Quick Count Median, Rahmat Effendi-Tri Menang Pilkada Kota Bekasi
A
A
A
JAKARTA - Hasil quick count yang digelar Media Survei Nasional (Median) menempatkan pasangan Rahmat Effendi-Tri Adhianto unggul di Pilkada Kota Bekasi. Keduanya unggul atas pasangan Nur Supriyanto-Adhy Firdaus.
Berdasarkan data yang diterima SINDOnews dari Median, Rabu (27/6/2018), pada pukul 17.15 WIB, pasangan Rahmat Effendi memperoleh suara hingga 68,06%, sedangkan lawannya hanya 31,94%. Persentase suara yang masuk sudah mencapai 87,60%.
Populasi sampel quick count ini adalah semua pemilih sah yang datang di 200 TPS terpilih di Pilkada Kota Bekasi. Sampel dipilih menggunakan metode stratified cluster random sampling dengan margin of error kurang lebih 2% dan tingkat kepercayaan 99%.
Hasil quick count ini bukanlah penghitungan resmi. Mengingat komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan melakukan rekapitulasi pemungutan suara hingga 9 Juli 2018 mendatang.
Calon Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, fenomena kampanye hitam yang menyerangnya selama sepekan terakhir tak mempengaruhi pilihan masyarakat.”Banyak hoaks, tapi masyarakat sudah cerdas mengolah informasi, dan masih percaya kepada kami,” kata Pepen sapaan akrab Rahmat Effendi di Bekasi pada Rabu (27/6/2018).
Menurut Rahmat, masyarakat sudah bisa membedakan antara informasi yang benar-benar fakta maupun informasi bohong atau hoaks. Misalnya, selebaran dukungan Persatuan Gereja se-Kota Bekasi. Setelah dikonfirmasi, bahwa berita tersebut adalah hoaks.
Rahmat mengatakan, kemenangan itu merupakan berkat kerja keras semua pihak, mulai dari partai politik yang berkoalisi diantaranya Partai Golkar, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, Perindo dan PKB berikut juga relawannya.”Terutama alim ulama, bisa menjadikan Pilkada ini sejuk,” ujarnya.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Rahmat Effendi-Tri Adhianto, Sholihin mengatakan, bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan terhadap inkumben untuk memimpin Kota Bekasi selama lima tahun kedepan.”Kepercayaan masyarakat sangat tinggi,” katanya.
Selama lima tahun dipimpin incumbent, kata dia, tingkat kepercayaan masyarakat mencapai 70 persen. Artinya, kata dia, mayoritas warga Kota Bekasi menginginkan wilayahnya kembali dipimpin orang yang sama. Bahkan, partisipasi masyarakat cukup tinggi, menandakan pendidikan politik meningkat.
Berdasarkan data yang diterima SINDOnews dari Median, Rabu (27/6/2018), pada pukul 17.15 WIB, pasangan Rahmat Effendi memperoleh suara hingga 68,06%, sedangkan lawannya hanya 31,94%. Persentase suara yang masuk sudah mencapai 87,60%.
Populasi sampel quick count ini adalah semua pemilih sah yang datang di 200 TPS terpilih di Pilkada Kota Bekasi. Sampel dipilih menggunakan metode stratified cluster random sampling dengan margin of error kurang lebih 2% dan tingkat kepercayaan 99%.
Hasil quick count ini bukanlah penghitungan resmi. Mengingat komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan melakukan rekapitulasi pemungutan suara hingga 9 Juli 2018 mendatang.
Calon Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, fenomena kampanye hitam yang menyerangnya selama sepekan terakhir tak mempengaruhi pilihan masyarakat.”Banyak hoaks, tapi masyarakat sudah cerdas mengolah informasi, dan masih percaya kepada kami,” kata Pepen sapaan akrab Rahmat Effendi di Bekasi pada Rabu (27/6/2018).
Menurut Rahmat, masyarakat sudah bisa membedakan antara informasi yang benar-benar fakta maupun informasi bohong atau hoaks. Misalnya, selebaran dukungan Persatuan Gereja se-Kota Bekasi. Setelah dikonfirmasi, bahwa berita tersebut adalah hoaks.
Rahmat mengatakan, kemenangan itu merupakan berkat kerja keras semua pihak, mulai dari partai politik yang berkoalisi diantaranya Partai Golkar, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, Perindo dan PKB berikut juga relawannya.”Terutama alim ulama, bisa menjadikan Pilkada ini sejuk,” ujarnya.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Rahmat Effendi-Tri Adhianto, Sholihin mengatakan, bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan terhadap inkumben untuk memimpin Kota Bekasi selama lima tahun kedepan.”Kepercayaan masyarakat sangat tinggi,” katanya.
Selama lima tahun dipimpin incumbent, kata dia, tingkat kepercayaan masyarakat mencapai 70 persen. Artinya, kata dia, mayoritas warga Kota Bekasi menginginkan wilayahnya kembali dipimpin orang yang sama. Bahkan, partisipasi masyarakat cukup tinggi, menandakan pendidikan politik meningkat.
(whb)