Waspadai Penumpukan pada 9-10 Juni

Kamis, 31 Mei 2018 - 09:44 WIB
Waspadai Penumpukan...
Waspadai Penumpukan pada 9-10 Juni
A A A
JAKARTA - Pemerintah mewanti-wanti agar masyarakat tidak terkonsentrasi mudik pada Sabtu dan Minggu (9-10/6) mendatang. Potensi penumpukan kendaraan di awal masa cuti Lebaran ini cukup besar karena masyarakat ingin segera mudik saat libur tiba.

Seperti diketahui cuti bersama dimulai sejak Senin (11/6). Namun arus mudik diprediksi sudah mulai bergerak sejak Jumat (8/6) atau akhir pekan. Guna menghindari kemacetan parah, masyarakat diimbau untuk mudik pada 11-14 Juni. “Kalau bisa jangan bertumpuk ramai-ramai di hari Sabtu, Minggu 8-10 Juni karena masih ada 11-14 Juni,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian seusai rapat terbatas persiapan Idul Fitri 2018 di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Tidak hanya saat mudik, Tito juga mengingatkan masyarakat tidak bersamaan saat arus balik Lebaran. Arus balik terjadi mulai 17-20 Juni. “Relatif empat hari. Karena itu pulangnya jangan bertumpuk-tumpuk juga sambil dinamis lihat situasi dan kondisi. Jangan dipaksakan bertumpuk, untuk pengaturan akan dijelaskan,” paparnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Menurutnya puncak arus mudik selain pada H-2 dan H-3 juga akan terjadi pada Sabtu (9/6) dan Minggu (10/6). Untuk puncak mudik diprediksi terjadi pada 20 Juni. “Nanti ada pembatasan truk mulai pukul 00.00-24.00 WIB dari tanggal 12-14 Juni dan 22 -24 Juni 2018,” katanya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan teerdapat tiga jalan nasional yang bisa digunakan mudik di Pulau Jawa yang bisa digunakan untuk mudik yakni jalur pantai utara (pantura), tengah dan pantai selatan (pansela). Dimana pantura memiliki panjang 1.341 km, lintas tengah 1.197 km dan selatan 1.405 km. Selain jalan nasional ada juga jalan tol 760 km dari Jakarta ke Surabaya, yang operasional 525 km. Sedangkan yang fungsional 235 km. “Minggu lalu masih ada yang mulai aspal, beton dan dijanjikan 30 Mei ini insya Allah semua dikerjakan,” katanya.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan menerapkan rest area manajement. Salah satunya melalui rest area monitoring. Jasa Marga mengklaim sistem tersebut merupakan terobosan baru sebagai sebuah sistem yang dapat mengawasi seluruh wilayah rest area.

Rest area monitoring merupakan sistem pengawasan dengan menggunakan teknologi CCTV. Dari alat ini akan dapat mendeteksi jumlah dan jenis kendaraan yang masuk dan keluar rest area, serta menghitung ketersediaan lahan parker. “Sehingga dapat memandu petugas dalam pengaturan lalu lintas," ungkap Dwimawan Heru, Assistant Vice President Corporate Communication Jasa Marga dalam keterangan resminya di Jakarta, kemarin.

Jalur Darurat di Susukan
Dari pantauan KORAN SINDO, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengebut persiapan tol fungsional dari Gerbang Tol Salatiga hingga Colomadu, Karanganyar. Terlihat juga pengerjaan jalur darurat yakni jembatan tol Kenteng di Dusun Pamotan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Wilayah tersebut menjadi salah satu titik kritis, karena hingga kemarin jembatan Tol Kenteng yang menjadi penghubung antara Tol Salatiga menuju Tol Colomadu, masih belum tersambung.

Namun demikian, Plt Kepala Dinas Binamarga Pekerjaan Umum, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono memastikan tol fungsional siap untuk dilewati pemudik adalah Tol Colomadu hingga Tol Sragen. “Tol fungsional dari Salatiga hingga Colomadu diupayakan siap hingga H-7. Hal ini dikarenakan masih terdapat titik jembatan yang kritis,” ungkap Hanung di sela pantauan jalur tol Salatiga-Colomadu, kemarin. Di titik ini, pihaknya harus membuat jalur darurat sekitar 475 meter yang ditargetkan bisa diselesaikan hingga H-7. (Dita Angga/Ichsan Amin/Ahmad Antoni)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)