Membangun Depok Berwawasan Lingkungan dan Ramah Keluarga
A
A
A
DEPOK - Di usianya yang ke-19, Kota Depok terus berbenah, salah satunya dengan peningkatan infrastruktur untuk mewujudkan Depok menjadi kota yang aman, nyaman, dan religius.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Depok Manto siap merealisasikan misi Kota Depok dalam pembangunan, berikut wawancaranya.
Berapa total panjang jalan di Depok?
Total jalan kota sepanjang 1.283 km dibagi dalam jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di bidang Binamarga sepanjang 547,63 km.
Bagaimana kondisi jalan yang ada saat ini, yang merupakan milik Kota Depok?
Dari total 547,63 km yang ada di bidang Binamarga, kondisinya saat ini 95% baik. Artinya, kami masih punya pekerjaan rumah sekitar 5% lagi untuk memperbaikinya agar kondisinya baik. Ini ditargetkan bisa selesai tiga tahun ke depan sehingga visi dan misi yang dirancang terwujud dan selesai dikerjakan sesuai target. Setelah selesai selanjutnya sifat perawatan jalan hanya peningkatan. Misalnya dari cor menjadi aspal sehingga kondisinya benar-benar baik.
Berapa panjang jalan yang merupakan jalan lingkungan dan bagaimana kondisinya saat ini?
Total jalan lingkungan panjangnya 735,37 km, ini yang ditangani oleh UPT yang ada di dinas. Bidang ini yang melakukan peningkatan jalan dan drainase. Dari total tersebut, kondisinya 79% baik. Kami akan menyelesaikan 21% yang belum baik kondisinya. Ini juga yang akan kami kejar dalam tiga tahun ke depan. Dengan begitu, nanti bersamaan baik jalan kota dan lingkungan akan menjadi bagus.
Seberapa banyak jalan yang sudah dibeton sampai saat ini?
Sebanyak 90% jalan kota yang sudah dibeton. Dengan demikian, usia jalan bisa lebih panjang dan lama, sekitar 10 tahun. Struktur jalan di Kota Depok sengaja dibuat agar mampu menahan beban hingga maksimal 30 ton sehingga kuat menahan muatan truk. Sifat betonisasi sendiri tahan terhadap air dan tidak mudah rusak saat terkena panas dan hujan. Dengan begitu, ini dapat meminimalisasi perawatan dan perbaikan lanjutan. Beda sifatnya dengan sistem aspal yang memerlukan perawatan khusus. Sifat aspal kalau terkena air hujan akan mudah rusak dan berlubang. Artinya, dengan betonisasi kami melakukan penghematan anggaran dengan sistem betonisasi.
Adakah rencana untuk membangun jalan baru atau jalan alternatif?
Kita akan berupaya membangun jalan tembus Juanda-Cinere. Ini untuk membuka akses bagian barat Depok sehingga kemacetan akan bisa terurai serta ekonomi di wilayah tersebut pun menjadi alternatif baru pelaku usaha. Dengan demikian, Margonda tidak melulu menjadi tujuan utama penanam modal untuk berinvestasi karena Depok di wilayah lain pun masih bisa dikembangkan.
Seperti apa nantinya jalan tembus tersebut?
Rencana pembuatan jalan ini sudah kami kaji sejak dua tahun lalu. Pemerintah pusat juga sudah menyetujui untuk pembangunannya. Teknisnya, jalan ini dibangun berdampingan dengan Tol Cijago, panjang sekitar 7 km. Ini diharapkan bisa mengurai kendaraan yang hendak menuju Cinere tanpa harus melintas di Jalan Raya Sawangan.
Dalam hal penanganan banjir, bagaimana langkah yang dilakukan PUPR Kota Depok?
Tentunya langkah kami adalah melakukan normalisasi setu yang ada di Depok yaitu dengan mengeruk lumpur maupun batu yang ada di kali dan sungai. Ini dilakukan hampir tiap hari. Tujuannya untuk mencegah pendangkalan sehingga tidak terjadi luapan air. Yang sudah kami lakukan adalah normalisasi Kali Enggram, Sawangan Baru, dan Kali Jantung Perum Tirta Mandala, Cilodong. Ini dilakukan sekitar satu bulan. Dengan menggunakan alat pengeruk untuk mengangkat material yang ada.
Apa yang akan dilakukan Pemkot untuk Setu Rawa Besar?
Kami tentunya akan terus melakukan penataan Setu Rawa Besar dan dalam pelaksanaannya kami memerlukan dukungan alat berat jenis amfibi agar pekerjaan lebih cepat selesai. Rencana penataan dilakukan pada 2019. Tahap awal tentunya dengan normalisasi. Sebelumnya kami mengajukan surat permohonan alat berat.
Memerlukan waktu berapa lama untuk hal itu?
