusat industri modern, Tangcity Mall, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, ini kondisinya memprihatinkan. Atap gedung nyaris ambruk, jendela rusak, dan kumuh.
Pemandangan ini sangat kontras dengan hiruk pikuk di Tangcity Mall yang serba modern, ramai masuk dan keluar mobil-mobil mewah, dan orang-orang berbelanja.
Di tengah suasana yang memprihatinkan itulah, para siswa dan guru melakukan aktivitas belajar mengajar. Walau dalam perasaan takut, para siswa dan guru tetap menjalankan rutinitas belajar sehari-hari dengan riang dan gembira.
Kepala SDN 15 Tangerang Lina Nurlia mengaku, setiap turun hujan deras, ruang sekolahnya pasti bocor. Kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di Cisadane pun dianggap serbagai berkah.
"Alhamdullilah, di musim kemarau ini jadi tidak bocor. Karena kalau hujan, banyak ruang kelas yang bocor dan siswa menjadi tidak bisa belajar," ujarnya, Rabu (15/8/2018).
Menurut dia, situasi seperti ini sudah mereka rasakan sejak dua tahun silam. Mereka terpaksa tetap tinggal di gedung sekolah yang kurang layak itu karena masih menumpang.
"Kami terpaksa menumpang di bekas gedung SDN 4 Sukasari ini. Sudah dua tahun kami di sini. Memang dulu dijanjikan mau dibangunkan gedung, tapi belum ada kejelasan sampai detik ini," katanya.
Jumlah siswa di sekolah itu tergolong cukup banyak yakni sekitar 533 orang. Karenanya, ia menagih janji pembangunan gedung baru itu ke Pemerintah Kota Tangerang.
"Dulu kan kami sekolahnya di daerah Ahmad Yani, Kecamatan Tangerang, bareng sama SDN 6. Tapi sekarang sudah pisah. Janjinya dibangunin gedung di depan SMKN 2 Tangerang," pungkasnya.
Ema (46), salah seorang wali murid mengaku selalu cemas ketika anaknya pergi ke sekolah. Apalagi saat musim hujan dan terjadi angin kencang.
"Bukan apa-apa mas, lihat saja bangunan sekolahnya? Sudah banyak yang rusak. Kami takut sekolah ini ambruk dan menimpa siswa di ruang kelas. Kami takut anak-anak kami jadi korban," paparnya.
Hal senada diungkapkan Mama Fahri, wali murid lainnya. Untuk memperbaiki gedung sekolah, para orang tua sebenarnya sudah berinisiatif memberikan sumbangan secara sukarela.
"Kami urunan. Kemarin saja nyumbang Rp4 juta untuk perbaiki atap yang jebol. Tetapi kalau begini terus ya tidak bisa mas. Kasihan anak-anak dan guru. Mereka selalu belajar dalam ketakutan," katanya.
Para orang tua siswa berharap Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah memenuhi janji kampanyenya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
"Kami para wali murid sangat berharap pembangunan gedung baru yang telah dijanjikan oleh pemerintah bisa segera dibangun, sehingga anak-anak kami bisa belajar tanpa rasa takut lagi," tukasnya.
Sekolah yang dekat dengan pusat industri modern, Tangcity Mall, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, ini kondisinya memprihatinkan. Atap gedung nyaris ambruk, jendela rusak, dan kumuh.
Pemandangan ini sangat kontras dengan hiruk pikuk di Tangcity Mall yang serba modern, ramai masuk dan keluar mobil-mobil mewah, dan orang-orang berbelanja.
Di tengah suasana yang memprihatinkan itulah, para siswa dan guru melakukan aktivitas belajar mengajar. Walau dalam perasaan takut, para siswa dan guru tetap menjalankan rutinitas belajar sehari-hari dengan riang dan gembira.
Kepala SDN 15 Tangerang Lina Nurlia mengaku, setiap turun hujan deras, ruang sekolahnya pasti bocor. Kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di Cisadane pun dianggap serbagai berkah.
"Alhamdullilah, di musim kemarau ini jadi tidak bocor. Karena kalau hujan, banyak ruang kelas yang bocor dan siswa menjadi tidak bisa belajar," ujarnya, Rabu (15/8/2018).
Menurut dia, situasi seperti ini sudah mereka rasakan sejak dua tahun silam. Mereka terpaksa tetap tinggal di gedung sekolah yang kurang layak itu karena masih menumpang.
"Kami terpaksa menumpang di bekas gedung SDN 4 Sukasari ini. Sudah dua tahun kami di sini. Memang dulu dijanjikan mau dibangunkan gedung, tapi belum ada kejelasan sampai detik ini," katanya.
Jumlah siswa di sekolah itu tergolong cukup banyak yakni sekitar 533 orang. Karenanya, ia menagih janji pembangunan gedung baru itu ke Pemerintah Kota Tangerang.
"Dulu kan kami sekolahnya di daerah Ahmad Yani, Kecamatan Tangerang, bareng sama SDN 6. Tapi sekarang sudah pisah. Janjinya dibangunin gedung di depan SMKN 2 Tangerang," pungkasnya.
Ema (46), salah seorang wali murid mengaku selalu cemas ketika anaknya pergi ke sekolah. Apalagi saat musim hujan dan terjadi angin kencang.
"Bukan apa-apa mas, lihat saja bangunan sekolahnya? Sudah banyak yang rusak. Kami takut sekolah ini ambruk dan menimpa siswa di ruang kelas. Kami takut anak-anak kami jadi korban," paparnya.
Hal senada diungkapkan Mama Fahri, wali murid lainnya. Untuk memperbaiki gedung sekolah, para orang tua sebenarnya sudah berinisiatif memberikan sumbangan secara sukarela.
"Kami urunan. Kemarin saja nyumbang Rp4 juta untuk perbaiki atap yang jebol. Tetapi kalau begini terus ya tidak bisa mas. Kasihan anak-anak dan guru. Mereka selalu belajar dalam ketakutan," katanya.
Para orang tua siswa berharap Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah memenuhi janji kampanyenya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
"Kami para wali murid sangat berharap pembangunan gedung baru yang telah dijanjikan oleh pemerintah bisa segera dibangun, sehingga anak-anak kami bisa belajar tanpa rasa takut lagi," tukasnya.
(thm)