Imigrasi Jakbar Tegaskan Pelayanan Terhadap Lansia Sudah Optimal
A
A
A
JAKARTA - Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat menyatakan kasus pelayanan tak ramah terhadap pasangan lanjut usia (lansia) telah selesai. Keduanya mengakui bahwa pelayanan di sana baik.
“Tidak ada masalah. Kami sudah bertemu kakek nenek itu, mereka malah aneh karena ada yang beda dari viral di medsos dan aslinya,” ungkap Kabid Lalu Lintas dan Status Imigrasi Jakarta Barat, Felusia Sengky Ratna saat ditemui, Senin (21/5/2018).
Sebelumnya, buruknya pelayanan Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat sempat viral di medsos ketika sejumlah situs medsos dipenuhi postingan ini. Dalam postingan itu, pelayanan Kantor Imigrasi Jakarta Barat dinilai tidak ramah dengan lansia.
Sengky menjelaskan setelah kejadian itu viral di medsos, Jumat, 18 Mei 2018 lalu, pihaknya langsung bergegas mendatangi kedua lansia, Oetjoe Dharmadi dan Lie Mer Tja, yang sempat diceritakan. Keduanya mengakui bahwa cerita pada medsos tidak sesuai dengan keadaan lapangan.
Kala itu, kedua kakek ini mengaku cukup senang dengan pelayanan di Imigrasi Jakarta Barat. Para petugas langsung mengarahkan ke pelayanan dan melakukan pendampingan hingga selesainya sesi wawancara dan foto.
“Hanya saja kami mengunjungi. Si nenek agak bawel. Makanya dia suka nanya ke petugas yang hilir mudik di ruang tunggu,” katanya Sengky menceritakan ucapan nenek itu.
Meski demikian, sekalipun bertanya, namun petugas itu tak membentak atau marah seperti yang diceritakan di medsos. “Memang diakui ada nada tinggi, tapi kata si nenek itu bukan ekspresi marah, melainkan menjawab. Terlebih si petugas itu tersenyum,” ucapnya.
Termasuk soal keluhan mendapatkan pelayanan lama dibandingkan urutan nomor, Sengky mengatakan, pihaknya terpaksa mengabaikan nomor demi mempercepat pelayanan. “Karena itu waktu sudah mau pulang. Makanya dipercepat, alhasil sisa berkas ada kita bagi. Contoh, 20 berkas kita bagi empat petugas, jadi satu petugas lima berkas,” ucapnya.
Selain mendatangi Oetjoe Dharmadi dan Lie Mer Tja, Sengky juga mendatangi Ferren yang pertama kali menggunggah buruknya pelayanan itu. Dalam kasus itu, Ferren mengakui bahwa itu semua curhatan semata. Saat mendatangi kantor Imigrasi, dirinya hendak membantu orang tuanya.
“Nah kami tanyakan soal bentakan itu, Ferren mengakui tak mendengar langsung. Ia pun menjelaskan hanya mengira,” ucap Ferren yang datang ke Kantor Imigrasi pada Minggu (20/5/2018) bersama dengan pacarnya yang mengaku wartawan televisi.
Ferren mengaku tak menyangka postingannya itu menjadi viral dan di sebar ke sejumlah medsos oleh tokoh penting, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Karena itu, setelah melihat ada perbedaan, Ferren meminta maaf.( Baca: Kantor Imgrasi Jakarta Barat Belum Ramah untuk Lansia )
“Dia mengaku salah, dan curhat. Dia juga meminta maaf ke semua pihak tidak akan menyebarkan ini,” ucap Sengky. Meskipun hoaks tersebut menyebar luas dan merugikan pihaknya. Namun Sengky enggan melaporkan ke pihak polisi, dan memilih menyelesaikan secara musyawarah.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat, Rahmatun Najihah El Hassan mengatakan, Ramadan ini ada perubahan pelayanan mulai dari sebelumnya pukul 07.30-16.00 WIB menjadi pukul 08.00-15.00 WIB.
Dalam pelayanan ini, Rahma mengakui kouta pembuatan paspor seharinya mencapai 390 orang setiap hari. Mereka nantinya dilayani empat loket. “Nah untuk Ramadan ini untuk sementara pelayanan lansia di tiadakan dulu, tapi bukan berarti tidak dilayani. Lansia tetap ada, hanya saja sama dengan masyarakat biasa,” ucapnya.
Dalam kejadian ini, Rahma mengaku pihaknya mengevaluasi kejadian ini. Ia mengatkan ada beberapa pembenahan dalam pelayanan. Salah satunya memaksimalkan akan tetap ramah kepada lansia.
