Arus Balik, 337.055 Kendaraan Tiba di Jakarta
A
A
A
BEKASI - Ratusan ribu kendaraan telah kembali ke Jakarta dan sekitarnya melalui tol Jakarta-Cikampek sejak Sabtu (16/6/2018) atau H+1 lalu. PT Jasa Marga mencatat, hingga Rabu (20/6/2018) atau H+4 tercatat kendaraan roda empat yang sudah melintas sebanyak 337.055 kendaraan.
"Angka tersebut terhitung selama empat hari arus balik, kemungkinan jumlah kendaraan akan terus bertambah," kata Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Irwansyah.
Menurutnya, puncak kendaraan yang terdata pada Selasa (19/6) malam sebanyak 130.000 kendaraan. Pada arus mudik lalu, kata dia, Jasa Marga menyebut telah ada 361.495 kendaraan lebih yang keluar dari Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama hingga Senin (11/6/2018).
Jumlah tersebut meningkat 32,4% dari volume lalin normal yang biasanya menyentuh angka 273.108 kendaraan. Jasa Marga juga mencatat distribusi lalu lintas dari GT Cikarang Utama ke Jalur Utara (via GT Palimanan dan GT Cikampek) telah menyentuh angka sebesar 59 persen.
Sedangkan untuk kendaraan yang menuju Jalur Selatan (via GT Sadang dan GT Cileunyi) adalah sebesar 41%. Apalagi jika ditotal pada arus mudik hingga Kamis (15/6) kemarin, sekitar 106.450 kendaraan yang meninggalkan Jakarta.
Angka tersebut naik 59,4 % dari volume lalin normal yang biasanya menyentuh angka 66.792 kendaraan."Tidak semua kendaraan melintas tol Japek pada arus balik," ujarnya.
Pantauan di tol Jakarta-Cikampek, kemacetan panjang terjadi sejak Senin (18/6) lalu diruas tol mengarah Jakarta. Alhasil, petugas kepolisian memberlakukan sistem satu arah atau one way traffic di tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) arah menuju Jakarta mengantisipasi puncak arus balik.
Sistem ini mulai diberlakukan sejak Selasa (19/6) malam dari ruas Karawang Barat kilometer 47+200, dari arah Cikampek, Cikopo, Purwakarta, Palimanan, Cirebon hingga wilayah dari Jawa Tengah. Sementara itu, Jalan Tol Cikopo–Palimanan (Cipali) diberlakukan rekayasa lalu lintas one way dari Gerbang Tol Palimanan.
Tol Cipali yang membentang sepanjang 116 kilometer menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat one way ke arah Jakarta. Tol Cipali merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Jakarta–Cikampek yang menghubungkan dengan Jalan Tol Palimanan-Kanci.
Irwansyah mengatakan, pemberlakuan sistem one way mulai diberlakukan pada Rabu (20/6) pukul 10.25 WIB. Sistem ini diberlakukan untuk mengurai kepadatan akibat volume lalu lintas yang masih terpantau meningkat di arus balik lebaran dengan tujuan DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Sesuai diskresi pihak kepolisian, kami memberlakukan contraflow arah Jakarta sepanjang 32 kilometer mulai dari Km 61 sampai dengan kilometer 29," ungkapnya.
Upaya ini, kata dia, dilakukan guna mencairkan kepadatan di Simpang Dawuan kilometer 66 diruas arah Jakarta.
Sehingga, lanjut dia, diharapkan dapat memecah kepadatan titik-titik menjelang tempat peristirahatan atau Rest Area arah Jakarta yakni di kilometer 62, 52, 42 serta adanya penyempitan lajur bottleneck di kilometer 47-46."Jika lalu lintas padat, maka sistem pengurai ini pasti diberlakukan," tegasnya.
Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan Jasa Marga beserta pihak yang terkait untuk mengurai kepadatan. Bahkan, pihaknya juga menambah gardu pembayaran menjadi 32 dari sebelumnya 29 untuk melayani pengguna jalan yang ke arah Jakarta di gerbang tol Cikarang Utama.
Sementara kebijakan pemberlakukan jalur satu arah di tol Jakarta-Cikampek menjadikan jalur protokol di Kota Bekasi padat. Alhasil, Dinas Perhubungan setempat menambah rambu dan petugas untuk mengurai kemacetan di jalan protokol Kota dan Kabupaten Bekasi.
"Jelas kebijakan itu berdampak ke jalan protokol di Kota Bekasi yang bercampur dengan arus kendaraan yang melakukan perjalan internal," kata Kabid Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Johan Budi.
Menurutnya, sejak diberlakukan sistem itu, jalan arteri menjadi macet dan padat. Sebab, kendaraan arah ke Timur dialihkan ke jalur non tol yang melintas di Kota Bekasi.
Sejumlah jalan yang tampak padat seperti Jalan Raya KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Raya Cut Meutia, dan Jl H Juanda dan mengarah ke Timur ke wilayah Kabupaten Bekasi.