Untuk Setu Rawa Besar sendiri terakhir dinormalisasi pada 2015. Dengan begitu, diperkirakan butuh waktu 3-54 bulan untuk mengembalikan fungsinya agar setu menjadi ideal sebagai penyangga air. Saat ini sedimen sudah mengendap lagi dan memang harus segera dinormalisasi.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Depok Manto siap merealisasikan misi Kota Depok dalam pembangunan, berikut wawancaranya.
Berapa total panjang jalan di Depok?
Total jalan kota sepanjang 1.283 km dibagi dalam jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di bidang Binamarga sepanjang 547,63 km.
Bagaimana kondisi jalan yang ada saat ini, yang merupakan milik Kota Depok?
Dari total 547,63 km yang ada di bidang Binamarga, kondisinya saat ini 95% baik. Artinya, kami masih punya pekerjaan rumah sekitar 5% lagi untuk memperbaikinya agar kondisinya baik. Ini ditargetkan bisa selesai tiga tahun ke depan sehingga visi dan misi yang dirancang terwujud dan selesai dikerjakan sesuai target. Setelah selesai selanjutnya sifat perawatan jalan hanya peningkatan. Misalnya dari cor menjadi aspal sehingga kondisinya benar-benar baik.
Berapa panjang jalan yang merupakan jalan lingkungan dan bagaimana kondisinya saat ini?
Total jalan lingkungan panjangnya 735,37 km, ini yang ditangani oleh UPT yang ada di dinas. Bidang ini yang melakukan peningkatan jalan dan drainase. Dari total tersebut, kondisinya 79% baik. Kami akan menyelesaikan 21% yang belum baik kondisinya. Ini juga yang akan kami kejar dalam tiga tahun ke depan. Dengan begitu, nanti bersamaan baik jalan kota dan lingkungan akan menjadi bagus.
Seberapa banyak jalan yang sudah dibeton sampai saat ini?
Sebanyak 90% jalan kota yang sudah dibeton. Dengan demikian, usia jalan bisa lebih panjang dan lama, sekitar 10 tahun. Struktur jalan di Kota Depok sengaja dibuat agar mampu menahan beban hingga maksimal 30 ton sehingga kuat menahan muatan truk. Sifat betonisasi sendiri tahan terhadap air dan tidak mudah rusak saat terkena panas dan hujan. Dengan begitu, ini dapat meminimalisasi perawatan dan perbaikan lanjutan. Beda sifatnya dengan sistem aspal yang memerlukan perawatan khusus. Sifat aspal kalau terkena air hujan akan mudah rusak dan berlubang. Artinya, dengan betonisasi kami melakukan penghematan anggaran dengan sistem betonisasi.
Adakah rencana untuk membangun jalan baru atau jalan alternatif?
Kita akan berupaya membangun jalan tembus Juanda-Cinere. Ini untuk membuka akses bagian barat Depok sehingga kemacetan akan bisa terurai serta ekonomi di wilayah tersebut pun menjadi alternatif baru pelaku usaha. Dengan demikian, Margonda tidak melulu menjadi tujuan utama penanam modal untuk berinvestasi karena Depok di wilayah lain pun masih bisa dikembangkan.
Seperti apa nantinya jalan tembus tersebut?
Rencana pembuatan jalan ini sudah kami kaji sejak dua tahun lalu. Pemerintah pusat juga sudah menyetujui untuk pembangunannya. Teknisnya, jalan ini dibangun berdampingan dengan Tol Cijago, panjang sekitar 7 km. Ini diharapkan bisa mengurai kendaraan yang hendak menuju Cinere tanpa harus melintas di Jalan Raya Sawangan.
Dalam hal penanganan banjir, bagaimana langkah yang dilakukan PUPR Kota Depok?
Tentunya langkah kami adalah melakukan normalisasi setu yang ada di Depok yaitu dengan mengeruk lumpur maupun batu yang ada di kali dan sungai. Ini dilakukan hampir tiap hari. Tujuannya untuk mencegah pendangkalan sehingga tidak terjadi luapan air. Yang sudah kami lakukan adalah normalisasi Kali Enggram, Sawangan Baru, dan Kali Jantung Perum Tirta Mandala, Cilodong. Ini dilakukan sekitar satu bulan. Dengan menggunakan alat pengeruk untuk mengangkat material yang ada.
Apa yang akan dilakukan Pemkot untuk Setu Rawa Besar?
Kami tentunya akan terus melakukan penataan Setu Rawa Besar dan dalam pelaksanaannya kami memerlukan dukungan alat berat jenis amfibi agar pekerjaan lebih cepat selesai. Rencana penataan dilakukan pada 2019. Tahap awal tentunya dengan normalisasi. Sebelumnya kami mengajukan surat permohonan alat berat.
Memerlukan waktu berapa lama untuk hal itu?
Untuk Setu Rawa Besar sendiri terakhir dinormalisasi pada 2015. Dengan begitu, diperkirakan butuh waktu 3-54 bulan untuk mengembalikan fungsinya agar setu menjadi ideal sebagai penyangga air. Saat ini sedimen sudah mengendap lagi dan memang harus segera dinormalisasi.
(nfl)