Penjahat Jalanan di Lingkar Istana Bogor dan Kebun Raya Meresahkan
A
A
A
BOGOR - Aksi kejahatan jalanan di kawasan sistem satu arah (SSA) lingkar Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor, meresahkan warga. Pelaku kejahatan jalanan ini biasanya beraksi pada malam hingga dini hari.
Aksi kejahatan jalanan ini nyaris menimpa tiga wartawan seusai meliput hari terakhir pendaftaran bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) di KPU Kota Bogor, Rabu (18/7/2018) dini hari.
Kejadian itu bermula saat Denis, wartawan media online lokal bersama rekannya Herman Charbon, (televisi lokal), dan Andi Boceng (televisi nasional), hendak pulang dari Kantor KPU Kota Bogor di Jalan Buldozer.
Setibanya di Jalan Jalak Harupat yang merupakan kawasan SSA, terlihat dua pria tidak mengenakan helm berkendara melawan arus. "Karena mereka melawan arus dan sangat membahayakan, kami teriaki dan mereka berhenti, kami juga berhenti," ujar Denis.
Saat mereka hendak menghampiri, kedua pria tak dikenal itu malah mengeluarkan senjata tajam. "Saat turun dari sepeda motor, salah satu pria itu malah menentang sambil keluarkan golok panjang. Beruntung jarak kami jauh, sekitar 20 meteran. Dari pada celaka, mending kabur," ucapnya.
Sehari sebelumnya atau Selasa dini hari kemarin, Anggota Dewan Kesenian Kota Bogor, Rizky, menjadi korban penjambretan di kawasan SSA lingkar Kebun Raya dan Istana Bogor, tepatnya Simpang Hotel Salak Ir H Djuanda.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB seusai dirinya menemani anaknya berlatih musik di Gedung Kesenian, Komplek Balai Kota, Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor. (Baca juga: Pemkot Bogor Segera Batasi Aktivitas Warga pada Malam Hari)
Saat hendak pulang menggunakan angkutan online yang sudah menunggu di dekat kantor Samsat Kota Bogor, tiba-tiba korban dihampiri dua orang yang berboncengan dengan satu sepeda motor.
"Saya mau pulang pakai taksi online ternyata taksinya sudah menunggu di depan Samsat (Simpang Hotel Salak), pas jalan sama anak sambil lihat handphone tiba-tiba datang motor mepet," jelasnya.
Saat itu juga dua orang yang menggunakan sepeda motor dengan cepat merampas handphone yang dipegangnya. Pelaku kemudian tancap gas. "Lari (kecepatan) motor cukup kencang. Pas saya mau kejar, yang diboncengnya itu balik badan ngeluarin pistol," katanya.
Rizky masih ingat pengendara sepeda motor tersebut memakai helm warna hijau dan jaket warna hijau mirip driver ojek online.
"Ciri-cirinya itu yang depan pakai jaket dan helm hijau yang kita semua sudah familiar. Lalu yang dibonceng pakai buff pakai kaos, enggak kelihatan, dua-duanya pakai helm," tuturnya.
Menanggapi kian meresahkannya kejahatan jalanan di sekitar lingkar Istana Bogor dan Kebun Raya, Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya mengatakan harus dipisahkan konteks sistem pengamanan keduanya.
"SSA itu prioritas, karena ring 1. Pengamanannya bukan hanya reserse saja. Ada kejadian, kepentingan pengamanan VVIP (Istana) dan kejahatan di jalanan harus dipisahkan itu," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Menurut dia, selama ini polisi sudah melakukan upaya preventif. Hampir setiap hari polisi melakukan patroli, baik sebelum maupun sesudah maraknya kejadian kejahatan jalanan di malam hari.
Aksi kejahatan jalanan ini nyaris menimpa tiga wartawan seusai meliput hari terakhir pendaftaran bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) di KPU Kota Bogor, Rabu (18/7/2018) dini hari.
Kejadian itu bermula saat Denis, wartawan media online lokal bersama rekannya Herman Charbon, (televisi lokal), dan Andi Boceng (televisi nasional), hendak pulang dari Kantor KPU Kota Bogor di Jalan Buldozer.
Setibanya di Jalan Jalak Harupat yang merupakan kawasan SSA, terlihat dua pria tidak mengenakan helm berkendara melawan arus. "Karena mereka melawan arus dan sangat membahayakan, kami teriaki dan mereka berhenti, kami juga berhenti," ujar Denis.
Saat mereka hendak menghampiri, kedua pria tak dikenal itu malah mengeluarkan senjata tajam. "Saat turun dari sepeda motor, salah satu pria itu malah menentang sambil keluarkan golok panjang. Beruntung jarak kami jauh, sekitar 20 meteran. Dari pada celaka, mending kabur," ucapnya.
Sehari sebelumnya atau Selasa dini hari kemarin, Anggota Dewan Kesenian Kota Bogor, Rizky, menjadi korban penjambretan di kawasan SSA lingkar Kebun Raya dan Istana Bogor, tepatnya Simpang Hotel Salak Ir H Djuanda.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB seusai dirinya menemani anaknya berlatih musik di Gedung Kesenian, Komplek Balai Kota, Jalan Ir H Juanda, Bogor Tengah, Kota Bogor. (Baca juga: Pemkot Bogor Segera Batasi Aktivitas Warga pada Malam Hari)
Saat hendak pulang menggunakan angkutan online yang sudah menunggu di dekat kantor Samsat Kota Bogor, tiba-tiba korban dihampiri dua orang yang berboncengan dengan satu sepeda motor.
"Saya mau pulang pakai taksi online ternyata taksinya sudah menunggu di depan Samsat (Simpang Hotel Salak), pas jalan sama anak sambil lihat handphone tiba-tiba datang motor mepet," jelasnya.
Saat itu juga dua orang yang menggunakan sepeda motor dengan cepat merampas handphone yang dipegangnya. Pelaku kemudian tancap gas. "Lari (kecepatan) motor cukup kencang. Pas saya mau kejar, yang diboncengnya itu balik badan ngeluarin pistol," katanya.
Rizky masih ingat pengendara sepeda motor tersebut memakai helm warna hijau dan jaket warna hijau mirip driver ojek online.
"Ciri-cirinya itu yang depan pakai jaket dan helm hijau yang kita semua sudah familiar. Lalu yang dibonceng pakai buff pakai kaos, enggak kelihatan, dua-duanya pakai helm," tuturnya.
Menanggapi kian meresahkannya kejahatan jalanan di sekitar lingkar Istana Bogor dan Kebun Raya, Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sanjaya mengatakan harus dipisahkan konteks sistem pengamanan keduanya.
"SSA itu prioritas, karena ring 1. Pengamanannya bukan hanya reserse saja. Ada kejadian, kepentingan pengamanan VVIP (Istana) dan kejahatan di jalanan harus dipisahkan itu," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Menurut dia, selama ini polisi sudah melakukan upaya preventif. Hampir setiap hari polisi melakukan patroli, baik sebelum maupun sesudah maraknya kejadian kejahatan jalanan di malam hari.
(thm)