DKI Miliki 1.143 Tempat Pengisian Bahan Bakar Listrik
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.143 Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) sudah tersedia di Jakarta. Penggunaan kendaraan listrik di Jakarta bisa dilakukan asal dapat menunggu waktu lama pengisian.
Kepala Bidang pengelolaan energi Listrik, Minyak dan Gas Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Edward Napitupulu mengatakan, pada 2017 lalu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah membangun 1.143 SPLU yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Menurutnya, SPLU yang mayoritas berada di lokasi ramai pinggir jalan seperti tempat pedagang berjualan, taman dan sebagainya itu sudah bisa digunakan.
Namun, kata Edward, untuk kendaraan roda empat atau lebih yang ingin melakukan pengisian di SPLU membutuhkan minimal sekitar 4-5 jam. Itu pun hanya dilakukan ditempat yang setidaknya tidak menggangu mobilitas masyarakat lainnya. Seperti di Gedung PLN Gambir, Monas dan di Kementrian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM).
"Pada tahun ini rencananya PLN juga membangun 1000 SPLU di Jakarta. karena tahun ini PLN akan mengeluarkan sepeda motor listrik. Kalau mobil kan kan aki atau daya cukup besar. Jadi kalau yang punya mobil mau nunggu lama untuk ngisi bisa aja," kata Edward saat dihubungi, kemarin.
Edward menjelaskan, untuk mendukung perhelatan Asian Games 2018 Agustus mendatang, pihaknya memang telah mendapatkan hibah dari PLN sebanyak 35 titik SPLU. Nantinya, 35 titik SPLU tersebut akan dibangun di sekitar perhelatan Asian Games 2018.
Kendati demikian, lanjut Edward, SPLU yang sudah bisa digunakan saat Asian Games itu hanya mampu memiliki daya untuk pengisian pengisian laptop dan telepon genggam saja. Padahal, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menginginkan agar saat perhelatan Asian Games dimulai, bus listrik bisa beroperasi. Setidaknya di area Asian Games sebagai show case terlebih dahulu.
"Kami akan berkordinasi dahulu dengan PT Transportasi Jakarta dan PLN untuk penyediaan SPLU khusus bus listrik di area Asian Games," ujarnya.
Kepala Humas PT Transportasi Jakarta, Wibowo menuturkan, pengunaan bus listrik di Jakarta masih dikaji. Mulai dari infrastruktur, bus, hingga suku cadangnya seperti apa yang disampaikan Wakil Gubernur Sandiaga.
"Kami masih lakukan kajian dan menunggu hasilnya untuk dapat memastikan apakah bisa atau tidak bus listrik menjadi show case saat Asian Games 2018 mendatang," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengapresiasi terobosan yang dilakukan pemerintah perihal penggunaan bus listrik di Jakarta. Namun tentunya masih banyak pekerjaan rumah yang harus disiapkan terlebih dahulu.
Di antaranya yaitu, waktu penggunaan bus harus lebih lama daripada waktu pengisian, idealnya 12 jam operasional; Waktu pengisian yang 4 jam harus lebih diperpendek. Menurutnya, terlalu lama pengisian tentunya akan menjadi tidak efektif; lokasi pengisian listrikharus didukunh dengan ketersediaan lahan parkir bus dan tempat pengisian ulang baterai.
"Apakah Jakarta sudah memiliki rencana induk pengembangan transportasi umum dan pribadi bertenaga listrik?, itu semua harus disiapkan terlebih dahulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya sudah meminta PT Transportasi Jakarta agar segera berkoordinasi dengan vendor perihal pengadaan bus listrik. Dia berharap, pada perhelatan Asian Games 2018, agustus mendatang, bus listrik bisa menjadi show case.
"Presiden menunjukkan bahwa Shenzhen sudah 100 persen listrik dan kita ingin di Jakarta juga punya sesuatu yang bahwa kita mulai shifting ke angkutan yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Kepala Bidang pengelolaan energi Listrik, Minyak dan Gas Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Edward Napitupulu mengatakan, pada 2017 lalu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah membangun 1.143 SPLU yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Menurutnya, SPLU yang mayoritas berada di lokasi ramai pinggir jalan seperti tempat pedagang berjualan, taman dan sebagainya itu sudah bisa digunakan.
Namun, kata Edward, untuk kendaraan roda empat atau lebih yang ingin melakukan pengisian di SPLU membutuhkan minimal sekitar 4-5 jam. Itu pun hanya dilakukan ditempat yang setidaknya tidak menggangu mobilitas masyarakat lainnya. Seperti di Gedung PLN Gambir, Monas dan di Kementrian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM).
"Pada tahun ini rencananya PLN juga membangun 1000 SPLU di Jakarta. karena tahun ini PLN akan mengeluarkan sepeda motor listrik. Kalau mobil kan kan aki atau daya cukup besar. Jadi kalau yang punya mobil mau nunggu lama untuk ngisi bisa aja," kata Edward saat dihubungi, kemarin.
Edward menjelaskan, untuk mendukung perhelatan Asian Games 2018 Agustus mendatang, pihaknya memang telah mendapatkan hibah dari PLN sebanyak 35 titik SPLU. Nantinya, 35 titik SPLU tersebut akan dibangun di sekitar perhelatan Asian Games 2018.
Kendati demikian, lanjut Edward, SPLU yang sudah bisa digunakan saat Asian Games itu hanya mampu memiliki daya untuk pengisian pengisian laptop dan telepon genggam saja. Padahal, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menginginkan agar saat perhelatan Asian Games dimulai, bus listrik bisa beroperasi. Setidaknya di area Asian Games sebagai show case terlebih dahulu.
"Kami akan berkordinasi dahulu dengan PT Transportasi Jakarta dan PLN untuk penyediaan SPLU khusus bus listrik di area Asian Games," ujarnya.
Kepala Humas PT Transportasi Jakarta, Wibowo menuturkan, pengunaan bus listrik di Jakarta masih dikaji. Mulai dari infrastruktur, bus, hingga suku cadangnya seperti apa yang disampaikan Wakil Gubernur Sandiaga.
"Kami masih lakukan kajian dan menunggu hasilnya untuk dapat memastikan apakah bisa atau tidak bus listrik menjadi show case saat Asian Games 2018 mendatang," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengapresiasi terobosan yang dilakukan pemerintah perihal penggunaan bus listrik di Jakarta. Namun tentunya masih banyak pekerjaan rumah yang harus disiapkan terlebih dahulu.
Di antaranya yaitu, waktu penggunaan bus harus lebih lama daripada waktu pengisian, idealnya 12 jam operasional; Waktu pengisian yang 4 jam harus lebih diperpendek. Menurutnya, terlalu lama pengisian tentunya akan menjadi tidak efektif; lokasi pengisian listrikharus didukunh dengan ketersediaan lahan parkir bus dan tempat pengisian ulang baterai.
"Apakah Jakarta sudah memiliki rencana induk pengembangan transportasi umum dan pribadi bertenaga listrik?, itu semua harus disiapkan terlebih dahulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya sudah meminta PT Transportasi Jakarta agar segera berkoordinasi dengan vendor perihal pengadaan bus listrik. Dia berharap, pada perhelatan Asian Games 2018, agustus mendatang, bus listrik bisa menjadi show case.
"Presiden menunjukkan bahwa Shenzhen sudah 100 persen listrik dan kita ingin di Jakarta juga punya sesuatu yang bahwa kita mulai shifting ke angkutan yang ramah lingkungan," ungkapnya.
(mhd)