Dampak pengalihan ini juga terjadi di Jalan Raya Pakayon dimana kendaraan dari ruas Jalan Tol JORR memilih keluar Jatiasih dan ke Jalan Pekayon atan Jalan Cipendawa."Kami dengan petugas kepolisian menerjunakan personil untuk mengurai kemacetan dijalan arteri," tukasnya.
"Angka tersebut terhitung selama empat hari arus balik, kemungkinan jumlah kendaraan akan terus bertambah," kata Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Irwansyah.
Menurutnya, puncak kendaraan yang terdata pada Selasa (19/6) malam sebanyak 130.000 kendaraan. Pada arus mudik lalu, kata dia, Jasa Marga menyebut telah ada 361.495 kendaraan lebih yang keluar dari Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama hingga Senin (11/6/2018).
Jumlah tersebut meningkat 32,4% dari volume lalin normal yang biasanya menyentuh angka 273.108 kendaraan. Jasa Marga juga mencatat distribusi lalu lintas dari GT Cikarang Utama ke Jalur Utara (via GT Palimanan dan GT Cikampek) telah menyentuh angka sebesar 59 persen.
Sedangkan untuk kendaraan yang menuju Jalur Selatan (via GT Sadang dan GT Cileunyi) adalah sebesar 41%. Apalagi jika ditotal pada arus mudik hingga Kamis (15/6) kemarin, sekitar 106.450 kendaraan yang meninggalkan Jakarta.
Angka tersebut naik 59,4 % dari volume lalin normal yang biasanya menyentuh angka 66.792 kendaraan."Tidak semua kendaraan melintas tol Japek pada arus balik," ujarnya.
Pantauan di tol Jakarta-Cikampek, kemacetan panjang terjadi sejak Senin (18/6) lalu diruas tol mengarah Jakarta. Alhasil, petugas kepolisian memberlakukan sistem satu arah atau one way traffic di tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) arah menuju Jakarta mengantisipasi puncak arus balik.
Sistem ini mulai diberlakukan sejak Selasa (19/6) malam dari ruas Karawang Barat kilometer 47+200, dari arah Cikampek, Cikopo, Purwakarta, Palimanan, Cirebon hingga wilayah dari Jawa Tengah. Sementara itu, Jalan Tol Cikopo–Palimanan (Cipali) diberlakukan rekayasa lalu lintas one way dari Gerbang Tol Palimanan.
Tol Cipali yang membentang sepanjang 116 kilometer menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat one way ke arah Jakarta. Tol Cipali merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Jakarta–Cikampek yang menghubungkan dengan Jalan Tol Palimanan-Kanci.
Irwansyah mengatakan, pemberlakuan sistem one way mulai diberlakukan pada Rabu (20/6) pukul 10.25 WIB. Sistem ini diberlakukan untuk mengurai kepadatan akibat volume lalu lintas yang masih terpantau meningkat di arus balik lebaran dengan tujuan DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Sesuai diskresi pihak kepolisian, kami memberlakukan contraflow arah Jakarta sepanjang 32 kilometer mulai dari Km 61 sampai dengan kilometer 29," ungkapnya.
Upaya ini, kata dia, dilakukan guna mencairkan kepadatan di Simpang Dawuan kilometer 66 diruas arah Jakarta.
Sehingga, lanjut dia, diharapkan dapat memecah kepadatan titik-titik menjelang tempat peristirahatan atau Rest Area arah Jakarta yakni di kilometer 62, 52, 42 serta adanya penyempitan lajur bottleneck di kilometer 47-46."Jika lalu lintas padat, maka sistem pengurai ini pasti diberlakukan," tegasnya.
Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan Jasa Marga beserta pihak yang terkait untuk mengurai kepadatan. Bahkan, pihaknya juga menambah gardu pembayaran menjadi 32 dari sebelumnya 29 untuk melayani pengguna jalan yang ke arah Jakarta di gerbang tol Cikarang Utama.
Sementara kebijakan pemberlakukan jalur satu arah di tol Jakarta-Cikampek menjadikan jalur protokol di Kota Bekasi padat. Alhasil, Dinas Perhubungan setempat menambah rambu dan petugas untuk mengurai kemacetan di jalan protokol Kota dan Kabupaten Bekasi.
"Jelas kebijakan itu berdampak ke jalan protokol di Kota Bekasi yang bercampur dengan arus kendaraan yang melakukan perjalan internal," kata Kabid Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Johan Budi.
Menurutnya, sejak diberlakukan sistem itu, jalan arteri menjadi macet dan padat. Sebab, kendaraan arah ke Timur dialihkan ke jalur non tol yang melintas di Kota Bekasi.
Sejumlah jalan yang tampak padat seperti Jalan Raya KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Raya Cut Meutia, dan Jl H Juanda dan mengarah ke Timur ke wilayah Kabupaten Bekasi.
Dampak pengalihan ini juga terjadi di Jalan Raya Pakayon dimana kendaraan dari ruas Jalan Tol JORR memilih keluar Jatiasih dan ke Jalan Pekayon atan Jalan Cipendawa."Kami dengan petugas kepolisian menerjunakan personil untuk mengurai kemacetan dijalan arteri," tukasnya.
(maf)