“Tidak ada masalah. Kami sudah bertemu kakek nenek itu, mereka malah aneh karena ada yang beda dari viral di medsos dan aslinya,” ungkap Kabid Lalu Lintas dan Status Imigrasi Jakarta Barat, Felusia Sengky Ratna saat ditemui, Senin (21/5/2018).
Sebelumnya, buruknya pelayanan Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat sempat viral di medsos ketika sejumlah situs medsos dipenuhi postingan ini. Dalam postingan itu, pelayanan Kantor Imigrasi Jakarta Barat dinilai tidak ramah dengan lansia.
Sengky menjelaskan setelah kejadian itu viral di medsos, Jumat, 18 Mei 2018 lalu, pihaknya langsung bergegas mendatangi kedua lansia, Oetjoe Dharmadi dan Lie Mer Tja, yang sempat diceritakan. Keduanya mengakui bahwa cerita pada medsos tidak sesuai dengan keadaan lapangan.
Kala itu, kedua kakek ini mengaku cukup senang dengan pelayanan di Imigrasi Jakarta Barat. Para petugas langsung mengarahkan ke pelayanan dan melakukan pendampingan hingga selesainya sesi wawancara dan foto.
“Hanya saja kami mengunjungi. Si nenek agak bawel. Makanya dia suka nanya ke petugas yang hilir mudik di ruang tunggu,” katanya Sengky menceritakan ucapan nenek itu.
Meski demikian, sekalipun bertanya, namun petugas itu tak membentak atau marah seperti yang diceritakan di medsos. “Memang diakui ada nada tinggi, tapi kata si nenek itu bukan ekspresi marah, melainkan menjawab. Terlebih si petugas itu tersenyum,” ucapnya.
Termasuk soal keluhan mendapatkan pelayanan lama dibandingkan urutan nomor, Sengky mengatakan, pihaknya terpaksa mengabaikan nomor demi mempercepat pelayanan. “Karena itu waktu sudah mau pulang. Makanya dipercepat, alhasil sisa berkas ada kita bagi. Contoh, 20 berkas kita bagi empat petugas, jadi satu petugas lima berkas,” ucapnya.
Selain mendatangi Oetjoe Dharmadi dan Lie Mer Tja, Sengky juga mendatangi Ferren yang pertama kali menggunggah buruknya pelayanan itu. Dalam kasus itu, Ferren mengakui bahwa itu semua curhatan semata. Saat mendatangi kantor Imigrasi, dirinya hendak membantu orang tuanya.
“Nah kami tanyakan soal bentakan itu, Ferren mengakui tak mendengar langsung. Ia pun menjelaskan hanya mengira,” ucap Ferren yang datang ke Kantor Imigrasi pada Minggu (20/5/2018) bersama dengan pacarnya yang mengaku wartawan televisi.
Ferren mengaku tak menyangka postingannya itu menjadi viral dan di sebar ke sejumlah medsos oleh tokoh penting, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Karena itu, setelah melihat ada perbedaan, Ferren meminta maaf.( Baca: Kantor Imgrasi Jakarta Barat Belum Ramah untuk Lansia )
“Dia mengaku salah, dan curhat. Dia juga meminta maaf ke semua pihak tidak akan menyebarkan ini,” ucap Sengky. Meskipun hoaks tersebut menyebar luas dan merugikan pihaknya. Namun Sengky enggan melaporkan ke pihak polisi, dan memilih menyelesaikan secara musyawarah.
Sementara itu, Kepala Seksi Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas 1 Jakarta Barat, Rahmatun Najihah El Hassan mengatakan, Ramadan ini ada perubahan pelayanan mulai dari sebelumnya pukul 07.30-16.00 WIB menjadi pukul 08.00-15.00 WIB.
Dalam pelayanan ini, Rahma mengakui kouta pembuatan paspor seharinya mencapai 390 orang setiap hari. Mereka nantinya dilayani empat loket. “Nah untuk Ramadan ini untuk sementara pelayanan lansia di tiadakan dulu, tapi bukan berarti tidak dilayani. Lansia tetap ada, hanya saja sama dengan masyarakat biasa,” ucapnya.
Dalam kejadian ini, Rahma mengaku pihaknya mengevaluasi kejadian ini. Ia mengatkan ada beberapa pembenahan dalam pelayanan. Salah satunya memaksimalkan akan tetap ramah kepada lansia.
(mhd,ars)