Ormas Sayangkan Kasus Dugaan Persekusi di CFD Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Aksi persekusi yang diduga terjadi di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan MH Thamrin, Jakarta, disayangkan sejumlah organisasi masyarakat (ormas). Karena, CFD seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan hidup, olah raga, seni dan budaya, bukan seperti yang terjadi pada minggu lalu.
Maka itu, sejumlah organisasi masyarakat (ormas), komunitas dan aktivis mendeklarasikan gerakan #AksiNyataUntukIndonesia di sebuah hotel di kawasan Keramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
"Kegiatan ini sejak awal bertentangan dengan Pergub Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD)," kata Agus Hari Hadi, akademisi pada sebuah perguruan tinggi swasta dalam deklarasi #AksiNyataUntukIndonesia dalam keterangan persnya.
Dia menyayangkan kasus persekusi tersebut. "Sekelompok orang dengan kaos #GantiPresiden2019 dalam kegiatan tersebut melakukan perilaku Diskriminasi, Intimidasi dan Persekusi terhadap kelompok yang berseberangan pendapat," sebut Agus.
Dia mengajak untuk saling menghargai hak asasi dan perbedaan pandangan antar anak bangsa dengan tidak mendiskriminasi yang menyudutkan salah satu kelompok atau golongan manapun.
"Melakukan refleksi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa sesuai dengan Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi," ungkap Agus.
Agus menambahkan, gerakan ini didukung oleh tokoh nasional yang prihatin atas kejadian intimidasi dan persekusi di CFD. Mereka adalah Jimly Asshiddiqie, Adnan (FNJI), J kristiadi (Peneliti CSIS), Bambang DH (Mantan Walikota Surabaya), Marlina Irwanti (Anggota DPR RI), Nevi Marlina (Pengusaha/aktifis), KH Ahmad Bagdja (Tokoh Agama).
Maka itu, sejumlah organisasi masyarakat (ormas), komunitas dan aktivis mendeklarasikan gerakan #AksiNyataUntukIndonesia di sebuah hotel di kawasan Keramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
"Kegiatan ini sejak awal bertentangan dengan Pergub Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD)," kata Agus Hari Hadi, akademisi pada sebuah perguruan tinggi swasta dalam deklarasi #AksiNyataUntukIndonesia dalam keterangan persnya.
Dia menyayangkan kasus persekusi tersebut. "Sekelompok orang dengan kaos #GantiPresiden2019 dalam kegiatan tersebut melakukan perilaku Diskriminasi, Intimidasi dan Persekusi terhadap kelompok yang berseberangan pendapat," sebut Agus.
Dia mengajak untuk saling menghargai hak asasi dan perbedaan pandangan antar anak bangsa dengan tidak mendiskriminasi yang menyudutkan salah satu kelompok atau golongan manapun.
"Melakukan refleksi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa sesuai dengan Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi," ungkap Agus.
Agus menambahkan, gerakan ini didukung oleh tokoh nasional yang prihatin atas kejadian intimidasi dan persekusi di CFD. Mereka adalah Jimly Asshiddiqie, Adnan (FNJI), J kristiadi (Peneliti CSIS), Bambang DH (Mantan Walikota Surabaya), Marlina Irwanti (Anggota DPR RI), Nevi Marlina (Pengusaha/aktifis), KH Ahmad Bagdja (Tokoh Agama).
(mhd)